Share

Part 02 Kegundahan Naraya

Tjikini Lima Restaurant & Cafe

Kota Jakarta Pusat

18:00

          Setelah pulang dari kantor, Naraya beserta teman-temannya langsung menuju ke Restorant yang sudah Naraya dan teman-temannya pesan.

          “Nay sudah kamu Reservasi tempatnya?” Tanya Dino teman satu Tim Naraya.

          “Tenang saja Din sudah aku pesankan, tadi aku langsung telfon ke teman  yang jadi Manager restaurant ini, kata dianya sudah disiapin tempatnya, di meja no.07”. Ucap Naraya sambil masuk kedalam reastaurant dan menuju ke meja yang sudah Naraya reservasi, diikuti yang lain di belakang Naraya.

          Seorang pelayan mendatangi tempat Naraya dan memberikan buku menunya dengan sopan.

          “Selamat datang di Restaurant Tjiki Lima Nyonya, reservasi atas nama Ibu Naraya.” Ucap pelayan itu dengan sopan.

          Naraya mengangguk dengan tetap menyunggingkan senyum di wajah cantiknya. Sambil menerima buku menu yang di ulurkan pelayan tersebut.

          “Kalian mau pesan apa?” Ucap Naraya pada teman-temannya.

          “Aku chicken Dabu-dabu sama minumnya lemon tea.” Ucap Kinan dengan semangat

          “Aku Ayam goreng rica-rica sama minumnya juice Alpukat.”

          “Aku Grilled Chicken sama lemon tea.”

          “Aku sop iga sapi bakar sama lemon tea.”

          “Kamu sendiri pesan apa Nay?” Ucap Kinan pada Naraya.

          “Aku Grilled salmon with Tropical fruit salad, sama minumnya Lemon tea saja.” Ucap Naraya mengakhiri pesanan mereka.

          “Permisi...Pesanan segera akan kami sajikan.” Ucap pelayan itu dengan sopan dan pamit undur diri.

          Setelah 15 menit menunggu, makanan pun datang dan disajikan secara indah di atas meja. Naraya dan teman-temannya segera menikmati makanan yang mereka pesan. Entah kenapa tiba-tiba perasaan Naraya tidak enak.

          “Nay bukannya itu suami kamu ?” Ucap Kinan lirih kepada Naraya. Sambil menunjuk tempat yang ada Reyhan dan keluarganya. Naraya langsung melihat arah yang ditunjuk oleh Kinan. Setelah melihat Reyhan dan keluarganya, tiba-tiba Naraya bertanya-tanya dalam hatinya. Terlebih lagi ada sesosok wanita cantik disebelah Reyhan yang terlihat manja pada Reyhan.

          “Siapa wanita yang bersama Reyhan itu?” Batin Nayara bertanya-tanya, kenapa Reyhan harus berbohong kepadanya. Ada apa sebenarnya? apa ada yang disembunyikan oleh Reyhan selama ini. Batin Naraya.

          Setelah mereka selesai makan, Naraya menyuruh Kinan untuk membayar makanan mereka menggunakan kartu Debit milik Naraya.

Naraya seperti tidak ada semangat lagi, meskipun dia tidak memperlihatkannya kepada teman-temannya. Untuk saat ini, dia cuma ingin diam dan menunggu Reyhan bicara sendiri dan menjelaskan semuanya.

Setelah selesai membayar makanan, kami pun bergegas keluar dari restaurant, tempat mereka makan. Naraya berpamitan sama teman-temannya dan menuju parkiran mobilnya.

Naraya memasuki mobil dengan langkah gontai dan menjalankan mobilnya menuju Apartementnya.

****

Reyhan Pov

          “Entah apa yang harus aku katakan nanti ke Naraya, perasaan bersalah ini sangat menyiksa ku.secepatnya aku harus jujur padanya.” Batin Reyhan.

          Kebohongan demi kebohongan sering Reyhan lakukan, semenjak cintiya datang lagi di hidup Reyhan. Rasa cinta itu semakin memudar untuk Naraya.

          Kesalahan ku mungkin tidak akan termaafkan, menghianati kesetiaan istri ku. Wanita yang tidak pernah menuntut kepadaku. Yang memberikan cinta dan hidupnya untukku. Tanpa pernah mengeluh sama sekali.

