Kenangan masa kecil tentang arti sebuah ciuman pertama membuatku tertegun saat kenangan tersebut kau ulang lagi saat aku sudah beranjak dewasa.
⏳aku dan masa kecilku⏳
*
****Hari Pertama
Ervin sudah rapi dengan pakaian santainya. Ia melirik jam di dinding kamar, masih menunjukkan pukul lima subuh. Namun ia sudah begitu rapi seperti orang yang hendak ber olahraga.
Ervin meraih kunci mobilnya dan berjalan menuju pintu kamar, namun ia teringat sesuatu. Dengan
"Aku tak mau!" Rena menolak turun. Ia tak mau pagi-pagi harus lari keliling komplek. Apa kata cowok-cowok yang lihat nanti."Yakin tak mau?" Ervin mengeluarkan sesuatu dari dalam saku celananya.Sebuah kunci mobil yang Rena sadar itu miliknya. "Kau! Kau mengancamku?" teriak Rena.Ervin menggeleng. "Sama sekali tidak. Aku tak akan mengancammu. Ini permintaan papi mu, jadi.. Yakin tak mau jalan?" ulang Ervin lagi, kali ini ia mengikutsertakan alisnya menggoda Rena.Rena ingin sekali menyumpahi kasar, menyantet, membunuh Ervin saat ini juga. Tapi ia takut masuk penjara. Ia tak bisa membayangkan masa mudanya habis di penjara.mengalah dengan situasi, Rena akhirnya memilih untuk mengikuti
Rena masuk ke dalam rumahnya dengan perasaan yang sangat bahagia. Ia tak pernah merasakan rindu rumah selama ini, nmaun sekarang ia sangat merindukan rumahnya, apalagi kamar tidurnya.Setelah masuk, ia segera berlari menuju kamarnya dan menutup pintu cukup kuat. Irman bahkan dibuat terkejut saat ia baru saja keluar kamar, namun langsung mendapati anaknya berlari menuju kamar dan menutup pintu kuat tanpa menyapa dan melirik ke arahnya."Pagi om.." sapa Ervin yang baru saja sampai."Oh, pagi Vin. Rena kenapa?" tanya Om Irman pada Ervin.Ervin mengangkat bahunya, "Nggak tahu om. Datang bulan mungkin.." jawab Ervin sekenanya. Padahal kenyataannya ia tahu kenapa Rena langsung berlari ke dalam kamar.Irman menatap Ervin bingung, ia melihat raut wajah lelah Ervin, dan seketika ia paham kenapa Ervin menjawab pertanyaannya dengan sedikit dingin."Rena cari masalah lagi?" tebak Irma
Ervin dan Rena baru saja sampai di basecame mall yang ingin Rena kunjungi.Wajah gadis itu masih saja ditekuk. Ia tak rela menjadi bahan perhatian karena Ervin yang mengenakan pakaian terlalu santai.Apa kata orang orang saat melihat dirinya yang sudah cantik begini harus jalan dengan pria yang berpakaian seperti yang Ervin kenakan saat ini.Renata berjalan lebih dulu. Ia mencoba menjauhkan langkahnya dari Ervin saat ia memasuki pintu masuk Mall.Ervin yang melihat itu langsung menggelengkan kepalanya dan tersenyum gemas melihat Rena yang mencoba berjalan cepat untuk menjauhinya."Rena!" panggil Ervin. Ia berniat mengerjai gadis itu. Rena yang dipanggil pun langsung menyumpah dan menggerutu kesal."Jangan panggil gue, cowok bodoh.." batin Rena.Langkah Rena yang semakin cepat membuat Ervin semakin gemas.Ervin pun berlari mengejar
Ervin mengikuti ke mana Rena pergi. ia kini tengah menunggui Rena di depan toilet khusus perempuan. dan selama ia menunggu Rena di sana, ia sudah berhasil menjadi tontonan para cewek. sebenarnya bukan style Ervin yang menjadi perhatian para gadis-gadis itu, melainkan ketampanan pria tersebut.mereka seolah tak punya malu, memperhatikan Ervin sedetail mungkin bahkan sampai ada yang dada dada dengan Ervin, membuat pria itu risih seketika.ia kembali mengintipkan wajahnya, dan tepat saat itu Rena keluar."Na.." panggil Ervin yang langsung menghampiri Rena.melihat keberadaan Ervin di sana, Rena seketika terkejut, "Lo ngapain di sini?" tanya Rena sambil melirik ke sekelilingnya. dan sama dengan Ervin, Rena dibuat risih dengan tatapan para cewek-cewek di sekeliling mereka."Kenapa lihat-lihat mbak?" tanya Rena sinis."Itu pacarnya ya mbak?" ucap salah seorang cewek dengan nada centilnya.
