Share

Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]
Andaikan Kau Datang Kembali [Indonesia]
Penulis: Julia Inna Bunga

PART 1

"Hallo, selamat pagi Ibu Julia dengan Saidan ada yang bisa dibantu?"

"What? Ibu? Saya belum nikah, Mas. Jadi panggilnya jangan Ibu!" kesal Julia, "Panggil Julia aja. Ju.li.a. Julia Malika Kuncoro! Ngerti nggak?" tambah Julia mengeja namanya.

Terdengar kekehan kecil dari lubang smartphone milik Julia dan tentu saja itu adalah suara dari petugas call center salah satu provider besar di Indonesia, bernama lengkap Saidan Pratama Putra tadi.

"Iya, Mbak Julia. Ada yang bisa kami bantu?"

Nampak sekali lagi suara laki-laki itu mencoba untuk bersahabat dengan Julia, namun sayangnya si guru honorer kembali lagi melontarkan amukannya lagi.

"Ih, Mas ini ada-ada aja. Tadi 'kan udah gue kasih tahu jangan panggil Mbak! Memangnya aku ini udah setua itu? Ya udah deh, masa bodoh ah sama kamu, Mas!" umpat Julia, "Intinya aku mau minta tambahan extra quota dong. Soalnya quota di kartu aku habis nih," sebelum ia kembali berbicara dan menyampaikan maksud dan tujuannya menelepon.

Maka dengan sangat hati-hati Saidan kembali berbicara lagi, "Baiklah, sebelumnya mohon maaf. Kartu SIM Anda diregistrasikan atas nama siapa kalau boleh tahu?"

"Julia Malika Kuncoro. Tempat dan tanggal lahir Jakarta, 21 Juli 1995. Alamat di KTP, jalan bakti karang no. 5 RW. 3 RT. 7 Citayem, Depok. Provinsi, Banten. Negara, Indonesia. Kode Pos 12127. Nama Ibu kandung Tyas Larasati. Sudah lengkap, kan? Apa lagi yang masih kurang, Mas? Status, jomblo akut. Pekerjaan, guru honorer di Sekolah Dasar. Alamat domisili, kampung rambutan! Puas?" lalu Julia, menjelaskan dirinya secara detail.

"Buset! Asli nih cewek kocak banget. Emang gue tadi tanya sedetail itu ya sama dia?" hingga Saidan pun membatin sembari menahan tawanya.

Sungguh ia tak bisa menyimpan rasa keterkejutannya, atas tingkah sang pelanggan provider di tempatnya bekerja itu. Sampai-sampai perutnya sakit menahan tawa.

Sudah hampir delapan bulan Saidan bekerja sebagai penerima telpon atau biasa disebut dengan nama customer service di sana, namun baru kali ini ia menemukan kejadian lucu dan unik seperti itu.

Alhasil secepat kilat ia mengambil ponsel yang terletak tidak jauh dari meja kerjanya dan 'klik' dengan cepat pula ia mengambil gambar yang tersedia di layar monitor komputer kerjanya.

"Halo, Mas? Halooo...?"

"Eh... Iya, iya! Mau apa tadi?"

"Lha kok balik nanya mau apa? Ya mau tambahan extra quota dong, Mas. Masa mau beli susu kental manis cap nona?! Yang benar aja? Situ sehat, Mas?" ejek Julia menertawakan kegugupan Saidan yang benar-benar lucu, "Makanya kalau kerja itu yang fokus. Gih, cepat diproses, Mas. Saya mau tambah extra quota smartphone yang delapan gigabite itu," lanjut Julia.

Maka terjadilah obrolan formal di antara kedua jomblo nestapa itu, "Oke. Makasih, Mas Saidan. Salam kenal, ya? Kukasih kiss deh biar nggak gagal fokus lagi. Muachhh... Kapan-kapan kita kopi darat, ya? Dadahhh... Tut tut tuttt..." lalu berujung dengan Julia yang berpamitan, seperti baru selesai bertamu ke rumah orang.

Demi Tuhannn...! Debaran jantung Saidan seakan bekerja sepuluh kali lebih cepat dari sebelumnya, ketika mendengar Julia berkata seperti itu.

Senyum yang sejak tadi berada disudut bibir kanannya, pun semakin melebar dengan suara hati yang terus menyemangati.

