"Bukan denganmu yang Ku impikan, tapi Tuhan tetap mengirimmu"
Sanee duduk menikmati greentea latte miliknya. Jari lentiknya mengitari cangkir di depannya. Pandangannya menerawang jauh dua Minggu yang lalu. Dia masih ingat bagaimana reaksi Shae saat dirinya mengatakan bahwa Daddy memintanya untuk menikah dengan Gusti.
"Bukan kemewahan yang Ku inginkan, tapi kasih Sayang dirimu"Gusti benar-benar sialan.Makian itu selalu dilontarkan Sanee dalam hati. Terlalu dalam sampai dirinya sen
"Cinta itu datangnya dari hati bukan dengan paksaan".Sanee baru saja menginjakkan Kakinya di ruang tamu yang gelap gulita. Tapi saat langkahnya sudah mengarah ke ruang tengah, lampu itu menyala seketika.
"Memaksa untuk mencintai dirimu itu sesulit aku melupakan dirinya"Sanee mengerjapkan matanya berkali-kali. Sinar matahari telah masuk ke celah-celah jendela kamar mereka.
"Bertemu denganmu membuatku merasakan cinta yang sesungguhnya"Sanee tercekat saat Dora duduk manis di sofa ruang tamu dengan perut buncitnya disana. Bagaimana pun dia duduk, tetap terlihat anggun.
"Menjauh darimu membuatku memiliki waktu untuk mengobati hatiku yang terluka"Ruangan UGD penuh dengan beberapa orang. Shae memandang nanar pasangan suami istri yang memakai sneli.Rania keluar dari UGD dan menatap sendu kearah Alexa. Dia memeluk Alexa, menenangkannya sebelum dia menceritakan yang sebenarnya."Sanee keguguran".Dua kata itu membuat Shae murka. Gusti yang baru saja datang bersama Ira dan Adam pun menjadi pelampiasan kemarahannya.PlakkSatu tamparan penuh amarah dia labuhkan ke wajah Gusti yang terlihat berantakan."Lo yang udah buat semuanya seperti ini. Lo yang udah membunuh anak dalam rahim Sanee. Lo Pembunuh". Teriak Shae frustasi."Shae, sudah". Erik menarik Shae dari hadapan Gusti."Lepas. Daddy dan Mommy sama aja. Kalian yang udah bawa San
"Penyesalanmu tidak sampai menyentuh hatiku yang terlanjur terluka".Tok tok tokSuara palu hakim telah menggema di ruangan ini. Terasa mencekam bagi Gusti saat ini. Badannya serasa lemas saat satu kalimat dari hakim ketua telah Meluncur manis dan kini menjadi momok dalam hidupnya.Resmi BerceraiGusti dan Sanee telah resmi Bercerai. Sanee memang tidak pernah datang ke pengadilan agama. Dia mewakilkan semuanya lewat kuasa hukumnya dan juga Shae."Saya mengajukan banding yang mulia". Gusti berdiri dari duduknya.Hakim ketua tengah berdiskusi dengan hakim anggota. Mereka kemudian mengangguk berkali-kali."Banding ditolak". Terdengar sekali lagi suara palu hakim diketuk dan dinyatakan berakhir.Status Gusti kini menjadi Duda. Tanpa Sanee kembali disisinya seperti dulu. Meskipun dia dan Sanee tidak pernah akur, tapi dia men
"Cinta palsumu hanya membuatku semakin merasakan sakit".Dora pulang ke apartment miliknya sendiri. Dia akan mempersiapkan segala kebutuhan dirinya sebelum menikah dengan Gusti nantinya.Dia sudah membereskan semuanya ke koper miliknya. Dora tersenyum bahagia saat melihat sebuah cincin berlian 24 karat pembelian Gusti."Tinggal sebentar lagi". Dia tertawa melihat pantulan wajahnya sendiri.Ting tung...Dora menghentikan kegiarannya membereskan beberapa lingerie sexy miliknya ke dalam koper. Dia berganti dengan sebuah lingerie sexy dan transparan berwarna hitam transparan."Pasti kangen". Gumamnya dalam hati.Seketika jantung Dora melesat turun ke ginjal. Seorang lelaki berdiri dengan senyuman manisnya di depan Dora."Haiy sayang, kamu apa kabar?". Lelaki itu berjalan pelan dan menghampiri Dora yang hanya diam. Membelai
"Aku takut untuk mencintai orang yang sama".Kedekatan antara Rayyan dan Sanee, sudah tercium oleh Billal dan kawan-kawannya.Bahkan saat Sanee berjalan untuk mengambil vaksin, melewati beberapa tentara yang sedang berdiri mengawasi sekitar."Permisi"."Eh bu dokter, mau cari Lettu Rayyan ya?". Sanee memutar bola mata malas. bahkan ini sudah kesekian kalinya."Heh, siapa yang suruh kalian godain calon istri saya. Lari keliling lapangan 20 kali". Teriak Rayyan."Siap Komandan". Mereka ngacir menuju lapangan.Sanee mendengus sebal saat Rayyan mendekat, tapi dia berjalan masuk ke ruangan untuk mengambil vaksin.Rayyan mengikuti dirinya dari belakang. Sanee bahkan tahu. Dia memberikan vaksin itu pada teman sejawatnya, lalu berjalan menuju belakang barak. Disana terdapat tempat duduk beserta mejanya.