PERMINTAAN GILA KAKAKKUAkibat pura-pura hamil, Klarisa dan Daffa dituntut untuk menikah. Pada awalnya tidak ada cinta antara keduanya, hingga yang dilakukan adalah menjalani skenario nikah kontrak. Namun, apa dengan tinggal bersama tidak akan tumbuh cinta antara keduanya?
Ikuti keseruan bagaimana dua orang pemilik karakter unik ini menjalani pernikahan.
Pulang Kampung Bawa SultanApa kalian pernah bertemu dengan satu hari yang paling buruk di dunia ini? Hari dimana kalian merasa ingin mati. Hari di mana hidup sudah tak memiliki arti. Hari di mana kalian tak sudi bertemu esok lagi.
Pernahkah?
Aku pernah.
Ya, pernah. Pernah hidup seperti mayat berjalan.
Dulu hidupku sempurna. Meski harta sederhana, aku punya keluarga yang penuh cinta, tapi semuanya hancur karena satu kesalahan. Kesalahan seorang adik dan suami yang tak bisa menahan birahi. Mereka berjinah, hamil, lalu menikah.
Penghianatan mereka membuatku sungguh kecewa. Aku bahkan tak percaya lagi akan cinta dan kesetiaan. Hari-hariku dirundung nestapa. Kadang bertanya, apa hidupku akan seperti ini selamanya?
Berangkat Miskin Pulang KayaPrasetio adalah seorang anak yang selalu dihina oleh keluarga buliknya karena paling miskin. Namun, jiwa muda itu berhasil menjadikan cibiran sebagai cambuk untuk menjadi orang yang sukses.
Prasetio jatuh bangun merintis bisnis di kota. Setelah usahanya berhasil, dia pulang kampung dengan membawa banyak harta. Prasetio tidak pernah menerima setiap hinaan. Hinaan itu selalu dibalasnya dengan pembuktian.
Sampai orang yang menghina tidak mampu lagi berkata-kata.
Bagaimana cara Pasetio membungkam mulut semua orang yang menghinanya? Ikuti kisahnya.
Ketika Mas Gagah Tiba"Kamu itu Andini, hidup gak ada yang bisa dibanggakan, lihat tuh Wulandari. Sekolah berprestasi. Dapat kerjaan bagus. Upah gede. Sekarang mau dilamar orang kaya. Lah, kamu kok blangsak banget. Sekolah gak bener. Kerja cuma jadi pelayan, cowok malah gak punya sama sekali."
Begitu yang dibilang Bu Sumarni. Wanita itu selalu membanding-bandingkan anak kandung dengan anak tirinya. Padahal saat itu dia sedang salah paham. Pria kaya yang dimaksud bukan berniat melamar Wulandari melainkan Andini.
Kok Bisa? Lantas bagaimana kecewanya Bu Sumarni? Apa dia akan bangga pada Andini? Atau malah iri?