Share

Pemilihan CR (3)

    Tepat pukul 2 siang, makanan dari katering Ibu Raina datang. Seluruh angkatan Raina juga sudah berkumpul, kecuali yang bertugas di bagian transportasi, beberapa senior meminta untuk dijemput. Merepotkan sekali sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi, mereka adalah residen paling junior, sama sekali tidak bisa menolak. 

    Raina sudah mulai mengatur tempat bersama Yasmin, Tama dan Radit juga ikut membantu. Saat katering datang, mereka berempat bahkan lebih sibuk. Beruntung, hari ini Tama sangat penurut, tidak ada kegaduhan atau adu pendapat antara Tama dan Raina. Semua berlangsung tenang. 

    "Tumben Tom and Jerry rukun" goda Yasmin pada Raina. 

    "Jelas aja rukun, dia takut gue nekat. Kalau macem-macem, gue tinggalin aja," balas Raina dengan wajah tenang. Dia yakin Tama pasti panik dan kebakaran jenggot kalau dia tinggalkan hari ini. Lelaki itu tidak mungkin mengurus semua kegiatan hari ini sendirian tanpa bantuan Raina. 

    "Jangan macem-macem deh" balas Yasmin, mengingatkan. Sahabatnya itu sering mengambil keputusan tanpa pikir panjang terlebih dahulu. Masalahnya bukan hanya Tama yang akan kesulitan, tapi seluruh kelompok mereka juga akan dinilai tidak kompak oleh senior, tentu saja Yasmin tidak ingin hal itu terjadi. 

   "Enggak macem-macem, cuman satu macem aja, buat kanebo kering jengkel, itu juga kalau si kanebo bikin ulah hari ini" ucap Raina dengan wajah usil. Hatinya langsung bahagia bila dia merasa menang melawan lawannya pria kaku mirip kanebo kering. 

   "Udah deh, sehariiii aja, please.. Jangan berantem lagi sama Tama" pinta Yasmin, dia heran mengapa dua orang ini sulit sekali untuk akur. Selalu ada saja hal yang membuat mereka beradu pendapat atau bertengkar. Benar-benar Tom and Jerry di dunia nyata, batin Yasmin. 

   "Iya.., tenang aja.. Gue enggak bakal macem-macem hari ini" balas Raina, mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya, membentuk tanda V, artinya dia berjanji pada Yasmin. Bisa-bisa Yasmin nekat tidak mau bersahabat lagi kalau Raina macam-macam. 

   "Bagus deh" balas Yasmin. Sedikit lega, tapi tetap waspada dengan kelakuan tidak terduga sahabatnya ini bisa terjadi kapan saja. 

   Semua persiapan sudah selesai. Tepat pukul 15.00, senior mereka mulai berdatangan. Raina, Yasmin, Tama dan Radit bergantian menyambut para senior. Sampai akhirnya tepat pukul 16.00 semuanya sudah hadir, hanya beberapa orang saja yang memang sudah meminta izin untuk datang terlambat di acara ini. 

   Acara berlangsung menyenangkan, setelah makan, semuanya berkumpul karena acara perkenalan anak baru akan dimulai. Chief resident meminta semua angkatan Raina untuk berkumpul di depan. 

   "Oke semuanya, hari ini kita akan mulai dengan perkenalan angkatan baru kita, semester 0. Mereka akan mulai beraktivitas bulan depan. Kita mulai dari ketua angkatannya dulu ya" ucap CR, wajahnya berseri-seri, mungkin karena ini hari terakhir dia memegang jabatan yang cukup membebaninya. 

   Tama maju, dia tersenyum kaku, lalu menunduk dengan sopan ke arah para senior. Manusia kanebo kering itu memulai kalimatnya. Mulai dari info tentang identitas diri. Beberapa senior wanita mulai berbisik-bisik, memuji ketampanan Tama. Mereka punya idola baru. Memang jarang sekali menemukan lelaki tampan di bagian ini. 

   "Status dong!" Teriak seorang senior sambil mengerling genit. Seruannya itu langsung disambut oleh senior yang lain, seakan setuju. Wajah Tama langsung memerah karena menahan malu. Apalagi para wanita itu bersahutan menggodanya. 

   Raina tersenyum miring. Baru kali ini dia melihat ekspresi lain dari pria kaku itu. Raina pikir hanya ada wajah datar disana. Tidak disangka kanebo kering bisa tersipu malu, batin Raina, masih mencibir. 

