Share

Chapter 6

Malam yang begitu tenang tak mengusik ketenangan Lucy yang berada di pangkuan Lucien. Saat ini mereka sedang berlayar mengarungi samudra hanya untuk sampai di Benua Husberg. Tujuan mereka kali ini adalah Hutan Ant yang berada di kawasan Kerajaan Night Crow. Membutuhkan waktu empat bulan untuk sampai Benua Husberg dengan kapal laut saat ini.

Dan mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sampai tujuan mereka. Hutan Ant adalah tempat yang paling cocok untuk membangun batu pemanggilan. Dengan melewati Kerajaan Sasentra dan Amunra, mereka cukup yakin sampai dengan waktu yang cukup lama. Dan tentunya Lucy menikmati perjalanan bersama dengan Lucien. Evrard dan Alice masuk ke dalam tubuh Lucy seperti Esmelth pada umumnya, yang di haruskan masuk ke dalam diri masternya agar tidak membuang-buang mana milik sang master. Walaupun tidak mempengaruhi jumlah mana yang Lucy miliki, Lucien tetap khawatir dengan kehadiran Evrard dan Alice yang terlihat mencolok.

"Lucy," panggil Lucien lembut.

Lucy hanya menoleh sambil tersenyum manis, lalu ia kembali menatap laut yang begitu tenang.

"Apa yang kau inginkan untuk ulang tahunmu kali ini?" tanya Lucien yang kini berdiri memeluk Lucy dari belakang.

"Buku?" jawab Lucy tidak yakin.

Untuk yang ketiga kalinya Lucy meminta hal yang sama, kadang Lucien berpikir apakah masternya tidak memiliki permintaan yang lain seperti mainan ataupun perhiasan.

"Apa tidak ada hal lain selain buku?" desah Lucien bosan.

Lucy tertawa kecil lalu berputar menghadap Lucien. Gadis kecil itu merentangkan tangannya agar Lucien dapat menggendongnya.

"Aku butuh pengetahuan lebih banyak daripada umumnya, Lucien. Aku tidak bisa memakai sihir, karena itu aku butuh pengetahuan lebih agar aku dapat berguna untukmu." Jawaban Lucy membuat Lucien tertegun.

"Usiamu masih muda, mengapa kau tidak menikmati hari-harimu?"

"Aku menikmati hidup dengan caraku, Lucien. Kau tidak perlu khawatir, aku tahu posisiku. Aku adalah Master-mu, sebagai seorang master yang lemah sepertiku, aku harus mencari cara untuk bertahan hidup. Pengetahuan dibutuhkan sejak dini, apa kau mengerti?"

"Sebenarnya berapa usiamu saat ini? Pemikiranmu melebihi dari orang dewasa sekalipun."

"Suatu saat nanti kau akan mengerti jalan apa yang aku tempuh."

Lucy langsung saja memeluk Lucien, ia tidak bisa mengatakan semua yang ia pikirkan. Dan Lucien, Lucy mengetahui sedikit sifat Esmelth miliknya itu memiliki pemikiran yang begitu tajam.

Setelah mempelajari apa yang sudah ia dapat dari ratusan buku, ia dapat mengetahui sejarah tentang Lucien. Di dalam buku sejarah tertulis, Raja Esmelth terdahulu memiliki beberapa Jendral yang termasuk dengan adik sang Raja.

Dalam buku yang ia baca, Lucien tidak bisa memiliki master karena kekuatan yang ia miliki begitu besar dan membutuhkan banyak mana. Tetapi kekuatannya selalu dipakai untuk peperangan antar manusia.

Sikap arogan dan kejam milik Lucien sering kali membuatnya bertengkar dengan sang adik. Velianra, ia adalah adik Lucien. Kekejaman Lucien semakin tidak terkendali dikarenakan banyak manusia yang merendahkannya karena tidak dapat memiliki master. Hingga pada akhirnya Lucien lepas kendali, saat seorang manusia yang ia lindungi mati di tangan manusia lainnya.

Heeron, ia adalah seorang pria yang Lucien kagumi. Sebagai manusia, Heeron begitu bijaksana dan dermawan. Bagi Lucien, Heeron adalah manusia yang begitu baik, tetapi tidak naif. Lucien banyak belajar hal darinya. Hingga saat itu tiba, Heeron mati terbunuh dalam peperangan.

