Share

02. Ravindra Altezza

Wajah tampan nan rupawan

Kau adalah seorang hartawan

Yang mungkin akan banyak menawan

Orang-orang yang kau perlakukan bagai hewan!

***

Kamar tidur milik laki-laki berwajah tampan dengan tinggi yang semampai dan bentuk pahatan tubuh yang sempurna ini terlihat sangat rapi dan bersih, cat tembok bewarna putih dan list hitam memperlihatkan kalau dia menyukai hal yang terlihat tampak monoton dimata orang lain. Minimalis, itu seleranya. Ruang pakaian yang besar dan terdapat kaca yang mampu untuk memantulkan seluruh kesempurnaan fisik sang empunya ini terkesan seperti display toko pakaian mewah. Benar-benar tertata rapi dan tak ada debu sedikitpun!

Perhatikan dari atas sampai bawah. Saat ini dia berdiri di depan cermin sambil memakai setelan jasnya, memutar badannya kesamping kanan dan kiri melihat apakah yang dia kenakan sudah rapi atau belum, pria itu bernama Ravindra Altezza, merupakan direktur utama di perusahaan swasta yang sangat terkenal di negara Indonesia. Ree Charta Technology, perusahaan yang bergerak dibidang Penelitian dan Teknologi terbaru untuk membuat suatu kecerdasan buatan yang sangat banyak dimitani saat sekarang ini, yang juga merupakan salah satu bagian dari Ree Charta Company Group, grup dari perusahaan yang didirikan lebih dari tiga puluh tahun lalu oleh seorang wanita pekerja keras dan sangat sukses, Raveena Visolela, Ibunda yang sangat tegas dalam mendidiknya.

Sang Ibu merupakan orang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya, tapi dia tak banyak mengatur kehidupan anaknya. Dia membebaskan anaknya untuk melakukan apa yang dia rasa pantas, karena buah jatuh tak jauh dari pohonnya, artinya dia mirip sekali dengan sang Ibunda. Pekerja keras yang sungguh cerdas!

Ravindra Altezza kembali lagi dengan deskripsi hidup yang hampir sempurna, dengan wajah terlihat sangat maskulin, badan yang setiap hari melakukan olahraga, postur tubuh tinggi dengan berat badan ideal sehingga dia juga cocok untuk dijadikan sebagai model. Imajinasikan saja bahwa laki-laki tampan ini seperti laki-laki yang sekarang sedang kamu dekati.

Laki-laki tampan keturunan dari wanita pendiri perusahaan ini, walaupun dia adalah anaknya tetap laki-laki itu tidak begitu saja mendapatkan posisi CEO diperusahaan orang tuanya dengan mudah, karena dari kecil dia selalu diajarkan bagaimana cara untuk bertahan lalu menyerang disaat yang tepat. Dia harus melewati banyak hal mencapai posisi puncak tersebut.

Dia memiliki kepribadian yang bisa dikatakan pekerja keras, menyukai hal-hal yang tidak disukai oleh orang lain yaitu bekerja secara overtime. Hal inilah membuatnya menjadi dingin terhadap wanita. Dia hanya berbicara seperlunya saja, tidak akan membuka mulutnya untuk hal-hal yang tidak bisa menghasilkan uang. Dia sangat perfeksionis, segala sesuatu haruslah sempurna. Jika tidak, dia rela membuatnya menjadi sempurna walaupun itu akan mengulang kembali pekerjaannya dari awal, semua hal ini dia lakukan agar bisa memberikan yang terbaik untuk dirinya serta perusahaan ini.

Sekarang lihatlah rumah yang ditempatinya, bergaya minimalis dengan cat dinding dominan sentuhan warna putih dan hitam yang katanya warna itu bisa membuatnya tenang untuk berpikir.  Lalu, ada beberapa kaca besar disudut ruangan yang membuatnya memiliki kesan luas didalamnya. Furniture yang ada di rumah ini dipadupadankan dengan warna senada. Yang paling utama pastinya, dia tidak menginginkan furniturenya dihiasi oleh debu sekecil apapun. Debu kecil yang ditangkap oleh matanya bisa membuat orang yang menangani kebersihan rumahnya bisa saja seketika kehilangan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga dan kejadian ini sudah terjadi beberapa kali.

Baiklah lanjut kembali dengan sosok Ravindra Altezza ini, dia sudah 30 tahun tanpa kencan! Yeah kencan, sesuatu hal yang harusnya bisa saja dia lakukan dengan mudah. Karena, wanita mana yang mau menolak untuk menjadi kekasih seorang pengusaha sukses? Tapi, kenyataannya kencan hanya membuang waktu dan uang yang dia miliki. Sedangkan waktu bisa menghasilkan banyak uang dan uang adalah hal yang paling disembahnya!

