Dua bulan kemudian, semua masih terasa sama. Haidar masih mengunjunginya, baru saja kemarin pria itu kembali ke Jakarta. Shanum tetap memperlakukan Haidar dengan baik meski mereka seperti hanya 'teman dekat'. Haidar tak sekalipun pernah menyentuhnya apalagi berbuat seperti layaknya suami istri. Sangat masih jauh dari hal sensitive itu.
Tapi Shanum merasa lega karena ia sendiri belum siap. Ditambah kenyataan jika perasaan dirinya pada pria itu benar-benar menghilang. Ya, menghilang seperti asap yang tertiup angin. Semua begitu mudah lenyap padahal sepertinya baru kemarin ia mencintai Haidar begitu dalam. Tapi kesalahan kecil saja yang pria itu perbuat membuat perasaannya hilang seketika. Bukankah jika kita mencintai seseorang maka kita akan menerima semua kekurangannya? Sayangnya Shanum tak merasakan hal itu pada Haidar. Jika ya, mungkin ia masih akan tetap mencintai suaminya seperti beberapa tahun yang lalu. Rasa sakit dan rasa cinta yang menjadi satu m
"Maksud lo?""Dia pernah memperkosa Sofia beberapa tahun lalu saat mereka masih kuliah di kampus yang sama," ucap Haidar akhirnya. Ia memelankan suaranya, sadar dengan tempat yang menjadi kekuasaan penuh dari orang yang sedang ia bicarakan."Bukannya Sofia kuliah manajemen?""Iya. Kan universitas itu gak hanya kedokteran. Gimana sih lo?"Keanu mengangguk mengerti," tapi itu serius? Lo tau darimana?" ia tampak tidak percaya. Padahal Abizar tidak terlihat seperti pria brengsek seperti yang Haidar maksud. Apalagi sampai berbuat hal seperti itu pada wanita."Sofia yang ngasih tau sendiri ke gue saat gue menyelamatkan dia dari Abizar."Keanu jadi teringat saat Haidar yang katanya telat ke kampus karena menolong wanita yang hampir menjadi korban kejahatan. Dan akhirnya Haidar dan si korban menjadi dekat walau Sofia pernah menghilang seperti ditelan bumi selama hampir satu tahun. Ia tau se
Berbagai hidangan prasmanan di atas meja pun tersaji. Husna segera mengajak Shanum untuk mengambil makanan. Shanum hanya mengikuti saja meski ia tidak nafsu makan sama sekali selama dua hari ini. Bayangannya soal dirinya yang tidak akan bisa bertemu dan berkomunikasi dengan Abizar seperti biasa membuat nafsu makan dan tenaganya menguap. Persis seperti remaja yang baru merasakan patah hati. Sebelumnya Shanum pikir menjalani pernikahan poligami adalah yang paling menyakitkan dalam hidupnya. Tapi ternyata memikirkan akan dirinya yang kehilangan Abizar dan tidak bisa memiliki pria itu ternyata jauh lebih menyakitkan."Wah! Dokter Abizar. Gak berasa ya udah mau tiga bulan. Sebentar lagi balik ke Jakarta deh," ucap Husna yang kebetulan berpapasan dengan Abizar di dekat meja minuman."Iya nih. Baru datang, Na?"Husna mengangguk cepat, ia pun menoleh ke tempat Shanum duduk saat ini. Wanita itu tampak melamun d
