Bewitched

Bewitched

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-08-31
Oleh:  fairytaleOngoing
Bahasa: English
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
17Bab
2.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Two decades earlier, the realms of the Four Courts waged war against the covens of witches. Neither side would yield, though both were bleeding themselves dry in a war that spanned five brutal years. The Courts relied on their noble bloodlines, the witches on their wild and ancient spells. Each skirmish ended in ash, with neither enemy capable of breaking the other. Then a sorcerer from the Courts revealed a weapon: an octagonal crystal forged from eight different stones, each carved from the essence of a court. On the battlefield, before witches or nobles could comprehend what was happening, the crystal ignited. A blinding eruption of light burst forth, eight rays fusing into one unbearable brilliance. It was not merely sight that was torn away in that flash — but power, essence, and soul. Both Courts and witches alike fell, drained of the magic that had defined them. When the light faded, the battlefield lay silent under a sky of glittering dust. The enchantments were gone. The witches’ spellcraft, the courts’ line-born sorcery — extinguished forever. Neither side had won. Both had lost. And magic never returned.

Lihat lebih banyak

Bab 1

PROLOGUE

Dor!

Suara dentuman keras disertai lesatan peluru menembus tubuh seorang gadis bernama Sua Luqi di tengah hiruk pikuk medan peperangan.

"Aaaaagh!" jerit gadis itu terjatuh.

Darah mengalir dari luka di dadanya, dengan kesakitan yang mendera. Hampir mengenai jantung. Ia berusaha untuk bangkit, menggerakkan tubuhnya yang lemas. Suasana semakin tegang dengan suara lolong dan teriakan prajurit yang terdengar berbaur dengan suara tembakan senjata api. Saat itu, pikiran Sua berkelana ke momen-momen tenang sebelum peperangan.

Sebelum semua ini, Sua adalah seorang mahasiswa jenius yang telah mendapat julukan Master Herbalis di negaranya. Sua dikenal karena kecintaannya pada tanaman obat dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai ramuan dan pil. Dia juga memiliki ketangkasan yang luar biasa, mampu bergerak lincah di antara tanaman-tanaman liar di hutan, menjadikannya tidak hanya pandai tetapi juga terampil. Dalam beberapa waktu sebelum perang, ia juga sempat belajar tentang titik akupuntur dan membuka pengobatan gratis untuk rakyat jelata.

Ketika peperangan mulai pecah akibat konflik antara pemerintah dan pemberontak yang ingin menggulingkan kekuasaan, Sua merasa dipanggil untuk bertindak. Ia bergabung dengan kelompok medis militer, bertekad untuk membantu menyelamatkan nyawa di medan perang yang mengerikan. Bersama tim medisnya, Sua merawat prajurit yang terluka, menggunakan keterampilan herbalnya untuk meredakan sakit, dan dalam beberapa kesempatan, mempertaruhkan nyawanya untuk membantu orang lain.

Namun, takdir berkata lain. Di tengah pertempuran yang brutal melawan pemberontak, sebuah peluru menghantam dadanya, menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan menggemparkan jiwa.

"Tidak, Aku tidak bisa mati di sini!"

Sepasang kaki bersepatu hitam mengkilap datang ke hadapan Sua yang sedang terkapar tengkurap di tanah. Sua yakin, bahwa orang itu yang telah menembaknya. Pandanganya perlahan memandang ke atas.

"Bian Yu!"

Suatu keterkejutan yang luar biasa bagi Sua. Bian Yu, kekasihnya, menggenggam sebuah pistol menatap dingin ke arahnya.

Suara pertempuran semakin menghilang, dan dengan satu usaha terakhir, Sua berusaha untuk bergerak, tetapi tubuhnya ambruk. Ia terjatuh, dunia di sekelilingnya pun menjadi gelap.

Tiba-tiba, Sua terbangun di suasana yang sangat berbeda. Tidak ada suara tembakan, tidak ada teriakan kesakitan. Ia membuka mata dan menemukan dirinya di tepi sungai yang tenang, dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun. Suara gemericik air dan kicauan burung menciptakan suasana damai yang kontras dengan pengalaman pahit yang baru saja dilaluinya.

Ketika membangkitkan tubuhnya yang lemah, ia terkejut melihat wajah seorang gadis muda buruk rupa yang terpancar dari air sungai. Gadis itu mengenakan gaun khas kuno yang sederhana, kotor, dan berantakan. Ia juga mendapati bintik-bintik merah yang sedikit mengeluarkan nanah di tubuhnya. Sua melihat lebih dekat, ia menyadari itu adalah dirinya sendiri.

"Apa yang terjadi?" ujar Sua lirih sembari memegang kedua pipi.

Sekali lagi, ingatan bertubrukan dalam pikirannya. Kepala Sua berdenyut hebat merasakan bayang-bayang ingatan sang pemilik tubuh yang malang.

Dua pengawal menyeret dan mendorongnya jatuh tersungkur ke tanah, membuat debu-debu beterbangan di sekeliling. Dalam kepanikan, ia berusaha bangkit dan mendongakkan kepala. Ia tertegun melihat seorang lelaki berdiri angkuh di hadapannya, menggandeng mesra seorang gadis, seolah-olah semua ini adalah hal yang biasa.