Lucien yang saat itu sedang bertarung dengan Esmelth lainnya, akhirnya hilang kendali dan memakai wujud sebenarnya. Tanpa sadar Lucien meratakan satu kerajaan tanpa bekas. Dan karena itulah Velianra memilih untuk menyegel tubuh Lucien dibantu dengan para Esmelth lainnya.

"Kau ... selama ini menungguku, bukan? Menunggu seseorang untuk menjadi master-mu. Kau ... kesepian," bisik Lucy, tubuh Lucien bergetar dan langsung saja memeluk Lucy dengan begitu kuat.

"Sama seperti diriku, di sana aku ... kesepian," lanjut Lucy sambil mengusap punggung Lucien.

"Kau benar-benar menyebalkan, Lucy," jawab Lucien yang akhirnya tertawa kecil.

"Kau lebih menyebalkan saat memelukku, kau hampir meremukkan tubuhku!" pekik Lucy sambil menepuk-nepuk punggung Lucien.

Lucien hanya tertawa kecil sambil mengecup kening Lucy. Ia merasa begitu nyaman berada di sisi Lucy, sosok gadis itu mengingatkannya pada seorang manusia yang ia kagumi ratusan tahun lalu.

"Master, apa kau baik-baik saja?" tanya Alice berbicara lewat mindlink.

"Ada apa?" tanya Lucy.

"Mana milikmu entah mengapa semakin bertambah banyak," jawab Alice heran.

"Ahh itu, aku sedang mencoba menarik mana yang ada di lautan," jawab Lucy dengan polosnya.

"Master, sebaiknya kau hati-hati. Esmelth lain bisa melirikmu." Kini Evrard memperingati.

"Mereka tidak akan berani mendekat karena ada Lucien di sisiku, kalian seharusnya mempercayai Lucien," jawab Lucy dengan percaya dirinya.

"Karena kami sangat mempercayai Lord Lucien, kami memperingatimu, Master," jawab Alice yang terdengar gemas.

"Lord Lucien bisa membunuh mereka tanpa sepengetahuan dirimu, Master," ujar Evrard dan langsung saja membuat Lucy membulatkan kedua matanya.

"Lucien!" panggil Lucy tiba-tiba.

"Hmmm?"

"Jangan membunuh siapa pun tanpa perintah dariku."

"Mengapa tiba-tiba kau memerintahku?"

"Lakukan atau kau tidak dapat memakan mana-ku selama seminggu!"

"Baiklah, tetapi kau harus berhenti menarik mana dari lautan. Kau memancing para Esmelth di kapal mau pun di dalam lautan, kau mengerti?"

"Setuju."

Lucien hanya terkekeh melihat Lucy yang begitu riang hari ini. Entah bagaimana caranya gadis kecil itu bisa menarik mana. Bahkan ia tidak mengetahui caranya. Lucy bisa menarik mana di sekitarnya untuk dirinya sendiri. Itulah cara yang paling dicari oleh para Magia, tetapi hingga saat ini mereka belum mengetahui cara menarik mana di sekitar mereka. Setiap Magia memiliki kapasitas mana dalam tubuh mereka. Jika sedikit, tubuh mereka akan melemah sedangkan jika terlalu banyak tubuh mereka akan terbakar oleh mana mereka sendiri.

"Lucien, kau tahu Raja baru para Esmelth?" tanya Lucy tiba-tiba.

"Aku hanya mendapatkan informasi yang tidak pasti, Raja baru itu sama sepertiku. Tidak ada Magia yang dapat melakukan kontrak dengannya. Terlebih ia hidup menyendiri di suatu tempat, dan tidak ada yang mengetahui keberadaannya," jawab Lucien sambil menatap lautan.

"Jika itu benar, suatu saat nanti kita akan bertemu dengannya," gumam Lucy.

"Aku harap tidak bertemu dengannya," jawab Lucien membuat Lucy yang menatap lautan menoleh ke arahnya.

"Aku tidak suka berbagi," lanjut Lucien dan membuat Lucy terkekeh geli.

"Belum tentu ia ingin menjalin kontrak denganku, Lucien," jawab Lucy santai.

"Berhentilah berbicara seperti orang dewasa, kau masih berusia tujuh tahun. Seharusnya kau bertanya mainan apa yang ingin kau beli."

"Sebentar lagi aku berusia 8 tahun, Lucien."

"8 tahun tetaplah bocah, berhenti memikirkan hal rumit dan bermainlah bersama Alice."