Kemarin malam, dia baru saja menyelesaikan rapatnya dengan rekan kerjanya di kantor untuk membahas kemajuan perusahaan dan apa saja yang harus dilakukan untuk memperkuat bisnisnya. Tapi, hasilnya yang melakukan presentasi tidak membuatnya merasa puas, akhirnya yang kebagian presentasi harus diberi surat peringatan! Kejam? Ah ini tidak kejam, dia hanya memberikan kesempatan, karena sampai tiga kali kesempatan tidak bisa memberikan kontribusi yang baik maka bersiap untuk meninggalkan perusahaan ini, karena itu orang yang bekerja disini adalah orang yang benar-benar disiplin dengan tipikal pekerja keras, jika bekerja saja sudah harus disiplin dengan berbagai aturan yang ketat artinya salary yang diterima jelas jauh lebih tinggi dari perusahaan manapun. Dia berani bayar mahal asal semuanya sesuai dengan yang seharusnya, semua haruslah sempurna dan tanpa cacat sedikitpun! Itulah kompensasi dari bayaran mahal itu, bukankah itu cukup sesuai?

Kali ini mari bicarakan tentang sisi monster dari seorang Ravindra, dia adalah orang yang tidak segan-segan memutuskan rejeki orang lain yang tidak memberikan kontribusi yang bagus untuk dirinya, walaupun itu masih dalam ikatan kekeluargaan. Yah seperti itulah yang diajarkan oleh Sang Ibu padanya, Bisnis urusan bisnis, keluarga urusan keluarga semuanya harus jelas pada batas dan perbedaanya.

Dia memang orang yang sangat dingin, tak banyak senyuman, wajahnya terpasang datar dan ucapannya tajam bagaikan silet yang siap mengoyak hati. Ravindra Altezza ini tak suka jika ada orang lain yang menyentuh barang-barangnya tanpa izin, dan dia juga sangat tak suka disupiri oleh orang lain! Bisa dibayangkan jika direktur utama saja tak memiliki supir pribadi, artinya semua direktur lain diperusahaan ini, lebih tepatnya jajaran posisi top management jelas tak memiliki supir, mereka harus dibiasakan tak manja, buruknya, karena dia tak memiliki supir pribadi maka siap-siap saja seorang sekretarisnya harus sigap melakukan semua apa yang dia inginkan! Terkadang juga, jika dia ingin pergi ke suatu pertemuan maka salah satu dari staff di kantor akan sangat merasa jantungan kalau dia menunjuk untuk menemaninya pergi bertemu dengan klien, karena selain menjadi supir pribadi, dia juga harus siap menjadi sekretaris pribadi dengan membawakan beberapa file yang harus dipresentasikan pada kliennya, karena pada saat itu, sekretarisnya biasanya akan dia suruh untuk tinggal di kantor.

Jangan bayangkan sekretarisnya adalah seorang wanita dengan fisik yang menggoda, wanita seksi dengan wajah bagai seorang model! No, jangan bermimpi untuk hal ini, karena sekretarisnya adalah seorang laki-laki yang haruslah bisa menerima semua perintahnya dengan sigap dan tanpa kurang sedikitpun! Dia adalah Aleando, biasa dipanggil Ando, laki-laki yang bergerak dengan cepat, mencatat dengan sigap serta mengerti Ravindra dengan sangat baik, sudah satu tahun ini dia bekerja menjadi sekretaris Ravindra, dia adalah salah satu orang yang akhirnya bisa bertahan dengan segala macam perubahan cuaca terhadap diri Ravindra, yang tiba-tiba mengeluarkan guntur disiang bolong atau memberikan hujan salju saat matahari sedang bersinar dengan cerahnya! Ravindra dengan mood yang tak bisa disangka ini berhasil menyingkirkan lebih dari tiga orang untuk posisi sekretaris saja, sampai akhirnya Ando bisa bertahan sangat lama karena semua yang dia inginkan bisa segera mungkin dia selesaikan.

