Pakaian mereka sudah kering, Adam juga baru saja selesai mengikat lagi tali sepatunya dan memakai kembali kemeja yang baru dikembalikan Jemy.
"Jam berapa sekarang?" taya Jemy melirik jam tangan di pergelangan tangan Adam.
"Hampir jam dua belas." Jawab Adam masih sambil duduk di batang kayu besar yang sudah tidak berkulit.
"Pantas perutku sangat lapar."
Sebenarnya Adam juga lapar cuma dia diam saja dan benar-benar diam tidak berusaha berbuat apa-apa.
"Kita akan segera mati jika hanya diam saja seperti ini."
Dari tadi mereka memang hanya duduk di pinggir pantai memandangi ombak sampai mereka mulai
"Sebenarnya rasanya tidak terlalu buruk, tapi ini agak pahit," kata Adam setelah coba makan beberapa."Mungkin karena kita tidak membuang kotorannya.""Oh, Tuhan! jadi aku makan kotoran kerang!" Mata pria itu langsung melebar syok sambil buru-buru meludahkan apa yang sudah berada di mulutnya dan kumur-kumur dengan air kelapa."Dan juga arang," tambah Jemy berlagak santai padahal dia sendiri juga agak merinding ketika harus memakannya. "Mungkin lain kali kita merebusnya saja.""Sungguh aku jadi tidak ingin makan jika belum benar-benar kelaparan." Adam berhenti untuk memandangi makanannya dengan ngeri."Kita perlu makan untuk hidup bukan untuk memanjakan lidah, anggap saja begitu."
"Kenapa kau melihatku seperti itu!""Kau jelek jika menangis.""Apa pedulimu, kau yang sudah membuat hidupku jadi sial seperti ini!"Sebenarnya Jemy sudah ingin menangis sejak kemarin-kemarin, tapi dia selalu berusaha menahannya karena tidak suka di anggap rewel dan lemah tapi kali ini sepertinya dia sudah benar-benar tidak tahan lagi. Masa bodoh jika sedang ingin menangis harusnya menangis saja karena ini memang sudah keterlaluan."Entah apa yang sedang dipikirkan keluargaku sekarang." Jemy mulai bingung karena ternyata benar-benar kerepotan untuk kembali menghapus air matanya dengan kedua tangan penuh tanah."Sudah, kemari." Adam menarik Jemy dengan lengannya membiarkan gadis
Adam memamerkan jaring ikan yang dia dapat dari bibir pantai. Walau sudah rusak menurutnya itu masih bisa digunakan untuk menangkap ikan karena dia tidak mau di suruh makan kerang dan siput laut lagi. "Sepertinya menangkap ikan juga tidak semudah melempar jala ke laut," ragu Jemy yang memang pesimis jika pria macam Adam tahu cara menangkap ikan. "Jangan meremehkanku!" Adam segera pergi membawa jaring yang tadi sudah sempat sedikit dia benahi itu untuk menangkap ikan atau sekedar keras kepala ingin membuktikan jika dia bisa. Sudah hampir setengah hari Jemy ikut meringis silau menyaksikan hamparan pasir putih dan tubuh Adam dari kejauhan yang pastinya sudah terpanggang matahari. Kulit pria itu terlihat semakin coklat kemerahan karena semakin jarang mau memakai pakaian lagi di siang ha
Jemy masih berjemur sambil menyaksikan gumpalan awan tipis di langit yang sedang cerah. Seperti biasa kicauan burung camar terdengar ribut berlalu lalang terbang di atasnya. Adam sudah pergi ke pantai untuk coba menombak ikan hiu. Jemy hanya sesekali mendengar pria itu mengumpat kesal, dan malah ingin tertawa jika melirik beberapa ranting kering yang sudah Adam jemur untuk membuat api jika dirinya berhasil mendapatkan tangkapan.Mereka berdua sama-sama belum makan dari pagi. Jemy hanya minum air kelapa dan memakan sekalian daging kelapa mudanya. Gadis itu pikir mereka memang tidak akan makan sepanjang hari ini. Sampai tiba-tiba Adam berteriak jika dirinya berhasil menangkap ikan dan segera membawanya lari untuk di pamerkan.Bukan hiu tapi semacam ikan karang dengan sirip hampir seperti monster dan gigi meringis mengerikan. Adam ju
Saat kembali dari laguna Adam melihat gadis itu sudah mengepang rambutnya dan sepertinya juga sudah mengenakan pakaian dalam karena benda itu sudah tidak terlihat berkibar-kibar lagi di dahan pohon kelapa."Tambahkan kayu kering dan semak di atas api agar tidak padam selama kita pergi."Jemy segera mengikuti semua saran Adam dan jadi kembali bersemangat dengan rencana mereka hari ni. Mereka hanya membawa satu botol air untuk pergi menyusuri sisis pulau yang lain dan berencana kembali sebelum petang. Ini belum lewat tengah hari dam masih cukup banyak waktu untuk berkeliling."Kita ke Timur atau ke Barat." Adam melihat arah kompas di jam tangannya."Ke sisi timur saja, karena matahari akan semakin condong ke barat."