   "Belum menikah Teh" ucap Tama, wajahnya bertambah merah.

    Jawaban Tama ini menambah riuh para senior wanita itu, yang menurut Raina saat ini sudah menjelma menjadi grup wanita pemuja kanebo kering. Raina merasa ada yang salah dengan otak orang-orang itu, atau mungkin mereka belum tahu saja watak pria yang mereka puji habis-habisan itu, batin Raina dalam hati. 

   Sementara itu, Tama berdiri dengan kikuk. Sorak sorai penggemar wanitanya masih terdengar dengan jelas. 

   "Oke, udah, gantian. Yuk yang kedua" ucap CR itu, menghentikan keributan para penggemar Tama yang dia nilai cukup keterlaluan. Dia menunjuk ke arah Radit. Pria itu pun maju ke depan, memamerkan senyuman manisnya. 

   "Selamat sore para senior sekalian, nama saya Raditya" ucap Radit dengan percaya diri, beberapa terlihat menatap Radit tak berkedip, tidak terlalu heboh seperti perkenalan Tama. Penggemar Radit sepertinya kurang banyak bila dibandingkan dengan penggemar Tama sebelumnya. Salah satu wanita yang tidak mengedipkan matanya adalah Raina. Dia terbuai dengan senyuman manis Radit. Ekspresi Raina sungguh berbeda dengan saat Tama memperkenalkan diri sebelumnya. 

   "Manis banget" gumam Raina pelan, tapi masih bisa terdengar oleh sahabatnya. Yasmin hanya bisa mencibir mendengar pujian sahabatnya itu. Jelas sekali Raina sudah naksir berat dengan Radit. 

   "Awas patah hati, terus kabur lagi" balas Yasmin, setengah menyindir. Raina membalas dengan cibiran. 

  Satu per satu akhirnya memperkenalkan diri. Setelah selesai, mereka mulai acara inti yaitu pemilihan CR. Ada tiga kandidat kuat untuk menjadi CR. Masing-masing diberikan waktu 10 menit untuk memaparkan visi, misi serta program mereka bila mereka menjadi CR kelak pada semua residen yang hadir hari ini. 

   Voting pun dimulai. Angkatan Raina mulai sibuk memberikan kertas kepada masing-masing senior. Kebanyakkan para senior wanita meminta kertas pada Tama dan Radit, kebanyakkan meminta pada Tama. Lelaki itu lumayan kewalahan menghadapi "fans" barunya. 

   "Na, bantuin gue disini" pinta Tama. Raina yang paling dekat dengan posisi Tama saat ini. 

    Raina melirik sebentar ke arah Tama, lalu tanpa banyak bicara gadis itu membantu Tama, walaupun sebenarnya hatinya sedikit enggan.

   "Kok elu yang kasih kertasnya, gue kan maunya sama Tama" keluh seseorang senior wanita. Tidak senang karena Raina membantu Tama.

   "Maaf Teh" balas Raina, membalas dengan senyuman manis yang dibuat-buat, padahal dia merasa kesal dengan ucapan wanita itu. Raina langsung beranjak dari sana. 

   "Na, mau kemana?" Tanya Tama heran, dia sempat melihat kemana Raina, gadis itu bahkan belum selesai membagikan kertas pemilihan, mengapa sudah pergi, tanya Tama dalam hati. 

  "Fans elu enggak seneng gue yang bagiin, mendingan elu aja deh," balas Raina dengan tenang. Tama baru akan protes ketika mendengar kalimat Raina, tapi dia langsung mengurungkan kalimat protesnya saat ada beberapa yang memanggil namanya dengan nada tidak sabar, meminta kertas pemilihan.

   "Mendingan cepetan balik kesana, fans udah nunggu tuh" ucap Raina sambil tersenyum usil. 

    Tama tidak menjawab, dia hanya bisa mendengus kesal, tapi tetap menuju ke arah senior yang memanggilnya dan mulai memberikan potongan kertas di tangannya. Walaupun enggan, Tama tetap mencoba memberikan senyuman pada seniornya itu. 

___________

Hai, up baru..

Jangan lupa kasih komentar ya

Dan follow IG baru saya di rizka_author yaa

Happy reading

     

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Priella Hartanto
mau juga dong kertas dr kanebo kering, kusemprot parfum tiap hari deh. gemes banget sama si kanebo. kapan ya disahkan dan dihalalkan duo sejoli ini. semoga author berbaik hati pd mereka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status