Share

Jerk Husband
Jerk Husband
Author: Riski Hakiki

Prolog

“Apa ini?” tanya Anna tak mengerti, begitu Luxander. Pria yang resmi menjadi suaminya beberapa jam yang lalu, tiba-tiba melemparkan sebuah map berisi lembaran kertas ke wajahnya. 

“Poin-poin penting dalam pernikahan kita,” jawab Luke seadanya. “itu adalah tugas dan posisi mu dalam rumah ini” tegas Luke. “kamu tau sendiri, apa akibat yang akan kamu dapat, jika kamu berani menentangnya!” lanjut Luke dengan gaya angkuh seperti biasa. 

Anna membuka surat perjanjian yang mau tidak mau harus dia pahami isinya. Pernikahan ini terjadi karena sebuah kesepakatan. Kesepakatan tetaplah kesepakatan. Anna tidak mau Luke melemparnya ke dalam penjara, jika sampai tak mematuhi peraturan pria gila itu.

“Kamu menjadikan aku pembantu?” tanya Anna tak percaya begitu membaca poin pertama dalam surat perjanjian itu. Luke memang benar-benar gila. Masak iya, dia harus membersihkan dan mengurus rumah sebesar itu sendirian? 

“Tentu saja. Apa gunanya dirimu berada di sini jika bukan untuk menjadi pembantuku. Sayang, jika aku harus membayar jasa pembantu, sedangkan ada dirimu yang cukup aku kasihani dengan makan, minum dan tempat tinggal. 

“dan jangan lupa. Kita hanyalah orang asing yang tinggal bersama. Ikatan ini tak ada artinya bagiku. Jadi, aku berhak melakukan apa pun yang aku mau dan kamu tidak berhak ikut campur. Sedangkan, aku berhak ikut campur untuk semua urusanmu. Apa yang boleh dan tidak boleh kau lakukan di rumah ini. Mengerti?!”

“Ini tidak adil!” tegas Anna tak terima. 

Luke tertawa pelan. “Jika begitu, bersiaplah untuk membusuk di penjara.”

Dasar suami brengsek! Rutuk Anna dalam hati. Kenapa dirinya harus terjerat bersama pria gila yang merangkap menjadi suami se brengsek ini? 

***

“Kamu siapa?” tanya Anna begitu melihat wanita berpakaian sexi berada dalam rumahnya. 

Wanita dengan rambut pirang itu tersenyum angkuh. “Aku Selena. Mulai sekarang, aku akan tinggal di rumah ini.”

Anna mengerutkan keningnya. Masih belum mengerti dengan maksud wanita blonde di depannya saat ini. “Tinggal di sini? Untuk apa?” 

“Tentu saja, untuk memuaskan suamimu. Memberikan suamimu sesuatu yang tidak bisa di dapatkan dari mu. Apa lagi?”

Jawaban wanita itu, membuat Anna hanya bisa diam sambil menundukkan wajahnya. Tidak perlu orang lain yang mengatakannya. Dia pun sadar diri. Luke tak akan pernah sudi untuk menyentuhnya. 

***

“Anna, katakan. Aku mengkhawatirkanmu. Apa selama ini, Luke memang seperti itu? Iya? Tidak bersikap baik padamu? Tidak memperlakukanmu layaknya seorang istri? Benar begitu? ”

Anna menggeleng pelan. “Tentu saja. Dia suami terbaik yang pernah ada, Jasmine.”

“Jangan mencoba menipuku. Meskipun aku buta. Aku tau, saat ini kau rapuh dan terluka. Anna, jujurlah padaku. Lagi pula, aku sudah mendengar bagaimana kasarnya Luke padamu. ”

Anna menatap Jasmine dengan pandangan berkaca-kaca. Kebutaan yang di alami Jasmine,  adalah keberhasilan besarnya saat menjelma menjadi iblis wanita ter keji. Dan sekarang, justru Jasmine lah yang tetap setia menjadi sahabatnya. 

“Hiks, hiks. Jasmine, dia .... “ isakan  Anna menggantung. Rasanya, dia sudah tidak sanggup lagi untuk mengatakan sesuatu tentang Luke dan semua sifat kasarnya. Sungguh, dadanya terasa sangat sesak sekarang. 

 “Apa Luke selalu menyakitimu?” tanya Jasmine lagi. Dia turut prihatin saat mengetahui bagaimana kebencian Luke terhadap Anna. Tidak bisa Jasmine bayangkan, jika dirinya berada di posisi Anna sekarang. Hidup bersama  suami yang membencinya, tidak pernah menghargainya, dan selalu menyiksa dengan kata-kata kasar. 

***

“Kamu sakit,” ucap Anna saat melihat suaminya, pulang dengan wajah pucat. “duduklah. Aku akan mengompresmu.”

Luke menoleh kilas. “Tidak perlu. Selena akan merawatku.”

Anna menarik nafasnya pelan. Dia sudah berjanji, untuk menghadapi Luke dengan kepala dingin dan meruntuhkan hatinya dengan kesabaran. “Tidak bisa.”

“Kenapa tidak?!” sergah Luke dengan suara meninggi. 

“Karena dia, kau bayar untuk memuaskan mu bukan untuk merawatmu.”

***

“Bibi, mengandung ya?” pertanyaan polos Dave, membuat Anna belingsatan. Tolong, jangan buat siapa pun mengetahui kehamilannya terutama Luke. Tidak. Anna tidak mau. Luke pasti akan melenyapkan bayi yang di kandungnya jika tau. 

“Tidak Dave. Bibi hanya masuk angin,” bohong Anna. 

Dave memegang tangan Anna yang berkeringat. “Aku mungkin masih kecil. Tapi, Bibi lupa darah siapa yang mengalir dalam tubuhku. Aku tau, bibi sedang mengandung, seperti Mommy. “

“Dave, berjanjilah. Kau tidak akan memberitahu siapa pun. Siapa pun itu.”

“Tapi kenapa?” Davio  putra pertama Peter dan Jasmine, memang selalu teliti dalam segala hal. 

“Dia akan berada dalam bahaya Dave. Jadi, berjanjilah. Kau akan melindunginya dengan tidak memberitahukan pada siapa pun tentang kehamilan Bibi. Ya?”

Davio mungkin menyanggupi permintaan Anna. Tapi seseorang yang berada di balik tembok, menyeringai penuh kelicikan begitu mendengarnya. 

Orang itu, akan membunuh bayi itu dengan tangan terbuka. 

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status