"Tunggu di sini," kata Adam dan Jemy mendongak pada Adam yang sudah berdiri dan melepas kemejanya. "Akan coba kucari sesuatu untuk mengobati kakimu." Adam ingat seharusnya masih ada kotak P3K yang biasanya disimpan di dalam laci kabin jika belum larut terbawa air. Untuk itu dia harus kembali menyelam. "Hati-hati," pesan Jemy. "Jangan khawatir aku pasti kembali." Bagaimanapun Jemy tetap cemas sementara dirinya sendiri masih lemas dan hanya bisa terduduk di atas pasir sambil bersandar di sisi karang, merasakan sensasi perih di kakinya yang mulai menjalar dan berdenyut-denyut. Dia melihat Adam sudah menyelam dari sisi lambung kapal yang agak miring terganjal karang. Adam haru
Adam benar-benar masih duduk bersandar di batang kayu tiang gubuk mereka ketika Jemy terbangun lebih dulu di pagi hari. Bohong sekali jika Jemy tidak mulai terharu dengan semua yang sudah dilakukan pria itu untuknya. Adam benar-benar merawatnya dengan baik meski masih sulit dibayangkan seorang Adam Harris bisa menjadi pria yang bisa memanjat kelapa dan menangkap ikan dengan tombak. Jemy bergerak pelan-pelan dari pangkuannya agar Adam tidak terbangun.Jemy merasa tenggorokannya sudah tidak terlalu sakit lagi meski kakinya masih terpincang-pincang saat harus berjalan. Dia berniat untuk membersihkan semua benda yang mereka bawa kemarin dan menjemur yang masih basah setelah menyisihkan beberapa botol obat luka.Jemy baru sadar jika sekarang mereka memiliki gunting, benda yang dulu kelihatanya sangat sepele tapi sekarang bisa jadi barang yang sangat luar biasa berharga. Gadis itu coba memotong sedikit ujung rambutnya yang semakin susah untuk disisir dengan jari karena terlalu
Jemy tetap tidak mau bicara ketika Adam berpamitan untuk pergi menangkap ikan. Sepertinya Jemy benar-benar tidak terima sudah di perlakukan semena-mena seperti itu. Dia marah dan rasanya hanya ingin balas menghukum Adam. Andai dia bisa berkelahi Jemy pasti sudah mengajaknya berkelahi dari tadi. Tapi Jemy tahu jika dirinya tidak akan menang dari Adam, jika dengan menjadi bisu bisa menjadi hukuman maka dia akan diam sampai hatinya puas. Walau Jemy sendiri sebenarnya juga tidak tahu berapa lama bisa sanggup diam sementara tidak ada lagi temannya di tempat ini. Bahkan baru beberapa jam berdiam di dalam gubuk saja sudah membuatnya jenuh dan bosan luar biasa.Jemy keluar setelah mengganti pakaian rajutnya dengan kemeja Adam karena bagian samping baju rajutnya ternyata sobek cukup lebar dan sadar bertapa mengenaskan hidupnya kali ini. Terlantar dan di lecehka