Sebenarnya dibalik itu juga, Ravindra melihat bahwa laki-laki ini adalah orang yang sangat cerdas dan kebetulan saja dia tak bernasib terlalu bagus karena beberapa perusahaan lain tak melihat kecerdasan dibalik otaknya itu. Ravindra Altezza, pernah beberapa kali mencoba menguji Ando dalam hal rekayasa perangkat lunak dan jujur saja terkadang pikiran Ando ini membuat Ravindra Altezza merasa sangat puas dengan apa yang dia utarakan. Artinya dia ini adalah orang yang kompeten sebenarnya, karena itulah beberapa kesalahan kecil sering dia abaikan, karena di perusahaan ini yang benar-benar bisa setia padanya hanya laki-laki ini saja. Dia beberapa kali mendengar orang-orang mengumpat dibelakangnya, dia tahu mereka menggosipi dirinya, karena beberapa kali dia iseng dan meretas area pribadi dalam ponsel mereka. Semua orang yang mengumpat dibelakangnya hanya Ando sajalah yang tak pernah menanggapi dan dia hanya berkomentar singkat saja, itu yang dia suka!

Kembali ke pekerjaan di kantornya, jika dia ingin pergi keluar untuk melakukan sebuah pertemuan dengan orang lain, baik itu kliennya atapun investornya, maka dia akan merencanakannya minimal satu hari sebelumnya, karena dia akan menentukan siapa yang harus ikut bersamanya, dia juga mencatat semua apa yang harus dia lakukan, Ando akan sangat sigap tentang hal ini dan selalu mengkomunikasikan dengan staff yang akan ikut bersama dengan Ravindra apa saja yang harus dia persiapkan, semua dari mereka mengerti tentang hal ini dan bahkan mereka tahu apa saja yang harus mereka lakukan, dan satu hal yang paling penting adalah, jangan pernah melakukan kesalahan sedikitpun dan saat menyetir jangan mengeluarkan sepatah katapun, syarat paling penting, jangan menerima panggilan telpon saat sedang berkendara, labih baik membuat handphone mati saja, karena itu lebih aman.

Ravindra Altezza, Laki-laki ini benar-benar sangat populer dengan sebutan monster yang kejam, karena dia bagai predator yang siap mencabik mangsanya kapan saja dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu tapi, disisi lain, dia tak segan-segan memberikan reward kepada orang yang dia anggap bisa memberikan dampak positif yang bagus untuk perusahaan, reward juga tak main-main bisa sampai liburan keluar negeri untuk sekeluarga, karena hal inilah yang membuat pekerjanya juga betah berada disini walau tempat ini penuh dengan tekanan kerja yang sangat berat dan bos yang … ah sudahlah tak perlu di ceritakan lagi kekejaman dirinya.

Sisi baik Ravindra Altezza yang diketahui oleh Ando tapi terlarang untuk diceritakan dengan orang lain adalah kalau dia sebenarnya orang yang mudah berempati pada orang lain, tapi rasa itu selalu dia tutupi dngan wajah dingin dan kaku yang dia miliki. Ravindra tak akan pernah mengadakan acara amal yang akan dia hadiri, karena dia tak ingin terbawa haru saat berada disana, semua kegiatan amal pasti akan diwakilkan oleh orang-orang yang ada di kantornya. Pernah beberapa kali juga Ando melihat bahwa Ravindra ini sebenarnya memiliki hati yang lembut, karena itulah dia tak pernah berkomentar terhadap apapun yang mengatakan kalau bosnya ini adalah seorang monster yang menyeramkan.

Dia bahkan di cap sebagai pesuruh paling setia, dan dia bahkan sering dijuluki babu bodoh! Tapi, baginya mereka mengatakan hal itu karena tak tahu dengan Ravindra yang sebenarnya. Sebenarnya bos mereka ini memiliki sisi yang sangat baik terhadap orang lain dan tak segan untuk membantu orang lain jika dia bisa membantunya, tapi dia tak pernah ingin menyebutkan namanya atau dia tak mau pamer dengan kebaikannya.

Misalnya saja saat salah satu staff dikantornya yang dia dengar sedang mengalami kesulitan masalah keuangan, dia akan mencari cara bagaimana orang tersebut bisa mendapatkan reward yang akan dia berikan, memang dengan hal yang tidak dengan cuma-cuma tapi dia tahu kalau orang itu akan mampu menyelesaikan misinya. Hal ini yang terkadang orang tak menyadarinya dan Ando tahu benar tentang masalah ini saat dia memperhatikan bosnya dalam kurun waktu tiga bulan dia menjadi sekretarisnya. Sayangnya mereka tak menyadari kebaikan bos mereka ini.

Sebenarnya suasana perusahaan ini kekeluargaannya sangat kental sekali walaupun memiliki pemimpin yang menyeramkan, sisi lainnya mereka memang harus siap dengan semua konsekuensi yang diberikan sehingga mereka akan memiliki rasa bahwa perusahaan ini adalah rumah yang nyaman bagi mereka.

