Perempuan yang sejak tadi berada dibelakang laki-laki itu akhirnya melangkah maju dan memegang bahu pria di hadapannya, "Neo, bersabarlah sebentar... Mengapa kami menjadi begitu impulsif, ah! Kau akan menyakiti Isaura dengan antusiasme yang kau miliki ini."
Isaura yang hanya dalam waktu beberapa saat harus kembali menghadapi dua sosok baru dihadapannya dan juga mereka baru saja memeluknya tidak bisa tidak mengh
Neo berasal dari Ras Werewolf.Jadi sebenarnya Isaura yang asli sama sekali tidak membatasi dengan siapa dia berteman, dia tidak hanya berteman dengan sesama manusia, tapi sebenarnya teman baiknya sejak bayi adalah seorang Werewolf. Maka dari itu, Isaura yang dulu pastinya adalah anak yang baik dan sederhana, yang bahkan tidak perlu repot untuk memilah dengan siapa dia berteman.Tunggu!Jika Isaura dan Neo berteman sejak bayi, maka Jasindha seharusnya mengetahui bahwa Neo adalah seorang Werewolf, mengapa dia memutuskan untuk membiarkan mereka tumbuh bersama?Maksudnya, seorang ibu biasanya akan sangat protektif terhadap pergaulan anak mereka. Jadi, naluri seorang ibu mereka biasanya akan memilah dengan serius tentang dengan siapa buah hati mereka berteman.Isaura menghela nafas, tampaknya ibunda Jasindha ini benar-benar baik.Tiba-tiba d
"Mengapa kau justru duduk sendirian disini?"Isaura memandang kearah datangnya suara yang sebelumnya bertanya padanya, dia mendapati Neo yang sedang berjalan menuju ke arahnya.Saat ini dia sendiri sedang duduk di bangku taman bunga, yang menurut ibundanya merupakan taman bunga kesayangannya, ah, mungkin maksudnya kesayangan Isaura yang asli, bukan dirinya. Tapi mau tak mau dia harus mengakui bahwa taman bunga ini memang memiliki pesonanya sendiri."Aku hanya sedang ingin mencoba mencari kenangan ku di taman ini, aku tidak mengerti tapi aku sangat senang berada disini. Dan, mengapa kau kemari? Apakah ibunda sudah selesai denganmu?" Dia menatap ke arahnya."Yah, ibundamu terlalu antusias untuk membuat teman-teman baru yang kau bawa merasa senyaman mungkin disini, sehingga ia tidak memiliki waktu untuk memberi hukuman kecil padaku." Dia m
"Lepaskan aku!"Neo mengelengkan kepalanya, "Tidak, sebelum kau bersedia untuk memaafkan aku.""Aku bilang lepaskan aku! Kenapa kau sulit sekali di ajak bicara?! Aku tidak butuh permintaan maafmu sekarang. Hanya lepaskan saja aku dan tinggalkan aku sendiri."Neo masih mengeratkan pelukannya, "Kau baru saja kehilangan ingatanmu. Melihat kau bereaksi seperti ini membuatku yakin bahwa kau tidak sepenuhnya kehilangan semua ingatanmu. Kau sahabatku. Aku tidak akan melarikan diri dari masalahku apalagi ini terjadi denganmu."Melihat apa yang terjadi diantara mereka berdua, Cato yang sejak tadi terdiam untuk mencerna semua masalahnya mulai angkat bicara, "Kalian berdua ... Berhenti bertingkah kekanakan seperti ini, kalian hampir membuatku gila karena penasaran."Neo mengalihkan tatapannya ke arah Cato, "Jik
Mereka semua masih terpaku di tempat yang sama.Neo hanya mengelengkan kepalanya pelan, "Aku sulit untuk mengakuinya tapi bagaimana bisa kau mengatakan kebohongan dengan wajah serius seperti itu?"Cato juga mengangguk, "Aku juga sangat ingin menanyakan hal yang sama, maksudku itu terlalu nyata untuk menyebutnya sebagai sebuah kebohongan."Evander hanya menatap mereka berdua tanpa mengatakan apa-apa.Lucien melihat interaksi diantara mereka dan tidak bisa untuk tidak ikut menambahkan beberapa kata, "Tentu saja dia bisa melakukannya, karena memang seperti itulah bentuk wajahnya. Dia bahkan tidak tau bagaimana caranya bercanda, haha."Evander melontarkan lirikan tajam padanya.Lucien merasa seluruh bulu kuduk di belakang lehernya berdiri, ini pertanda bahaya! "Ahaha, Maksudku adalah aku ingin mengatakan betapa tampan dirimu dengan sikap serius seperti itu."Evander tampaknya tid
