Matahari sudah tinggi saat Clarisa Shen datang ke perusahaan Jiang Group, dan menunggu untuk dipanggil wawancara oleh pihak rekrutmen, dengan sedikit gelisah Clarisa Shen duduk menunggu di panggil.
" Nomor 203 Clarisa Shen".
setelah di panggil Clarisa Shen bangkit dari tempat duduknya, dia melangkahkan kakinya menuju pintu masuk ruangan wawancara.
Setelah wawancara berlangsung agak lama Clarisa Shen pun keluar dengan sedikit menundukkan kepala, Clarisa tidak menyangka jika dirinya bisa lolos, dan di terima bekerja di perusahaan besar ini.Dia berjalan dengan girang hingga tidak melihat presdir, dia menabraknya hingga terjatuh. Saat Clarisa Shen meringis kesakitan, disaat itu pula dia melihat tatapan mata yang sangat dingin, sepasang manik berwarna hijau zamrud itu menatap wajah Clarisa.
Clarisa juga menatap wajah Lukas Jiang, dia terpesona oleh ketampanan nya dan juga kaget. Betapa tidak? Wajah Lukas benar-benar mirip dengan wajah putra sulung nya Conan, benar-benar bagai pinang di belah dua.
Mungkin Conan adalah versi mini dari Lukas sungguh terkesan dingin. Clarisa merasakan aura di sekitarnya seakan mencekam atas kejadian tersebut.
Namun tidak dipungkiri Clarisa Shen saat berhadapan dengan Lukas Jiang jantungnya berdebar-debar, dan ketika Clarisa menghirup aroma di tubuh Lukas, dia merasa aroma nya sangat familier bagi Clarisa Shen.
Saat Clarisa membayangkan nya, seketika bayangan itu menghilang, karena seseorang memanggilnya.
"Nona Anda tidak apa-apa?" Seorang pria menghampirinya. Ya, dia adalah Jay seorang sekretaris, dan asisten pribadi Lukas.
Clarisa masih termangu mencerna apa yang terjadi di hadapan nya pun tersadar, "aarrhhh...iya saya baik-baik saja!" Clarisa mencoba bangkit dengan di bantu asisten Lukas Jiang.
"Saya minta maaf karna sudah menabrak Anda! Sambil membungkuk kan tubuh nya Clarisa Shen meminta maaf. Namun Lukas tidak berkata apa-apa.
Sejenak Lukas Jiang merasa familier dengan kehadiran Clarisa Shen, dia merasa tidak asing dengan tubuh ini, dalam benak nya bertanya siapa wanita ini?
Namun dia yang selalu terlihat tenang dan bersikap dingin tidak terlalu memikirkannya, Lukas beranjak meninggalkan Clarisa di sana. Lukas menaiki lift. Jay menekan lantai paling atas untuk menuju ruangan presdir dimana Lukas harusnya berada.
Clarisa Shen masih membeku, seperti kehilangan akal, dia masih kebingungan dengan apa yang terjadi, tiba-tiba ponselnya berdering dia pun tersadar dari lamunannya.
"Christian ya, ada apa?" tanya Clarisa
"Ibu bagaimana wawancaranya, apakah semuanya lancar? apakah ibu berhasil?" Christian dengan bersemangat bertanya pada Clarisa
Clarisa Shen menghela nafasnya dengan berat seraya berkata "Hmmm...bagaimana ya ibu menjelaskannya?" Clarisa sedikit menggoda putranya.
"Apakah wawancaranya sulit?" Tidak apa-apa ibu jangan bersedih, kami berdua masih bisa menafkahimu, jadi jangan khawatir jika kau tidak dapat bekerja" Christian mencoba menghibur ibunya.
Clarisa sedikit tersenyum saat mendengar putra nya berbicara seperti itu padanya.
"Ibu akan segera pulang ayo kita makan siang bersama diluar, bicara pada Conan tidak perlu memasak makan siang!" ucap Clarisa"Lalu apakah ibu benar-benar tidak diterima di perusahaan itu?" Christian kembali bertanya pada ibu nya.
"Jangan terlalu banyak berpikir karna ibu mulai besok sudah bisa bekerja di perusahaan Jiang Group!" dengan senang Clarisa memberitahu putra nya
"APA... selamat ibu, aku sudah merasa jika ibu akan berhasil. ini adalah hari keberuntungan mu ibu" Christian juga ikut berbahagia mendengarnya
"Ya sudah ibu tutup teleponnya ya. Sampai jumpa dirumah." Ucap Clarisa.
