Share

Part 4

Setelah makan siang bersama, Keanu mengantar Shanum kembali ke ruangannya. Mereka berdua hanya mengobrol ringan karena Shanum juga akan segera memulai prakteknya kembali.

"Besok hari terakhir aku disini. Mau nemenin jalan-jalan gak?"

"Haidar?" tanya Shanum yang merasa tidak enak. Suaminya itu melarangnya untuk menghubungi duluan sementara ia merasa tetap harus menjadi istri yang baik dengan selalu meminta ijin ke suami kemana pun. Tapi bagaimana ia bisa menghubunginya jika Haidar saja melarangnya?

"Aku akan menghubunginya nanti. Dia pasti gak keberatan."

Shanum akhirnya mengangguk," baiklah. Besok aku libur kok."

"Kebetulan." Keanu tampak senang." Besok kita akan bersenang-senang. Gak enak tau liat muka kamu yang lecek kayak cucian belum disetrika itu."

Wajah Shanum memerah," ih! Udah sana pergi. Aku mau kerja lagi."

Keanu tertawa," oke. Selamat bekerja. Aku pergi dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

..............

Hari ini Haidar dan Sofia berkunjung ke tempat mereka akan memesan catering makanan. Disana mereka mencicipi berbagai menu sembari memilih menu apa saja yang akan mereka pesan nanti. Tidak hanya makanan berat tapi juga deesert dan minuman-minumannya.

"Semua enak," ucap Sofia dengan wajah berbinar. Apalagi gadis itu sangat menyukai makanan manis. Hampir semua menu cake dipesannya beserta beberapa pudding.

"Lebih ke menu nusantara?" tanya Haidar setelah mencicipi makanan disana yang kebanyakan makanan tradisional.

Sofia mengangguk." Tambah pasta-pasta juga kali ya. Sama salad buah biar segar," lanjutnya yang dibalas anggukan oleh Haidar.

Saat sedang menulis-nulis menu yang akan dipesan, Haidar merasa ponsel didalam saku celananya bergetar. Ia pun pamit pada Sofia untuk menerima telepon dulu. Wanita itu hanya mengangguk kemudian melanjutkan kegiatannya.

Haidar menatap layar ponselnya yang muncul nama Keanu lalu menekan tombol hijau disana. "Ya?"

"Assalamualaikum, Dar."

"Waalaikumsalam. Kenapa?"

Disebrang sana Keanu tertawa dengan nada ketus sahabatnya,"Cuma mau minta ijin ngajak istri lo jalan-jalan besok. Gak apa apa kan?"

Haidar mengerutkan keningnya lalu melirik kearah Sofia yang masih sibuk menulis-nulis menu." Terserah lo. Gue sibuk! Assalamualaikum," ucapnya yang langsung mengakhiri pembicaraan tanpa menunggu balasan salam dari Keanu." Ganggu aja."

.............

Shanum memperhatikan apartemen milik Haidar yang pria itu tinggali selama bekerja di rumah sakit yang sama dengan tempatnya praktek. Sebenarnya sejak Haidar lulus menjadi dokter spesialis penyakit dalam, mereka berdua sudah bekerja dalam rumah sakit yang sama selama dua tahun ini. Walau akhirnya Haidar harus menjalani hubungan jarak jauh dengan kekasihnya. Ia sendiri tidak menyangka akan bekerja dalam satu tempat yang sama dengan pria yang selama ini ia cintai.

Shanum semakin tidak bisa mengendalikan perasaannya. Padahal ia hampir bisa melupakan Haidar saat pria itu melanjutkan kuliah di Jakarta. Tapi ia tidak menyangka jika mereka malah dipertemukan di tempat kerja yang sama. Dan akhirnya Haidar pindah praktek ke rumah sakit di Jakarta karena pria itu akan segera menikah dengan Sofia yang memang berdomisili disana.

Bukannya Shanum tidak tau soal hubungan Haidar dan Sofia. Ia sangat tau apalagi ia berteman dengan semua social media milik Haidar yang selalu memposting kebersamaannya dulu sebelum LDR. Tak jarang Haidar setiap bulan ke Jakarta demi menemui Sofia. Shanum sangat tau bagaimana Haidar mencintai Sofia, hal yang paling ia inginkan selama ini.

Bahkan di apartemen ini banyak foto-foto Haidar dan Sofia yang terpajang dan mungkin sengaja tidak Haidar simpan atau setidaknya disembunyikan. Mungkin pria itu ingin menyadarkan Shanum agar tidak terlena dengan pernikahan mereka dan agar Shanum tetap tidak melewati garis batas diantara mereka. Agar Shanum selalu tau jika hati Haidar hanya untuk Sofia.

Pernikahan memang impian semua wanita. Apalagi menikah dengan pria yang dicintai. Indah bukan? Tapi jika cinta itu tidak terbalas, jangan tanya seberapa besar sakitnya. Saking besarnya jadi sulit diutarakan.

"Nanti juga terbiasa." Shanum berusaha tegas." Yang penting kami kan menikah bukan aku dijadikan simpanan." Ia berusaha menghibur dirinya sendiri.