Di pagi hari yang cerah, saat sinar matahari mulai menyinari ruangan yang menjadi kamar dari isaura, akhirnya seorang gadis mulai membuka matanya. Tampaknya sinar matahari berhasil membangunkannya karena rasa tidak nyaman dari cahaya yang mengarah tepat ke arah wajahnya. Gadis itu adalah Irisha atau Isaura yang lain.Dia terdiam sebentar, mengusap kedua matanya, dan tentu saja menguap karena meskipun dia seorang gadis, bangun pagi bukanlah kebiasaan dalam hidupnya. Dia terbiasa kelelahan karena pekerjaan yang terus menerus bertumpuk, dia bahkan sering terlambat masuk pekerjaan karena kelelahan yang luar biasa.Lalu dia berpikir sebentar, dia belum benar-benar menyadari keberadaannya saat ini.Dia melihat sekeliling, "dimana ini?"Sesaat kemudian dia menepuk dahinya, "ah, bagaimana bisa aku lupa bahwa aku tidak lagi berada di dunia yang sama. Apa yang orang lain aka
Diluar kediaman keluarga Maulvi. Isaura dan Archer Masih berdiri disana tanpa suara, mereka masih asyik menikmati udara pagi yang cerah dan begitu menyegarkan ini, ditambah kicauan burung tampaknya ikut memeriahkan suasana diantara mereka."Bukankah suasana yang menyenangkan ini agak salah untuk dijadikan sebagai latar perpisahan?" Canda Archer dengan sedikit senyuman di sudut mulutnya.Isaura yang sebelumnya mendongak untuk melihat langit yang cerah langsung menunduk, "Aku ingin mengatakan bahwa ini adalah hari yang indah, tapi aku benci mengakui bahwa saat inijuga kau akan segera pergi."Archer tersenyum, "apa kau benar-benar sedih jika aku pergi?"Isaura langsung mengangkat wajahnya, "Tentu saja! Walaupun kita baru saja saling mengenal beberapa hari yang lalu, kau sudah menjadi teman yang sangat penting bagiku. Tidak salah bu
Keesokan harinya."Hoamm ... mmm ... Aku masih sangat mengantuk. Memikirkan tentang Archer yang sedang berada dalam perjalanan dan apakah ia selamat sampai ke Magnesia membuatku terbangun sampai larut malam? Aku tidak menyadarinya sampai tiba-tiba sudah tengah malam, benar-benar membuat jam tidurku banyak berkurang ... Hoamm." Isaura masih menguap dan berusaha untuk membuka matanya yang terasa sangat berat.Dia merasa sepertinya dia akan segera memiliki mata panda. Jam tidurnya sudah banyak mengalami kekacauan sejak ia masih berada di dunianya yang sebenarnya. Dan kali ini, tampaknya akan terulang lagi di dunia ini.Setelah menunggu selama beberapa saat, akhirnya dia benar-benar bisa membuka matanya sepenuhnya. Sepertinya hari masih sangat pagi, sebelumnya dia berpikir bahwa dia
Dia siapa?Isaura dan bahkan juga Evander dan Lucien memiliki pertanyaan yang sama tentang hal ini, meskipun samar-samar Lucien maupun Evander mungkin mengetahui siapa yang disebut oleh pria bernama Adante itu.Mereka hanya menebak, karena sejarah Dewi Moiroe dengan begitu banyak pengikut juga musuhnya hanya diturunkan dari mulut ke mulut karena hal itu telah terjadi ratusan tahun yang lalu. Mereka tidak bisa mengingat dengan baik siapa "Dia" yang disebutkan oleh pria itu.Tentu saja itu tidak berlaku dengan Jasindha.Dia jelas mengetahui dengan baik siapa yang dimaksud oleh Adante, dia segera memegang tangan Adante yang mencengkram erat pada pergelangan tangannya, "Adante, kau harus tenang."Adante melepaskan tangannya namun dia tetap mengelengkan tangannya, "Bagaimana bisa kau memintaku untuk tenang, kau tahu dengan baik siapa yang aku bi