Conan sedang mengerjakan pekerjaannya di dalam kamarnya, tiba-tiba Christian berteriak,
"Conan, wawancara kerja ibu berhasil dan ibu akan mulai bekerja besok, apa kau senang? terang Christian
"Hmmm..." Conan hanya menganggukkan kepalanya
"hanya itu jawabanmu?" Christian sedikit kesal dibuatnya
"Ya"
Christian lalu melirik, menghampiri Conan, melihat apa yang dikerjakan Conan.
"Apa yang sedang kau kerjakan?"
"Aku hanya sedang melihat-lihat pesan yang masuk padaku" Conan seraya menunjukkan pesan- pesan itu pada Christian.
"ada permintaan perpanjangan kontrak juga?" apakah kau akan menerima nya?" tanya Christian
"Entahlah, aku masih memikirkan nya, lalu bagaimana denganmu? apakah kau ingin memperbaharui kontrak?" Conan bertanya balik
"Entahlah, sepertinya aku ingin istirahat dulu" ucap Christian
"Ah ya benar, ayo bersiap-siap sebentar lagi ibu akan datang dan akan mengajak kita makan siang diluar"
"Kakak kita harus merayakan keberhasilan ibu, apakah kita perlu membawa ibu ke restoran mewah di sini?" Christian sedikit bersemangat, dia pun segera mencari-cari tempat restorannya.
Setelah Christian melihat-lihat rekomendasi beberapa restoran, dia pun meminta pendapat Conan, dan Conan pun memilih satu restoran mewah dan membuat reservasi untuk 3 orang.
Setelah mereka berdua selesai berganti pakaian, mereka berdua mengenakan pakaian kasual. Mereka terlihat sangat tampan, mereka tidak terlihat seperti anak usia 9 tahun, karna bentuk badan mereka cukup proporsional untuk seusia mereka. Saat Clarisa Shen sampai dirumah dia terpesona melihat gaya kedua putra nya yang sangat tampan itu, lalu dia berkata"kalian masih terlalu kecil untuk bergaya seperti orang dewasa, bergaya lah sesuai umur kalian" ucap nya
"Aku sudah besar Bu, walaupun usiaku baru 9 tahun tapi aku dan Conan sudah lulus dari universitas, jadi jangan remehkan kami berdua Bu!” Christian merasa sedikit kesal karena Clarisa selalu menganggapnya anak kecil.
Seperti biasa nya Conan terlihat tenang seperti air, dia hanya melirik tanpa berbicara sepatah kata pun.
"Sudah-sudah kalau begitu ibu pergi mandi dulu lalu siap- siap untuk pergi makan bersama kalian Ok..." Clarisa pergi menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
"Ya" Ucap Christian
Clarisa Shen selesai mandi dan dia pun sedikit merias wajahnya agar kelihatan cantik, namun sebenarnya wajah Clarisa Shen tanpa riasan make up pun dia sudah sangat cantik.
Dia mengenakan gaun selutut dengan warna putih selaras dengan pakaian kasual kedua putranya, dia benar-benar terlihat sangat cantik, Clarisa begitu anggun ketika mengenakan gaun itu, di lehernya terpasang liontin yang sangat indah, dan liontin itu adalah peninggalan satu-satunya dari ibu nya yang sudah meninggal.
Rambutnya yang indah semakin menambah keanggunan nya, Clarisa seperti putri bangsawan. Clarisa sungguh pandai merias diri.
Clarisa Shen pun keluar menemui kedua putra nya, dan mengajak mereka pergi.
"Wah...ibu memang sangat cantik, apalagi jika memakai riasan tidak ada yang bisa menandingi kecantikanmu ibu, aku berani bersumpah sungguh ibu sangat cantik hari ini" seru Christian
"Christian kamu pintar sekali merayu, kau belajar dari mana nak kata-kata itu" Clarisa Shen tertawa, dia tidak berpikir jika Christian bisa berbicara seperti itu, melihat Christian tertawa membuat hatinya merasa hangat.
Namun berbanding terbalik dengan Conan, bahkan dia sama sekali tidak pernah menunjuk kan ekspresi nya, dia jarang sekali tersenyum, dia selalu bersikap dingin pada orang lain? Jika Christian ceria seperti Clarisa, maka Conan menuruni sifat dari ayah nya yang tidak tahu siapa?
seraya menunggu taksi yang sudah di pesan mereka menunggu di lobi gedung, Conan dengan santai nya duduk di sofa yang di sediakan oleh pihak gedung.
Sesekali Conan melirik sekitarnya, orang-orang bereaksi seperti tidak punya akal, semua mata tertuju pada dua anak itu, Clarisa juga tak luput dari tatapan semua orang.
Mereka bertiga terlihat seperti boneka. setelah 5 menit menunggu akhirnya mereka pun pergi menuju restoran yang sudah di pesan sebelumnya, setelah meninggalkan lobi bayangan taksi pun tertelan jalanan yang ramai.
