Share

Bagian 3 - Gugup

Anna terdiam di muka pintu. Kenapa harus Peter yang berdiri di depannya? Dia menjadi serba salah sekarang. Perasaan bersalah dan cinta yang masih terselip rapat di dalam hatinya, berontak bersamaan ingin mencuat ke permukaan. 

“Kamu tidak ingin mempersilahkan aku masuk ke dalam?” 

Anna salah tingkah. Kenapa pesona Peter harus se kuat ini pada dirinya? Tidak. Ini tidak boleh lagi terjadi. Peter tidak mungkin dia impikan kembali untuk menjadi miliknya. Dia harus bisa merelakan Peter bahagia bersama Jasmine dan keluarga kecilnya. Yang artinya, Peter adalah adik iparnya sekarang. 

“I-iya. Silakan masuk,” jawab Anna kemudian mundur memberikan Peter ruang untuk masuk ke dalam. 

Setelah masuk. Peter lantas duduk di sofa sambil menyandarkan tubuhnya. “Luke di mana? Katakan, aku ingin bertemu dengannya.”

Anna kembali di landa perasaan gugup. Sungguh, dia tidak menyangka. Peter masih akan sudi berbicara dengannya setelah kejahatan yang sudah dia lakukan 6 tahun silam. Bahkan, kemarin, Peter masih sangat berniat untuk memasukkannya ke dalam penjara. 

“Ada di atas. Akan aku panggilkan. Tapi, apa kamu ingin minum sesuatu?” tanya Anna sebelum meninggalkan Peter di sana. 

“Tidak perlu. Nanti, aku ambil sendiri,” tolak Peter membuat Anna mengangguk mengerti. Mungkin, Peter masih belum sudi jika menyangkut pemberian sesuatu darinya. 

“Baiklah. Tunggu di sini. Aku akan me ... “

“Peter?” 

Suara nyaring yang terdengar di sana, membuat Anna tersentak. Anna berbalik, dan mendapati Luke berdiri di ujung tangga dengan pandangan menyipit—tajam. Rasa-rasanya, Anna harus waspada setelah kepergian Peter nanti. 

Luke menuruni tangga dengan pandangan tak lepas dari Anna. Pandangan tajamnya, ingin memperingatkan pada pembantu kurang ajar yang sudah berani melanggar aturannya jika setelah ini, dia akan memberikan pelajaran yang tidak akan pernah Anna lupakan seumur hidupnya. 

“Dari mana saja? Aku menunggu dari tadi, “ celoteh Peter sambil melepaskan ikatan dasinya. “kau harus memakai CCTV untuk memantau keadaan rumahmu. Kau bisa membawa sebanyak yang kau mau. Gratis!” lelucon Peter, malah Luke balas dengan kata-kata sinis. 

“Aku tidak membutuhkan CCTV. Aku hanya perlu mendidik pembantu agar tau diri!” 

Mendengar perkataan Luke, Anna memilih pergi dari sana. Dia tau maksud apa yang terkandung dalam kata-kata Luke tadi. Luke jelas menyindirnya. Siapa lagi, yang bisa Luke kata-katai sebagai pembantu tak tau diri? 

Peter yang menyadari situasi apa yang terjadi, mengangkat suara. “Kau tetap pada rencanamu semula?”

“Tentu saja,” jawab Luke santai. 

“Aku lihat, dia sudah berubah.”

Luke berdecih pelan. “Ular tetaplah ular. Aku tidak akan melupakan begitu saja, kejahatan apa yang sudah wanita ular itu lakukan padamu, Jasmine, Queen dan Dave.”

Peter terdiam sejenak. Luke memang sangat terpukul atas tragedi yang menimpanya 6 tahun silam. Lalu, apa alasan Luke menikahi Anna jika masih menyimpan dendam? 

“Dia istrimu, sekarang,” ucap Peter mencoba menasihati. 

Luke tertawa tipis penuh kelicikan. “Benar. Karena kalian tidak mau membalasnya, maka aku lah yang akan membuatnya menderita dalam ikatan sialan ini.”

“Jasmine tidak mau dan dia tidak akan senang jika mengetahui semua ini,” tegas Peter. Jasmine. Wanita berhati malaikat itu, wanita yang satu-satunya dia cintai selama hidup. Selalu memaafkan Anna se kejam apa pun Anna menyiksanya dulu sampai-sampai Jasmine lupa ingatan dan nyaris meninggal. 

“Karena Jasmine tidak se buruk itu,” jawab Luke. “biarkan aku menyelesaikan tugasku dan kau jaga mereka untukku.” Lanjutnya. “dan untuk istriku itu, aku akan memberikan balasan setimpal yang sudah seharusnya dilakukan oleh seorang suami,” tambahnya. 

