Share

Pemilihan CR (2)

"Loh, kok kita kesini Yas?" Tanya Raina, terkejut melihat ternyata Yasmin malah mengajak dirinya ke tempat pemilihan CR besok, bukannya mengajak makan. Kalau seperti ini, tentu saja dia akan bertemu si kanebo kering lagi, batin Raina, tidak suka. Yasmin tidak pergi ke tempat yang dia inginkan. 

"Loh, kok malah kaget sih?" Yasmin bertanya balik kepada Raina. Jelas-jelas dia tidak memberikan janji pada Raina. 

"Bukannya kita mau makan?" Tanya Raina, mulai merengut karena merasa sahabatnya ini membohongi dirinya. 

"Emang gue bilang gitu?" Balas Yasmin sambil tertawa. Memang sahabatnya ini mudah sekali tertipu. 

"Enggak sih, tapi.., bukannya pas gue bilang makan, elu iya aja" balas Raina lagi, wajahnya semakin cemberut. 

"Aduh, nona besar.. Kan gue mesti anterin banner ini dulu buat acara besok, masa gue langsung temenin makan, ini lebih penting" jelas Yasmin. Tangannya menunjukkan ke arah gulungan berwarna putih yang dia letakkan di belakang mobilnya.

"Kenapa enggak bilang? Tahu gitu gue enggak ikutan" keluh Raina, merasa dijebak Yasmin. Gadis itu cemberut karena kesal. 

"Elu enggak nanya" balas Yasmin dengan santai.

Raina ingin membalas lagi, tapi dia kehilangan kata-katanya, percuma saja berdebat dengan Yasmin, pasti hanya akan membuat hatinya semakin dongkol, batin Raina. Lebih baik dia diam saja. Raina memang tidak akan pernah menang bila melawan Yasmin. 

"Ayo, turun, elu enggak mau ikutan masuk?" Tanya Yasmin.

"Males, gue disini aja" tolak Raina. Dia malas sekali bertemu dengan Tama hari ini. Emosinya langsung bergejolak saat bertemu dengan manusia kanebo kering itu. 

"Ya udah, tapi gue lama loh ini" ucap Yasmin lagi. Seakan mengingatkan Raina.

"Terserah, gue tunggu disini aja" balas Raina, menolak dengan tegas. Tetap bersikeras dengan keputusannya. 

Yasmin tidak memperdulikan protes sahabatnya itu. Dia mematikan mobilnya lalu membuka pintu untuk keluar. Raina terkejut melihat sahabatnya itu malah mematikan mobil, sudah pasti AC mobil juga ikut mati. 

"Yas, kok dimatikan sih mobilnya, panas gini" protes Raina. 

"Lah, bensin gue udah mau habis gitu plus gue lagi bokek, ya mesti dimatiin mesinnya, lu mau nanti dorong mobil gue sampe pom bensin kalau kehabisan bensin?" balas Yasmin dengan santai. 

"Ck!" Decak kesal keluar dari bibir Raina.

"Mau masuk enggak?" Ulang Yasmin lagi.

Raina dengan tegas menggelengkan kepalanya, dia membuka pintu mobil agar tidak terlalu kepanasan. Udara siang ini sedang panas-panasnya. Matahari seolah sedang menunjukkan dirinya tanpa malu-malu. Tentu saja bagi Raina lebih baik dia kepanasan daripada harus bertemu dengan manusia kanebo kering alias Tama.

"Siniin kunci mobil nya, nanti kalau mau masuk gue masuk" pinta Raina sebelum Yasmin pergi ke dalam, menyempatkan untuk merebut kunci mobil dari tangan Yasmin. 

Setelah menunggu selama hampir 10 menit, ternyata Raina tidak tahan juga, daerah tempat pemilihan itu termasuk daerah yang tidak terlalu dingin di kota Bandung. Sinar matahari begitu menyengat. Akhirnya Raina memutuskan untuk masuk saja. Peduli setan dengan si kanebo kering, batinnya. Teriknya matahari kota Bandung siang ini mengalahkan gengsinya. Lebih baik bertemu kanebo kering daripada harus berpanas-panasan disini, batin Raina dalam hati.

Raina masuk ke dalam. Disana sudah ada Tama, Yasmin dan ternyata sudah ada Radit disana. Wajah kesal Raina langsung berubah. Mengapa dia lupa kalau Radit pasti ada disini, dasar Raina si bodoh, umpat Raina dalam hati. 

"Sial banget si Yasmin, bukannya kasih tahu kalau ada Radit disini" batin Raina dalam hati. 