“Liu Chang Hai!” seru sang pemilik tubuh, suaranya bergetar antara kecewa dan putus asa.

Dia merasa terkejut dan hatinya hancur ketika melihat tunangannya ternyata terlibat dalam hubungan gelap dengan sang adik. Rasa tidak percaya dan sakit hati mengguncang batinnya. Sementara wajahnya memucat dan tatapan matanya dipenuhi kebingungan dengan luka yang mendalam. Seolah dunia di sekelilingnya runtuh seketika.

Lelaki bernama Liu Chang itu, berjongkok menarik kuat rambutnya. "Kau yang buruk rupa, tak lagi pantas bersanding denganku!" Semakin kuat cengkeraman lelaki itu, lalu menghantamkan wajah sang pemilik tubuh hingga kepalanya membentur batu sangat keras.

Sekali lagi, Liu Chang menjambak kuat rambut sang pemilik tubuh. Kepalanya terdongak dengan darah yang mengalir deras dari dahi. Pandangannya kabur disertai rasa sakit yang luar biasa di kepala.

"Kau harus mati hari ini, sehingga aku bisa menikahi adikmu dan menjadi menantu perdana menteri." Suara begitu menekan dan keras terus menggema dalam benak Sua, mengingatkan gadis itu pada sesosok pria yang telah menembaknya, Bian Yu.

Sakit dan terasa nyeri di dada. Sua bangkit terhuyung menyandarkan dirinya di bawah sebuah pohon besar yang rindang. Sekejap, ia memejamkan mata. Muncul kembali ingatan masa lalu sang pemilik tubuh.

Dia bernama Sua Linjin Feng, seorang gadis yang cantik jelita, pendiam, lugu, dan polos. Saat ini, usianya telah menginjak 18 tahun. Ia merupakan puteri sulung dari istri sah pertama perdana menteri, memiliki seorang adik laki-laki bernama Zihan Feng (13 tahun), dan adik tiri perempuan beda ibu bernama Cai Ji Feng (17 tahun).

Cai Ji adalah anak hasil hubungan gelap antara perdana mentri dan pelayannya. Hal ini membuat dirinya tidak terlalu diperhatikan, sehingga gadis itu merasa iri kepada sang kakak.

Bahkan, ada sebuah rumor yang mengatakan, bahwa sang putera mahkota jatuh cinta kepada Sua pada pandangan pertama karena kecantikannya. Sayangnya, dia harus mengasingkan diri mengatasi krisis di wilayah pelosok sebagai bentuk hukuman karena berani mengganggu selir kaisar.

Sua yang lugu dan polos jatuh cinta pada pujangga muda lulusan sarjana sastra. Ia terpikat oleh rayuan dan kata-kata indah dari seorang pemuda dari kalangan bangsawan bernama Liu Chang.

Rasa iri dalam diri Cai Ji menggerogoti hati. Dia mencampurkan racun bubuk gatal secara diam-diam pada setiap makanan yang akan dimakan oleh Sua. Hal ini menyebabkan seluruh permukaan kulit di tubuh Sua terasa mendidih dan meletup-letup. Bintik-bintik merah bernanah meletup membuat rasa gatal yang tak tertahankan. Racun itu juga menyebabkan Sua menjadi lemah dan rentan terhadap penyakit.

Awal penderitaan Sua pun di mulai. Dua hari sebelum pernikahannya, tak disangka, Liu Chang yang merupakan calon suaminya, secara terang terangan menyatakan hubungannya dengan sang adik. Kemudian, lelaki itu membunuh Sua dan membuang mayatnya ke sungai.

Arus deras membawa tubuh Sua selama tiga hari hingga ke hutan dekat perbatasan kerajaan. Kini, ia terbangun dengan jiwa yang berbeda bersandar menatap dedaunan kering yang berguguran.

Sua mengambil napas dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan. Sekarang, dia benar-benar paham apa yang telah terjadi "Sungguh gadis yang malang, sama seperti nasibku yang tragis," gumamnya menatap punggung tangan yang di sana terdapat bintik-bintik merah menguasai permukaan kulitnya. Cacing-cacing dalam perutnya pun bergejolak menuntut hak mereka.

"Aku sangat lapar," rintih Sua bangkit tertatih, sambil memegang perutnya. Ia melangkah gontai menelusuri hutan mengumpulkan makanan dan tanaman-tanaman obat.

Ketika hari menjelang malam, Sua kembali beristirahat di bawah pohon besar. Tiba-tiba, dia mendengar suara derap langkah beberapa orang. Ia pun bersembunyi di balik pohon besar itu melihat beberapa orang berpakaian serba hitam tampak sedang mengejar seseorang.

“Pembunuh bayaran?” gumam Sua bertanya-tanya dalam benaknya.

Tak disangka, di sisi Sua ada sesosok lelaki yang juga sedang bersembunyi. Lelaki itu tiba-tiba memeluk Sua dari belakang dengan napas terengah-engah.

Keadaan ini membuat Sua terperanjat. Gadis itu membalikan badan dan mendapati wajah si lelaki memerah, matanya berkilau namun terlihat setengah linglung.

"Si-siapa kau?" tanya Sua.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Tidak ada komentar
17 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status