Share

2. Dipindahkan

Kehidupan Liana sekarang. Sudah satu tahun bekerja di perusahaan Andromeda di departement fashion, kehidupan masih tidak berjalan mulus. Termasuk kisah cintanya dengan Revan. Liana sudah sangat lama menjalin cinta dengan Liana, lelaki yang sudah lima tahun menemani hidupnya, namun sedang dilanda masalah.

Ya, tiga bulan lalu. Revan memaksa Liana bercinta. Tetapi Liana menolak keras, Revan memaksa. Itu yang membuat Liana kecewa dengan Revan, dia sekarang membenci Revan, cintanya perlahan sedikit mumudar, akan tetapi belum sepenuhnya bisa menghapus nama Revan di hati Liana.

"Liana...."

Lamunan Liana buyar. "Ah, Ya?" Liana mencari suara yang memanggil dirinya. Hari ini sesi terakhir pemotretan, Liana menggunakan busana yang disediakan, menjadi model busana tersebut. Tidak hanya Liana saja yang menjadi model, tiga wanita yang menjadi model.

"Sekarang giliranmu."

"A-aku?" tanya Liana kelagapan. "Oh, okay, wait!" Liana berdiri dan merapikan busana yang dia kenakan. Akibat melamun dia tidak sadar selanjutnya adalah dirinya untuk berpose semenarik mungkin. Ah, sialan! Hari ini Liana banyak pikiran hingga melamun.

Liana memulai pekerjaannya. Satu jam sesi pemotretan untuk Liana belum selesai, sang juru foto meminta Liana untuk bergaya lagi dan lagi. Padahal Liana sudah mencoba bergaya lain di depan kamera.

"Liana. Kamu kenapa?" Fotografer bertanya dengan menarik napas. Berkali-kali dia memotret Liana hasil tidak bagus dan kurang cocok, entah kenapa hari ini Liana sepertinya bekerja kurang maksimal.

Liana menghentikan kegiatan berpose. "Aku? Aku baik-baik saja," jawab Liana, tetapi ekspresi wajah merasa lelah karena tuntutan pekerjaan tanpa istirahat, dia selalu pulang malam.

Fotografer menatap Liana kecewa, sesekali hembusan napas terdengar. "Aku tidak bisa berkata apa-apa. Jujur, semakin ke sini profesi kamu menjadi model semakin buruk. Kamu sering tidak berkosentrasi dan melamun. Sebenarnya ada apa denganmu?"

Mendengar itu, Liana terdiam. Tidak berkutik. Apa selama ini pekerjaan Liana kurang memuaskan? Sekarang dia dikritik oleh sang Fotografer. Liana juga merasa akhir-akhir ini tidak mempunyai semangat. Dia sudah mencoba untuk sebaik mungkin di depan kamera, akan tetapi Fotografer berkata demikian tentang dirinya.

"Kalau kamu semakin buruk. Lebih baik jangan menjadi model, nanti aku yang disalahkan karena hasil fotomu tidak bagus."

"Maaf...." Hanya itu yang Liana katakan. Dia benar-benar menjadi tidak mood, suasana hati menjadi lebih buruk. "Aku akan memperbaiki."

"Tidak perlu," tolak sang fotografer. Jawaban itu membuat seisi ruangan pemotretan terdiam, hening, memperhatikan Liana.

"Ada yang bernama Lyn Liana di sini?" tanya seseorang yang tiba-tiba memasuki ruangan pemotretan. "Saya ada keperluan dengannya." Semua orang mengalihkan pandangan kembali ke Liana.

"Saya sendiri," jawab Liana.

"Bisa berbicara sebentar? Kamu boleh keluar untuk lima menit saja."

Liana mengangguk. Astaga. Apa Liana mendapatkan masalah lagi? Liana menghampiri wanita yang tadi memanggilnya. "Maaf, ada apa?" tanya Liana.


Wanita itu menyodorkan amplop putih. "Saya memberikan surat ini untukmu. Kamu boleh membuka sekarang," balas wanita itu tanpa ekspresi.

Liana menerima, wajahnya terlihat bingung. "Apa ini?" Liana menurut untuk membuka saat itu. Dia membuka amplop itu lalu membaca dari atas. Liana semakin tidak mengerti ketika membaca. Dia berulang kali membaca. Dan ternyata isinya adalah surat pemindahan pekerjaan Liana.

"Jadi?"

"Kamu dipindahkan ke divisi sekretaris."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status