Malam hari Haidar baru sampai di rumah sakit tempat Shanum bekerja. Ia pikir ia akan mampir dulu ke rumah sakit tempat istrinya bekerja sebelum ke apartemennya. Karena memang rumah sakit akan ia lewati lebih dulu sebelum menuju apartemennya. Ia juga ingin menanyakan pada orang suruhannya di sini soal perkembangan hubungan Shanum dan Abizar yang dia ketahui.Haidar pun langsung bertemu dengan Dodi di lobby rumah sakit karena ia sudah mengabari pria yang menjadi perawat pendampingnya dulu saat masih praktek di sini jika dirinya akan segera sampai. "Shanum masih praktek gak, Dod?""Maaf, dok. Tapi dokter Shanum udah pulang lima menit yang lalu," ucap Dodi, salah satu mantan asisten perawatnya dulu saat praktek."Dia pulang sendiri?" tanya Haidar dengan kening berkerut.Dodi menggeleng cepat," sama dokter Abizar, dok. Mereka dari sore di ruang praktek dokter Shanum. Pas keluar mereka langsung ke parkiran mobil dan seper
***Flashback ...Shanum mendengus, merutuki Keanu dan Haidar yang tidak terlihat dimana pun di sekitar stasiun. Padahal katanya mereka akan menjemputnya tepat waktu. Tapi sampai sepuluh menit ia sampai di kota metropolitan ini mereka tak juga terlihat. Membuatnya merasa sangat asing di ibukota ini. Ia menghela nafas kemudian berdiri di dekat pintu utama, melihat ke arah jalan raya besar yang berada di depan stasiun.Brak!Suara itu begitu keras membuat Shanum langsung menoleh ke sumber suara yang ternyata akibat terjadi sebuah kecelakaan. Ia melihat beberapa orang langsung berkerumun di sekitar mobil. Sangat ramai sampai mobil itu tak terlihat karena dikelilingi banyak orang. Tapi anehnya korban tak juga dibawa keluar dari mobilnya padahal ia yakin kecelakaan tadi cukup keras.Shanum pun segera berlari menuju kerumunan itu dan menerobos siapapun yang menghalangi
"So-sofia ... " Shanum langsung mundur ke belakang. Entah kenapa perasaannya seakan menyuruhnya untuk menghindari istri kedua Haidar ini."Iya, ini aku! Kenapa? Kamu kaget karena aku udah tau semuanya? Dasar wanita sok polos! Ternyata kamu malah menusukku dari belakang!" Sofia langsung maju menghampiri Shanum dan menarik tubuh wanita itu, lalu membenturkannya ke lantai. Shanum yang tidak siap dan kondisi tubuhnya yang masih lemas pun tidak bisa menghindar dan melawan. Apalagi kekuatan Sofia seperti tumbuh berkali-kali lipat."
Haidar terus menunggu di depan ruang UGD dengan beberapa perawat termasuk Dodi menemaninya. Hanya Dodi yang tau soal pernikahan Haidar dan Sofia. Selebihnya orang yang berada di sekeliling Haidar terlihat bingung karena dia menangisi wanita yang bukan istrinya, bahkan mereka sama sekali tidak mengenalnya.Beberapa menit kemudian pintu ruang UGD terbuka, dokter Yusuf yang tadi menangani Sofia pun keluar dengan ekspresi wajah yang tak bisa diartikan. Haidar langsung menghampirinya dengan tergesa-gesa membuat beberapa orang tampa
Dalam perjalanan ke Jakarta, Haidar tidak pernah berhenti merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga istrinya dengan baik. Bahkan ia juga kehilangan calon anak mereka. Calon anak yang mereka tunggu sejak awal pernikahan mereka tiga bulan yang lalu. Cita-cita ia dan Sofia seakan pupus bersamaan perginya kedua orang yang ia cintai.Terluka?
Pemakaman Sofia sangat sepi, hanya dihadiri beberapa keluarga terdekat saja dan Haidar tentunya. Pria itu masih berjongkok di samping makam istrinya dan menyandarkan kepalanya pada batu nisan istrinya lalu menangis di sana.Beberapa orang sudah meninggalkan area pemakaman dengan perasaan hancur. Bahkan Kinara sempat menatap sinis pada Haidar yang terlihat sama hancurnya dengan mereka di samping makam sepupunya yang bertabur kelopak bunga dan masih basah.