Sayangnya lamunan disertai dengan cengiran itu harus berakhir sebentar, "Udah! Kenalan aja habis ini, Brother. Lagian 'kan tinggal telepon nomornya tadi. Beres, dong ya?" karena rekan sejawat Saidan Pratama Putra yang bernama Heru Sudi Hutomo, tiba-tiba saja datang dan mengagetkan dirinya.

Dengan semangat empat lima Saidan menjawab perkataan Heru, "Baiklah. Oke deh pokoknya, Her. Siapa takut? Nanti deh pulang kerja baru gue telpon dia. Semoga aja beneran jomblo. Penasaran gue sama tingkah kocak tuh cewek. Bagaimana ya bentuknya? Semoga aja cakep dan seksi. Jadi paket komplit deh. Kocak, cantik plus seksi juga," sembari terus saja menerbitkan senyum di bibirnya.

Tak ayal Heru yang terkenal jahil, pun semakin getol menggoda Saidan, "Wah wah wahhh... Itu senyum kenapa jadi semakin lebar, Brother? Lihat di foto FB-nya aja kali? Lu save nomornya, terus cek deh tuh apa ada akun FB-nya atau enggak. Ntar kalau emang cakep, nanti lu harus bagi gue satu ya? Gue 'kan jomblo juga, sama kayak elu," bahkan memberinya cara lain yang hampir saja ia lupakan.

Akan tetapi Saidan tak langsung menyimpan nomor ponsel Julia yang tadi ia jepret ke dalam ponselnya, agar dapat melihat seperti, "Hooh, dapat rezeki gede gue. Sayangnya nggak bakalan bisa dibagi sama elu, Her. Masa mau gue belah badannya itu cewek bagi dua? Bagaimana dong?"

"Cewek?! Jadi lu beneran teleponan sama cewek barusan?" melainkan sibuk menggoda balik Heru, sampai wajah kaget pria itu pun tergambar jelas di sana.

"Ya iyalah gue barusan ngomong sama cewek. Masa dari tadi elu pikir gue bohong? Apa lu pikir gue ngomong sama cowok? Yang bener aja lu," kekeh Saidan mengejek.

"Lho! Gue kira elu becandaan aja dari tadi sama gue. Elu bisa dipecat kali! Lupa ya setiap percakapan orang-orang ke call center akan direkam? Wah, bener-bener lu! Nekat atau apaan sih?" lalu Heru pun membalas demikian.

Satu kekehan terdengar lagi pita suara Saidan, "Nggaklah. Gue nggak bicara aneh-aneh kok sama dia. Gue cuma foto aja nomornya dia tadi. Japri dong kecenginnya. Masa ia gue nggak modal banget kecengin cewek dari call center gini. Nanti namanya jadi--"

"Call center cinta!" potong Heru dan mereka tertawa di kubikel masing-masing.

Hanya saja dalam hati Saidan, ia semakin mantap berniat untuk mengenal wanita bernama Julia Malika Kuncoro tadi. Sehingga rasa penasaran pun membawanya mengambil bolpoin yang ada di laci kubikel, lalu ia mulai mencatat nomor ponsel yang ia foto tadi.

Ia pun secepat kilat menambahkan nomor tersebut ke dalam kontak teleponnya dan tak sampai lima menit kemudian, "Cantik banget!" Dua kata itu pun lolos begitu saja dari mulut Saidan Pratama Putra, ketika ia melihat wajah cantik Julia Malika Kuncoro yang dijadikan foto profil aplikasi Facebook miliknya.

Saidan pun segera mengecek apakah nomor tersebut merupakan nomor yang tersambung pada aplikasi Whatsapp, dan ternyata lagi-lagi Dewi Fortuna memang sedang berpihak padanya.

Tak pelak sebaris kata-kata rayuan gombal, pun Saidan tuliskan di aplikasi whatsapp tersebut.

To : 081238685xx

Hai, Julia. Boleh kenalan? Ini saya Saidan Pratama Putra. Yang tadi ngomong sama kamu di call center itu tuh. Masih ingat, kan?

Lalu pesan pun segera dikirim Saidan dari aplikasi Whatsapps-nya dan terjadilah balas membalas pesan di antara keduanya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kirana Anasta
hallo kk..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status