Setelah sampai disalah satu restoran mewah di kawasan Jincheng mereka turun dari taksi, Clarisa Shen bertanya, “kenapa membawa ibu ke tempat seperti ini, ini terlalu mahal nak!” "Apa yang ibu katakan? ini tidaklah mahal!" tegas Christian "Apanya yang tidak mahal, kau bisa lihat bagaimana suasana, dan kualitas luarnya saja sudah seperti ini bagaimana suasana didalam-Nya." Clarisa sedikit khawatir Conan melangkah pergi meninggalkan saudara dan ibunya yang masih berdebat diluar, dan melangkah masuk menuju meja resepsionis untuk bertanya tentang dimana ruangan yang sudah di reservasi olehnya. Sedangkan Christian masih berusaha meyakinkan ibu nya bahwa mereka membawa ibunya kesini, untuk merayakan keberhasilan ibunya karna mendapatkan pekerjaan yang diimpikan oleh ibunya. "Bu, ayo kita masuk jangan khawatir uang kami tak kan habis jika makan di restoran ini, ayo masuk!" Seru Christian. Clarisa merasa terharu atas tindakkan kedua putr
Setelah mendapat kabar bahwa Elaine Chu berselingkuh bersama pria lain. Lukas Jiang langsung menemui Elaine, dan seluruh keluarga Chu. Lukas yang tadinya masih menghormati keluarga Chu kini semakin jijik terhadap mereka terutama pada Elaine Chu. Lukas Jiang tidak menampar, ataupun memaki Elaine Chu atas kelakuannya. Namun Lukas memberikan perjanjian cerai kepada Elaine Chu, di hadapan semua keluarga Chu. Lukas dengan dingin memberi perintah pada Jay, “Jay berikan dokumennya kepada wanita itu, dan cepatlah untuk menandatanganinya.” "Baik, silakan nyonya, maaf silakan nona Elaine Chu.” Jay memberikan dokumen perceraian itu kepada Elaine Chu. dengan tangan gemetar Elaine Chu menerimanya. Elaine Chu membaca semua isi dalam dokumennya, dan dia langsung tersungkur karna dalam perjanjiannya, Elaine Chu tidak akan mendapatkan uang sepeser pun karna Elaine Chu lah yang berkhianat kepada Lukas Jiang. Lukas tidak memberi toleransi apa pun kepada k
Conan bertanya, “Christian apa kau sudah membangunkan ibu?” Christian menjawab, “Ya, aku sudah membangunkannya!” “Conan hari ini karna ibu pergi bekerja bagaimana kalau kita pergi? Conan berkata, “Ya, nanti kita pikirkan!” “Pagi...” ucap Clarisa. “Pagi ibu, apakah tidurmu nyenyak?” Christian bertanya. “Hmmm...ibu tidak bisa tidur karna hari ini hari pertama ibu kembali bekerja.” Ungkap Clarisa. “Semoga harimu baik ibu.” “Semoga kau mendapat rekan kerja yang baik!” ucap Christian. “ayo cepat habiskan sarapanmu ibu. Oh ya Ibu, aku dan Conan akan pergi jalan-jalan apakah boleh?” Christian kembali bertanya. "Kalian akan pergi ke mana?" "Kami akan pergi ke tempat bermain ibu!” Jawab Christian. “Hmmmpppttt...hati-hati saat berjalan-jalan, jangan berbuat hal yang tidak-tidak mengerti!” "Mengerti Bu!” dengan lantang Christian berkata. Clarisa Shen pergi menuju t
Nyonya Jiang terkejut saat melihat Conan, karna Conan sangat mirip dengan Putranya Lukas Jiang, fitur wajah yang sangat tegas, dan anggun itu ya, itu milik Lukas Jiang. Nyonya Jiang bergumam. “apakah anak ini adalah anak Lukas Jiang yang tidak aku ketahui?” Nyonya Jiang bertanya pada Conan. "Nak, siapa namamu? Conan hanya melirik nya dan berkata dengan acuh. “Conan Shen" "Conan Shen. Ibumu namanya siapa?” Conan kembali meliriknya dan menatapnya bingung, dia menjawab. "Clarisa Shen" "Clarisa Shen. Lalu ayahmu siapa?” Nyonya Jiang kembali bertanya. Tatapan Conan Langsung meredup, seraya berkata. "kami tidak memilikinya!" Nyonya Jiang merasa sedikit bersalah. "Conan apakah kau sudah selesai? “ayo kita pulang!" Seru Christian. "Ya." Conan menjawab. Christian kembali bertanya. "Conan ini, mereka siapa?" "Entahlah aku pun tidak mengenal mereka!” Ungkap Conan.