Rintik hujan satu persatu mulai turun membasahi tanah dan jalan-jalan yang kering setelah seharian diterpa panasnya cahaya matahari.Tak ada bintang dan tak ada bulan malam ini. Semuanya seperti ketakutan cahayanya akan redup karena dibasahi oleh guyuran hujan yang muncul dari langit.Walaupun malam ini terasa begitu dingin, Rena tak mempedulikan itu. Ia tetap suka berdiri di teras kamarnya sembari menatap langit.Atap yang menutupi teras kamar Rena cukup menjorok ke depan, jadi ia tak akan basar sedikitpun walaupun hujan lebat.Rena termenung terdiam. Otaknya masih berpikir tentang Ervin yang menciumnya tadi siang dan kecupan itu masih begitu terasa di bibirnya sampai saat ini.
Rena menutup pintu kamarnya dengan keras. Seperti ia tengah meluapkan kekesalannya. Ada banyak hal di kepala Rena saat ini yang berkecamuk, mulai dari sikap Ervin padanya sampai arti ciuman tadi siang.Ingin rasanya ia keluar lagi untuk membentak Ervin dan mengatai pria itu pecundang kelas kakap namun ia tak mungkin melakukan itu. Ia yakin papinya akan marah besar dan semakin lama menahan kunci mobilnya.Ia ingin bebas, sangat ingin bebas. Jadi ia akan bersabar sampai.ia mendapatkan kembali kunci mobilnya.Asik berputar dengan pikiran sendiri, Rena dikejutkan dengan ponselnya yang berbunyi.Namun ia mengernyit saat yang adalah nomor baru dan ia sama sekali tak mengenal nomor tersebut.Sedikit ragu, Rena mengangkatnya "Halo!" sapanya."Hy Ren. Ini aku Dinar.."Rena terdiam. Ia bisa bicara sedikitpun. Saat suara Dinar terdengar, ia langsung emosi."Ma
Banyak yang bertanya kenapa Rena mendadak jadi pendiam. Khususnya sang papi. Bahkan papinya merasa jika Rena seperti itu karena dirinya.Seperti pagi ini. Rena terlihat seperti tak nafsu makan. Bahkan anak gadis semata wayangnya itu hanya mengaduk-aduk makanan dengan tak selera. Ia tak berminat melihat makanan yang ada di depannya. Padahal jika di lihat, semua makanan itu adalah makanan kesukaan Rena.Irman dan Mirna saling tatap. Wanita itu juga heran melihat tingkah anaknya. Mirna sampai menendang kaki sang suami yang ada di bawah meja makan.Egheem...egheemm..Irman berdehem membuat kegiatan Rena terhenti dan langsung menatap Irman tenang tanpa ekspresi.Irman semakin gugup saat sang anak hanya melihatnya sekilas lalu kembali mengaduk makanannya yang sudak tak berbentuk."Hmmm..sayang..." kali ini Mirna mencoba berkomunikasi dengan sang anak. Ia juga penasaran kenapa an
dalam part ini terdapat kata-kata vulgar, jadi bagi yang tak biasa baca cerita dewasa, lewati dulu ya..^^*****Selama perjalanan menuju kampus, Rena lebih memilih untuk diam dan sibuk dengan kuku jemarinya. Ia tak terlalu berminat berbicara dengan Ervin yang ada di sampingnya.Sedangkan Ervin yang sedari tadi menyetir, melirik jam di pergelangan tangannya lalu melirik Rena sekilas. "Gue laper Na. Gue belum sarapan. Jadi lo harus temenin gue sarapan dulu.." ucap Ervin yang langsung membuat Rena menghentikan aktivitasnya."Tapi gue mau ke kampus. Urusan lo belum sarapan itu bukan urusan