          “Naraya Maafkan aku yang sudah menghianatimu, merusak kepercayaanmu pada ku” Ucap Reyhan dalam hati.

          Jujur aku tak bisa membohongi perasaan ku sendiri, masih terlalu besar rasa cinta ku pada Cintya.Wanita pertama yang memasuki hatiku. Yang membuat hari-hariku begitu berwarna.

          Derrrrtttt...Derrrrttt......

          Handphone Reyhan bergetar, setelah melihat ada pesan masuk, ternyata dari Cintya,wanita yang sangat Reyhan cintai.

Cintya :“Honey...”

Reyhan :“Iya Honey...Kangen”

Cintya :“Oh Sure....”

Reyhan :“Really...I just Miss you...”

Cintya :“Honey apa semua akan baik-baik saja dengan rencana pernikahan kita?”

Reyhan :“Pasti Honey...aku secepatnya akan ngomong ke Naraya”

Cintya :“Ok Honey aku percaya sama kamu, Love you...”

Reyhan :“Love you too... Honey, jangan lupa nanti sore aku jemput, mama sama papa ingin bertemu honey”

Cintya :“Ok Honey...See you...Muaccchhhh...

Reyhan :“Muaccchhh...

          Setelah mendapatkan pesan dari Cintya, Reyhan menyunggingkan senyum bahagia. Reyhan Cuma bisa berharap yang terbaik untuk kedepannya. Bersama wanita yang Reyhan cintai dengan sepenuh hati.

***

Apartemant

21:00

          Sebelum Naraya pulang ke Apartement tadi, Naraya mampir sebentar ke Panti asuhan tempat Naraya dibesarkan. Bertemu dengan ibu Ani, Ibu panti asuhan Naraya. Membawakan keperluan panti yang sudah habis dan sedikit memberikan rizky yang Naraya dapat, untuk adik-adik pantinya itu. Meskipun Naraya sudah menikah dan tidak tinggal lagi di panti asuhan. Naraya tidak pernah melupakan panti asuhan tempat Naraya dibesarkan. Dan Naraya sekarang tercatat menjadi Donatur tetap panti asuhan tempat Naraya dibesarkan sampai Naraya menjadi sosok wanita yang sangat mandiri.

          Malam semakin larut, tapi Naraya masih belum bisa memejamkan matanya sama sekali. Naraya masih memikirkan suaminya. Entah kenapa hatinya dirundung kegelisahan. Memikirkan hal yang paling ditakutkan oleh Naraya. Karena untuk Naraya, Reyhan adalah segalanya dalam hidup Naraya, Nayara tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya tanpa Reyhan disampingnya. Laki-laki yang sangat dia cintai dengan sepenuh hati.

          Terakhir kali Reyhan menghubungi Naraya saat Naraya masih dikantor. Sampai sekarang, Reyhan belum memberi kabar sama sekali. Naraya berusaha berfikir positif pada Reyhan suaminya. Nayara yakin kalau suaminya tidak akan tega menyakiti hatinya.

          Naraya mengalihkan fikirannya dengan mencoba melihat perkembangan usahanya yang berada di Bandung. Dengan melihat Email dari salah satu orang kepercayaannya. Bisnis yang dia rintis Empat tahun yang lalu, sebelum Naraya menikah dengan Reyhan. Usaha kue kekinian dan pusat oleh-oleh Naraya sekarang semakin maju dan mempunyai beberapa cabang yang tersebar di Indonesia. Itu pun tanpa sepengetahuan Reyhan suaminya.

          Malam semakin larut, tanpa terasa Nayara pun ketiduran dimeja kerjanya.

***

Tuhan Engkau yang paling tahu bagaimana kehidupan ku...

Aku berharap Cuma ingin merasakan Kebahagiaan dalam Hidup ku...

Dengan Laki-Laki yang aku Cintai.

Dengan sepenuh hati ku...

Jangan biarkan hatiku tersentuh dengan kekecewaan ...

Karena aku Takut Tuhan, nantinya akan membuatku Rapuh dan Hancur pada saat itu juga...

{ Naraya Citra Kirana }

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status