Seiring berjalannya waktu Clarisa Shen sudah beradaptasi dengan lingkungan tempat kerja. Dia mendapatkan teman dan juga mendapatkan promosi karna kinerja nya bagus. Semua yang didapatkan adalah hasil kerja kerasnya, namun di tempat kerja, di mana pun tetap ada yang suka dan tidak suka kepadanya, mereka memujinya di depannya, dan memakinya dibelakang-Nya. Itu sudah biasa terjadi kepada Clarisa Shen, karna Clarisa Shen Selain penampilannya yang menarik dia pun sangat cantik, dan juga seorang pekerja keras. Bahkan manajer pemasaran dan Manajer desainer, sangat menyukai Clarisa Shen karena kinerja nya yang detail dan bagus. Sehingga membuat karyawan wanita yang lain iri terhadap kesuksesan Clarisa Shen. Saat Clarisa Shen pulang dia tidak melihat kedua putranya dirumah, dia pun menelepon Christian. Dia berkata. “Nak kenapa kalian belum kembali?” "Aah, aku lupa memberitahumu ibu, bahwa aku dan Conan sedang bekerja lembur hari ini.” “M
Saat terbangun Clarisa Shen merasa sakit kepala, karna mabuk dimalam sebelumnya, saat dia melihat jam, dia melompat karena terkejut, dia ada pertemuan, dan dia terlambat bangun. “Ah, gawat, aku terlambat!” “Kenapa alarmnya tidak bersuara!” “Ah, sial!” Ungkap Clarisa seraya beranjak ke kamar mandi. Clarisa dengan terburu-buru bersiap berangkat kerja tanpa menyadari rumahnya yang berantakan. Dia pun pergi meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa. Saat Conan dan Christian kembali ke rumah. Mereka terkejut bukan main, bagaimana bisa rumahnya jadi seperti kapal pecah? Conan berkata. “Sebaiknya kita membereskan rumah terlebih dahulu!” Christian menjawab. “Baiklah, lagi pula aku tidak nyaman melihatnya berantakan!” Saat Conan masuk, dan akan membantu Christian membersihkan kamar ibunya, dia melihat pemandangan yang menyayat hati kecilnya, dia berpikir jika ibunya pasti tertekan ataupun dia kembali mengingat ma
Hari demi hari berlalu, di pikiran Lukas Jiang masih terlintas wajah Conan Shen, wajah anak yang tidak dikenalnya itu namun mampu menarik dirinya untuk mencari tahu siapa anak kecil itu. Disisi lain Clarisa Shen mulai terbiasa dengan pekerjaannya, kedua putranya juga sangat mendukungnya, mereka tidak pernah sekalipun merepotkan Clarisa Shen, bahkan kedua putranya yang selalu menyemangati Clarisa Shen agar tidak menyerah dengan pekerjaannya. Dia sangat bersyukur memiliki putra seperti mereka berdua. "Ibu..." Christian memanggilnya. "Hhmmppp..." jawab Clarisa. "Apa yang sedang kau pikirkan?" Tanya Christian Clarisa Shen tersenyum seraya berkata. "Begitu beruntungnya ibu memiliki kalian berdua!” Conan hanya menyunggingkan sedikit senyuman. Seperti biasanya Christian dengan semangat dan ceria memeluk ibunya dengan erat dan membisikan sesuatu ke telinga Clarisa Shen, dengan lembut dia berbisik. "Kami sangat mencintaimu,
“Presdir...” Jay memanggil namanya, dan membuyarkan lamunannya, namun saat Lukas Jiang tersadar Jay mendapatkan tatapan yang menakutkan dari Lukas Jiang. Be-gi-ni presdir klien sudah menunggu Anda untuk membahas proyek, Lukas Jiang tidak mengatakan apa-apa saat beranjak pergi meninggalkan Jay. Saat melangsungkan meeting dengan klien pun pikirannya hanya tertuju pada bocah itu. Setelah selesai pun Lukas Jiang tidak mendengarkan Jay yang sedang membacakan Schedule untuknya. Brrruuggghhhhh... Tiba-tiba saja ada anak yang menabrak Lukas Jiang. "Maaf, maafkan aku tuan. Apakah Anda tidak apa-apa?" Christian berbicara dengan sopan Saat Lukas Jiang mencoba untuk membantu anak itu bangkit dia begitu kagetnya melihat wajah anak itu, dan dalam hati nya dia bersyukur bisa bertemu dengan anak yang selalu ada di pikirannya belakangan ini. Lukas Jiang tersadar seraya berkata. "Ya, aku baik-baik saja, bagaimana dengan