***

Antonio sudah tiba dirumah Ravindra dengan waktu yang tepat, dia harus membawa semua apa yang diperlukan oleh Ravindra karena nanti siang akan ada pertemuan dengan beberapa calon investor yang sangat tertarik dengan proyek yang sedang mereka kerjakan, dia sengaja untuk tidak datang ke kantor, karena proyek ini adalah murni pemikirannya sendiri, dia harus menjelaskan itu dengan sempurna di hadapan investornya dan jelas jika hal seperti ini terjadi maka Ando harus siap sedia dan harus menemani dirinya untuk bertemu investor tersebut.

“Kau sudah membawa semuanya?” Tanya Ravindra pada Ando yang saat ini berdiri dihadapannya.

“Semuanya sudah diatur Pak Rav.” Jawabnya dengan sangat pasti.

“Duduk dan makanlah. Aku hanya menyiapkan sarapan roti dengan selai kacang dan juga susu untuk sarapan.” Ucapnya.

“Baik Pak, Saya akan meletakkan ini ke ruang kerja dulu.” Kemudian Ando berjalan ke ruang kerja Ravindra, sebuah tempat yang sebenarnya jarang sekali orang memasukinya, tapi tidak dengan Ando, dia sudah hafal setiap inci tempat ini, karena kadang jika ART itu tak ada maka siap-siap saja dia akan menjadi seseorang dengan label ART! Bukankah pekerjaan ini sungguh berat? Tapi bagi Ando, dia merasa bahwa sebenarnya Ravindra ini adalah orang yang kesepian, dengan topeng keangkuhan.

Setelah dia meletakkan file-file itu di atas meja kerja Ravindra, matanya menangkap sebuah sketsa lotus di dalam kotak sampah diruang kerja itu, dia lalu mengambil gambar itu dan melihatnya, tumben sekali Ravindra membuat hal semacam ini, dia bahkan tak menyukai bunga apapun didunia ini.

“Aneh … sepertinya aku melihat ini dimana ya?” Gumamnya pelan, sambil tampak berpikir sejenak.

“Kenapa?” Suara Ravindra mengejutkannya.

“Ah … tumben sekali Pak Rav menggambar ini.” Ando berkata begitu saja pada Ravindra.

“Memang kenapa? Kau pernah melihat dimana?” Tanyanya penasaran, ternyata dia mendengar gumaman ringan yang keluar dari mulut Ando.

“Ah … itu … aku …”

“Katakan saja, tak masalah aku tak akan memecatmu.” Ravindra berkata dengan tegas dan terdengar sangat dingin seperti biasanya.

“Entahlah tapi aku merasa aku pernah melihat gambar ini disuatu tempat.” Ando tak begitu yakin dengan ingatannya itu.

“Katakan saja aku tak akan memecatmu, sudah kubilang tadi.” Ulangnya lagi pada Ando.

“Iya nanti akan saya katakan pada Pak Rav kalau Saya ingat.” Ando nyengir sambill menggaruk kepalanya yang tiba-tiba terasa gatal karena tatapan mematikan milik Ravindra itu.

“ Sudah beberapa kali aku mimpi tentang bunga itu.” Ravindra akhirnya berkata pada Ando.

Jujur ini kali pertama Ravindra mengeluarkan kata-kata yang tak berkaitan dengan pekerjaan pada dirinya, ini terdengar seperti mendengar curahan hati orang lain.

“Mimpi bunga ini?” Tanya Ando.

“Makanya katakan padaku jika ingatanmu itu sudah kembali.” Ravindra lalu meninggalkan Ando seorang diri disana. Bagi Ando itu terdengar seperti kalau saat ini bosnya itu mulai mempercayainya untuk maslaah pribadi dan dia menyukainya.

“Ando! Keluarlah dari sana dan makanlah!” Perintahnya.

“Ba … baik Pak.” Jawabnya dengan cepat. Laki-laki inipun dengan cepat keluar dari ruang kerja itu.

“JIka sudah makan kita antar aku ke suatu tempat!” Ucapnya pada Laki-laki itu saat dia melewati ruang tengah menuju dapur.

“Baik Pak, Saya akan makan dengan cepat.” Jawab Ando.

“Tak perlu santai saja, harusnya kau bangga bisa menikmati makanan buatanku.”

Ando tak menjawab dia merasa senang akhirnya setelah setahun lebih dia bisa mendengar dan menyaksikan secara langsung Ravindra, sang Monster ini berperilaku seperti manusia pada umumnya.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status