“Suami bajingan!” ejek Peter dan di respons Luke dengan tertawa terbahak. 

“Itulah aku,” kekehnya. “Oiya, ada apa kau menyusul kemari? Baru beberapa jam aku pergi dari rumah, dan kau sudah menggangguku saja?”

“Cuih!” Peter memalingkan muka. “jangan kepedean! Aku hanya ingin memberimu hadiah ini. Jasmine mengomel padaku, karena tau jika mobilmu aku berikan pada sopir truk itu.” Kesal Peter sambil memberikan sebuah kotak segi empat ber warna silver mengkilap. 

Luke segera membukanya. Dan begitu melihat isinya, mendadak wajah Luke sumringah. “Wow! Kau serius? Kau memberikan aku, pesawat jet milikmu King?” 

Peter menyunggingkan senyum tipisnya. “Hanya karena Jasmine! Oke?” 

Luke tertawa terbahak, lalu merangkul leher Peter. “Akui jika dirimu yang berinisiatif sendiri. Mana mungkin kau pelit pada kakak mu ini?”

“Benar. Agar kau tidak merepotkanku lagi,” sanggah Peter membuat alasan.

“Tidak. Kau menyayangiku, ‘kan?”

“Tidak. Kata siapa?” 

“Mengaku saja Peter.”

“Tidak mungkin. Kau menyebalkan!”

“Baiklah. Aku akan mengatakan pada Jasmine, jika kau mengajari Dave bermain senjata. Bagaimana? “

“Berengsek!” umpat Peter. Jika sampai hal itu bocor dan di dengar Jasmine. Maka tamatlah riwayatnya. 

“Baik. Baik. Aku melakukan semua ini karena aku menyayangimu Luxander. Puas?!”

Luke tertawa penuh kemenangan. Dia memang sangat senang membuat Peter kesal.

***

Peter sudah pulang. Kini, giliran Luke untuk memberikan Anna pelajaran. Luke sudah tidak bisa menahan emosinya. Beraninya Anna melanggar aturannya dan berbicara bebas dengan Peter seolah tak terjadi apa-apa? Dasar wanita sialan! 

Luke meneguk gelas terakhir dari sebotol alkohol yang di minumnya untuk meredakan amarah yang menguasai dirinya. Dia benci. Sangat benci Karena Anna selalu menentangnya. Baru satu hari Anna menjadi istrinya, dia sudah mengalami stres puluhan kali. 

Bersamaan dengan tegukan terakhirnya. Luke bangkit dan dengan langkah sedikit sempoyongan, dia menuju kamar Anna yang memang berada di lantai bawah. 

Klik! 

Luke tertawa licik. Bodohnya Anna tidak mengunci pintu saat tinggal bersama seorang iblis sepertinya. 

Luke melangkah mendekat. Di bawah lampu temaram, Luke bisa melihat bagaimana kesedihan dan rasa tertekan yang terpancar dari wajah manis Anna. Sebenarnya, Anna perempuan baik. Situasilah yang membuatnya berubah haluan menjadi perempuan berhati iblis. Tapi dia tak peduli. Hatinya sudah mati, rasa belas kasihannya tak akan pernah bisa di sentuh oleh wanita ular seperti Anna. 

Anna tetaplah Anna. Walaupun sudah ber status sebagai istrinya, Anna tetaplah wanita jahat yang harus segera dia musnahkan. 

Tangan Luke terulur menyentuh anak rambut Anna yang menjuntai menutupi wajahnya. Jika begini,  Anna seperti jelmaan iblis wanita penggoda. Polos dan matang secara bersamaan. Dan apa salahnya, jika dia meniduri Anna sekarang? Anna  istrinya yang sah di mata negara. 

Anna yang merasakan sentuhan tangan dingin di wajahnya, sontak membuka mata. Dan alangkah terkejutnya dia saat melihat Luke duduk di dekatnya dan sedang menatapnya dengan pandangan—Lapar?

“Luke, a-pa ya-ng kau la-lakukan di sini?” tanya Anna terputus-putus. Tak pernah dia sangka, Luke akan masuk ke dalam kamarnya, mengingat betapa Luke membencinya. Jadi, keberadaan Luke di dekatnya saat ini, tentu saja membuat dia terperanjat.

Melihat bagaimana takutnya Anna saat melihatnya, Luke malah tertawa pelan. “Menikmati tubuh istriku. Apa lagi?” lirihnya sambil menyeringai kejam. 

****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status