Setelah sibuk dengan pikirannya sendiri, Shanum segera membersihkan dirinya dan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah. Meski hatinya sesakit apapun, tapi saat ia bersimpuh diatas sajadahnya, Shanum akan merasa sangat tenang. Tak jarang ia menangis dalam sujudnya demi melegakan hatinya sendiri. Ia sadar dirinya sekarang tak punya siapa-siapa lagi untuk mengadu. Hanya Allah lah tempatnya untuk mengadukan segala rasa sakit yang ia alami. Ia berusaha kuat berdiri diatas kakinya sendiri tanpa berharap pada manusia mana pun. Karena ia tau berharap terlalu besar pada manusia hanya akan memberimu rasa sakit yang sama besarnya, lain jika berharap pada Allah yang tidak akan membuatmu kecewa.

"Jika semua rasa sakit ini akan meringankan beban ayahku disana, aku ikhlas ya Allah," lirih Shanum dengan suara bergetar." Aku ingin menjadi istri yang baik untuk suamiku. Tapi sekarang aku tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan berbakti, bertemu saja mungkin hanya bisa dihitung jari. Jika berdiam seperti ini menjadikan aku istri yang berbakti, aku akan melakukannya."

..............

Setelah perjalanan hampir tiga jam akhirnya Shanum dan Keanu sampai di tempat yang mereka tuju. Demi mengajak sahabatnya itu menenangkan pikiran, Keanu sampai cari-cari tempat yang bagus. Dan disinilah mereka sekarang.

Air terjun Jumog.

Walau perlu berjalan kaki yang jauh melewati semak-semak belukar, akhirnya Shanum dan Keanu sampai di air terjun yang sering disebut sebagai Surga yang hilang itu. Tentu karena tempatnya yang begitu indah namun tersembunyi. Kadang yang indah memang tidak selalu terlihat kan? Perlu perjuangan besar untuk mencapai agar bisa melihatnya. Seperti hati manusia. Walau Shanum sadar perasaan yang ia perjuangkan belum juga membuahkan hasil hingga kini. Yang ada malah membuat hubungannya dengan pria yang ia cintai memburuk.

Suara gemericik air dan udara sejuk benar-benar menenangkan hati gadis berjilbab coklat ini. Ia berjongkok dan menyentuh aliran air didekat kakinya, merasakan dingin dan segarnya air disini. Ini adalah pertama kalinya ia kesini. Ada banyak air terjun di Solo dan sekitarnya, tapi ini adalah yang terindah menurut Shanum.

"Bagus kan tempatnya?" tanya Keanu meminta pendapat.

Shanum mengangguk seraya tersenyum kecil," dari dulu aja kita kesini ya."

"Ya, kamu tau sendiri selama ini kita sama-sama sibuk. Terutama aku yang prakteknya di Jakarta. Jadi gak bisa menjaga kamu secara langsung ya seperti pesan Haikal. Maaf." Keanu merasa bersalah pada sahabatnya yang lebih dulu ke surga.

"Gak apa-apa kok. Lagian aku kan udah dewasa, bukan anak kecil lagi." Shanum tetap tersenyum hangat seperti biasa. Sebesar apapun rasa sakit yang ia rasakan kini, senyumnya tidak pernah memudar.

"Kamu baik-baik aja dengan pernikahanmu dengan Haidar?" tanya Keanu lagi yang tau ada sirat luka pada tatapan Shanum.

Kali ini senyum Shanum memudar, hanya sebentar sebelum gadis itu memaksakan senyumnya lagi." Tidak ada yang lebih baik selain mewujudkan amanah ayah aku, mas."

"Meskipun kamu tau jika pernikahan ini akan melukaimu?"

"Jika aku menganggap pernikahan ini sebagai beban, mungkin aku akan larut dalam lukaku sendiri. Tapi aku menganggap pernikahan ini sebagai sebuah ibadah seumur hidupku. Setidaknya aku tidak akan terlalu merasa terluka." Shanum lagi-lagi berusaha tegar.

"Hati kamu terbuat dari apa sih, Num? Kok bisa sekuat ini? Dibanding kamu mencari kebahagiaanmu sendiri, kamu malah memilih untuk menjalankan amanah ayahmu yang bahkan belum tentu membuat kamu bahagia."

"Aku yakin ayah tau yang terbaik untuk aku, mas. Jika ini memang jalanku, mungkin Allah tau jika aku sanggup melaluinya. Bukankah Allah tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan hambanya?"

"Kamu benar. Aku salut. Aku akan terus mendukungmu. Kamu jangan sungkan untuk curhat ke aku. Kamu sudah aku anggap seperti adikku sendiri, Num."

Shanum tersenyum haru. Ternyata ia masih memiliki orang-orang yang peduli pada dirinya. Ia tidak benar-benar sendirian disini." Terimakasih, Mas."

"Gak ada yang lebih aku inginkan kali ini selain kebahagiaan kamu, Num. Sudah cukup lama kamu terluka selama ini. Tapi aku salut, kamu gadis yang kuat."

"Allah yang memberiku kekuatan ini, mas. Tanpa Allah mungkin aku sudah menyerah sejak awal."

"Ya sudah. Kita nikmati hari ini sebelum kembali ke aktifitas semula ya. Jangan galau-galau." Keanu mengusap kepala Shanum kemudian mengajak gadis itu bermain air.

"Aku gak bawa baju ganti loh."

"Gak apa-apa nanti beli."

"Ih! Sombong!"

..............


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status