Lucy hanya menjulurkan lidahnya ke arah Lucien, ia sendiri tidak mengetahui mengapa bisa memikirkan hal yang seharusnya belum ia pikirkan. Lucy langsung saja memangil Alice, gadis Esmelth itu keluar dari dalam tubuh Lucy tanpa kelinci besar yang selalu menemaninya.

"Alice, temani Lucy. Aku memiliki urusan lain, dan jangan sampai tersesat," titah Lucien, meski Alice tidak perlu mematuhinya, tetap saja Alice menganggap Lucien sebagai tuannya.

"Yes, My Lord," jawab Lucy sambil menunduk hormat.

Alice langsung saja menarik tangan Lucy pergi menjauh, Lucien yang ditinggalkan begitu saja hanya menatap datar kepergian Lucy. Pria Esmelth itu melompat turun ke lautan dan menapakkan kedua kakinya di atas permukaan air.

Tidak lama kapal mulai menjauh dan meninggalkan Lucien berdiri tenang di atas permukaan laut. Lucien terlihat seperti sedang menunggu hingga akhirnya ia merasa bosan dan menghentakkan satu kakinya.

Tiba-tiba saja air laut yang tadinya tenang kini mulai berombak, menciptakan pusaran besar hingga ke dasar lautan.

"Jangan membuatku menunggu," ujar Lucien sambil berdecak kesal.

Tidak lama kemudian muncullah sosok pria tampan dengan surai putih dan topeng yang menutupi wajahnya. Meski memakai topeng, Lucien mengetahui jika pria di hadapannya menatapnya dengan sinis. Tidak membutuhkan waktu lama untuk Lucien mengetahui identitas Esmelth di hadapannya.

"Maaf saja, aku tidak suka menundukkan kepalaku selain pada Masterku," ujar Lucien dan membuat Esmelth di depannya tertawa kecil.

"Arogan seperti kabarnya," jawab Esmelth itu yang kini melayang di udara.

"Lagi pula aku pernah menjadi Raja, tidak masalah jika aku arogan, bukan?" Esmelth bersurai putih itu lagi-lagi tertawa dengan perkataan Lucien.

"Apakah menjadi Raja membuatmu puas?" lanjut Lucien.

Esmelth bersurai putih itu hanya diam tanpa ingin menjawab, ia tidak mengenal Lucien. Yang ia dengar dari para Esmelth adalah jika mantan Raja Esmelth adalah pria yang berbahaya, arogan, dan tidak mengenal ampun. Pertanyaan yang dilontarkan Lucien pun bisa saja berupa jebakan yang bisa mengantarkan mereka berdua pada pertarungan besar. Meski saat ini dirinya tidak merasakan kekuatan Lucien dalam tahap berbahaya.

"Bukan urusanmu, Lord Varoksya," jawab Esmelth bersurai putih itu.

"Namaku Lucien, Varoksya bukanlah namaku lagi," jawab Lucien yang sepertinya terganggu dengan aura mengintimidasi dari Esmelth di hadapannya.

"Aku tidak mengira kau berada di tengah lautan seperti ini, dan bertemu denganmu secepat ini," lanjut Lucien sambil memandang rendah Esmelth di depannya.

"Cukup berbasa-basinya, apa yang kau inginkan?" jawab Esmleth itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku hanya ingin kau tidak menampilkan diri di depan Masterku," jawab Lucien sambil tersenyum miring.

"Baiklah, sekarang pergilah aku ingin kembali ke dasar laut," jawab Esmelth itu sambil kembali menyelamkan tubuhnya kembali ke dalam lautan.

Lucien menatap tajam kepergian Esmelth bersurai putih itu, surai putih milik pria itu mengingatkannya pada seseorang yang ia benci hingga saat ini. Lucien langsung saja menghilang membiarkan lautan kembali tenang. Esmelth bersurai putih tadi memasuki sebuah gua yang besar di dasar laut. Lautan kembali tenang saat ia rasa jika seseorang yang menemuinya tadi sudah pergi.

Ia kembali duduk bersila dan membiarkan kekuatan miliknya menguar dari dalam tubuhnya. Tetapi, konsentrasinya pecah saat mengingat apa yang dikatakan mantan Raja Esmelth kepadanya.

"Menarik." 






***

        

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mariavasa
16 koin :( mahal sekali TT
goodnovel comment avatar
Kikiw
mirip adiknya?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status