"Hei, Na!" Sapa Radit, kembali memamerkan senyuman manis yang membuat Raina ikut tersenyum. Rasa kesalnya menguap begitu saja seketika setelah melihat senyuman Radit. 

"Hai Dit, " balas Raina. 

"Akhirnya masuk juga, gue pikir lu bakal seharian di luar" sindir Yasmin, mencibir kesal. Raina ikut mencibir kesal. Sahabatnya ini benar-benar menyebalkan, untuk apa gadis ini menyinggung hal itu, batin Raina. 

"Emang mau masuk kok" balas Raina. 

"Oh iya, mumpung ada Nana disini, aku sama Tama dari tadi bingung mau letakkin banner ini dimana, soalnya ternyata di daerah sini mau taruh meja juga ya?" Tanya Radit. Sedari tadi mereka bertiga kebingungan letak untuk memasang banner, sementara Tama ternyata tidak terlalu paham dimana saja letak meja prasmanan katering nanti. 

"Iya" balas Tama pelan. Dalam hati lelaki itu sedikit lega karena kedatangan Raina, tapi juga sedikit malu, ternyata dia memang tidak bisa bekerja sendirian. Selama ini memang Raina yang mengatur semuanya untuk acara pemilihan CR ini. Tama hanya tahu beres saja tanpa mengetahui prosesnya. Tama juga tidak mengerti dan berakhir dengan kebingungan sendiri seperti sekarang karena tidak ada Raina. 

"Sebentar" jawab Raina. Mengalihkan pandangan ke sekeliling sambil berpikir, membayangkan ruangan itu saat meja prasmanan sudah ada. 

"Hmmm, pasang disini saja, nanti tempat makannya gue pindah ke sebelah sini" ucap Raina setelah mengelilingi tempat itu beberapa saat. 

"Oke juga, banner-nya cukup disini kok" balas Radit, setuju dengan saran Raina. 

"Wah, untung ada elu ya, kita bertiga hampir 10 menitan disini kebingungan sendiri kemana harus pasang banner ini" ucap Radit, berterima kasih. Raina tersenyum senang. 

"Yuk Tam, bantu gue pasang" ajak Radit. Tama mengiyakan. Beranjak dari duduknya untuk segera membantu Radit memasangkan banner. Siang ini semuanya harus beres. Sementara itu Yasmin dan Raina ikut memeriksa posisi banner itu. Memastikan banner terpasang dengan rapi.

Selesai memasang banner, Tama bergerak mendekati Raina. 

"Na, maaf ya" ucap Tama dengan suara pelan. Raina melirik sebentar ke arah Tama. Wajahnya berubah, sedikit cemberut.

"Apa?" Tanya Raina, pura-pura tidak mendengar apa yang Tama katakan sebelumnya. Padahal kalimat itu terdengar jelas di telinganya, Raina hanya ingin mendengar Tama mengatakannya lebih jelas. Suaranya terlalu pelan tadi.

"Maaf, gue salah sebelumnya" ucap Tama lagi, kali ini suaranya lebih jelas. 

"Ya" balas Raina pendek, tapi hatinya senang, dia berhasil membuat kanebo kering menyebalkan ini meminta maaf. Hal yang sangat langka didengar oleh telinga Raina. 

Di sudut ruangan, Yasmin, yang sedang membereskan peralatan, menyikut lengan Radit, yang juga sedang membantu membereskan perlengkapan. Memberi kode melalu senyumannya. 

"Apa?" Tanya Radit, kebingungan, tidak mengerti maksud kode dari Yasmin. 

"Tuh!" Bisik Yasmin, memberi kode lagi dengan wajahnya pada Radit.

"Tom and Jerry lagi baikan" lanjut Yasmin. Radit tersenyum sambil mengangguk setuju. Kalimat Yasmin memang benar. Dua temannya itu selalu bertengkar setiap bertemu, mirip pasangan kartun Tom and Jerry.

________

Halo semuanya, up baru lagi ya..

Semoga suka dengan up nya

Ditunggu sekali komentar dan review untuk cerita ini, 

Jangan lupa juga untuk follow iG saya di rizka_author

Happy reading

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Priella Hartanto
selalu menanti walau dlm ketakpastian...kangen kanebo author, pengen liat kanebo jd bucin. semoga author selalu sehat dan diberkahi ide cemerlang dan kelenturan jari hihih
goodnovel comment avatar
Reno Vera
ditunggu next nya thor ? ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status