Alice tidak percaya dengan apa yang baru saja dia hadapi, direktur RS baru saja mengancam akan mengeluarkannya jika dirinya mencoba untuk mencari tahu kebenaran yang sebenarnya, mengenai kasus meninggalnya model cantik itu.
Alice mengambil ponselnya dan mencari berita tentang kasus meninggalnya model cantik tersebut.
Semua berita menyatakan bahwa model tersebut meninggal dengan cara bunuh diri yaitu menggantung diri di pintu kamar mandi, setelah sebelumnya meminum obat penenang dalam jumlah yang banyak.
Alice begitu gusar membaca semua berita itu, dia yakin dari hasil visumnya gadis itu dibunuh oleh seseorang.
Vagina wanita itu berdarah dan terdapat sperma di liang vaginanya. Alice berasumsi bahwa gadis itu sudah lebih dulu diperkosa sebelum dia meninggal.
Ada bekas kuku pada rahang gadis itu, mungkin saja orang yang membunuhnyalah yang memaksa gadis itu menelan obat penenang tersebut, lalu kemudian orang tersebut mengambil kain atau syal untuk mencekik leher gadis itu hingga ia tidak bernyawa. Setelah gadis itu tidak bernyawa barulah orang itu mengambil tali mengikatnya pada tiang pintu kamar mandi dan menggantung tubuh gadis yang sudah tidak bernyawa itu. Lalu membuat segalanya seperti sebuah kasus bunuh diri.
Alice tersadar dari lamunannya dan tanpa sadar dia lalu menjentikkan jari telunjuknya dan tersenyum tipis.
"Aku tahu apa yang harus aku lakukan"...
Alice lalu mengambil ponselnya dan membuat account baru lalu mulai membalas pada kolom komentar di setiap berita yang membahas soal kematian model cantik itu.
"Apakah kalian yakin ini kasus bunuh diri?? Cobalah teliti dengan bijak!! Siapa tahu ada dalang dibalik semua ini, saya yakin gadis cantik ini dibunuh!!"
Alice meninggalkan pesan itu pada setiap kolom komentar.
Alice yakin gadis cantik itu pasti mempunyai teman, kerabat dan fans yang nantinya akan penasaran dengan postingan itu. Mereka lalu akan meminta polisi untuk kembali mengusut kasus ini. Alice yakin jika dia akan mendapat dukungan untuk menguak kasus ini.
....
Di lain tempat ada seorang pria yang tampak kusut sekali, wajahnya pucat dan tampak seperti sedang mencemaskan sesuatu. Pria itu tampak berkeringat dingin, kadang mengatupkan kedua tangannya seperti sedang berdoa,, kadang memegang kepalanya dan meremas kepalanya dan terlihat sesekali berpaling ke arah jendela dan pintu.
"Bapak Alfred, silahkan masuk." Kata seseorang pada pria itu.
Pria itu langsung masuk dengan buru-buru ke dalam ruangan tersebut.
Diatas pintu ruangan tersebut terpampang tulisan 'PSIKIATER'
...
Alice baru saja selesai memeriksa pasien. Sehabis mencuci tangannya, Alice berpikir untuk istirahat sejenak dan menyantap makan siangnya. Namun niatnya tersebut tak kesampaian karena pintu kaca UGD terbuka lagi dan mereka kedatangan pasien baru. Perawat langsung cekatan menyambut pasien yang tidak sadarkan diri itu. Keadaan siang ini memang cukup ramai dengan pasien. Semua perawat sibuk dengan tindakan dan terapi dokter, sedangkan ketiga dokter jaga yang lain juga masih sibuk mengurus pasien-pasien yang lainnya. Alice meneguk segelas air putih, lalu bergegas menuju pasien yang baru masuk itu dan langsung memeriksanya.
Pasien dibawa dalam kondisi tidak sadar, wajahnya pucat, konjungtiva anemis, dan bibirnya tampak kering. Alice lalu memanggil bapak itu "Bapak, bapak... " tapi yang di panggil hanya menggumam tidak jelas.
Alice lalu mencatat terapi dan meminta seorang perawat untuk memasangkan cairan infus dan memberikan terapi pada pasien tersebut.
"Mohon maaf, apakah ibu adalah keluarga bapak ini?" tanya Alice pada seorang wanita yang membawa Bapak itu ke Rumah Sakit.
"Mohon maaf dokter, Perkenalkan saya Anastasya, saya bukan keluarga dari bapak ini. Saya adalah seorang psikiater yang praktek di Klinik Liberty, tidak jauh dari Rumah Sakit Elinton." kata wanita itu.
"Bapak Alfred datang untuk menjalani konsultasi masalah kejiwaannya dengan saya, namun saat berkonsultasi bapak ini lalu seperti melihat sesuatu dan menjadi ketakutan, lalu beliau pingsan. Saya akhirnya membawa bapak ini ke Rumah Sakit ini, karena ini adalah Rumah Sakit terdekat dengan klinik tempat saya bekerja." Lanjutnya kemudian.
"Oke baiklah Ibu Anastasya, saya boleh minta tolong ibu mendaftarkan bapak ini untuk identitasnya di bagian administrasi sebelah sana, dan kalau bisa tolong hubungi keluarganya. Sepertinya Bapak ini mengalami dehidrasi sedang, dia kekurangan cairan dan elektrolit tubuhnya, itu yang membuatnya lemas dan pingsan." kata Alice menjelaskan.
"Baiklah dokter, terimakasih atas informasinya, saya akan ke bagian administrasi dulu untuk mendaftarkannya." kata psikiater itu, lalu pamit undur diri.
...
Sementara itu di kantornya Azka melihat kolom komentar pada berita tentang kematian model cantik itu.
Pria yang biasanya begitu tampan dengan senyum manisnya, kini berubah menjadi gusar setelah melihat komentar para netizen yg mulai mempertanyakan tentang kematian model itu. Dia melihat komentar paling atas, dan dia sepertinya tahu kalau dokter cantik itu ada di balik semuanya ini. Saat netizen lain mempertanyakan soal kebenaran kematian model itu, ada seorang netizen lain yang menyatakan "Saya tahu kalau gadis itu memang dibunuh".
Azka begitu gusar membaca komentar itu lagi, dan dia tahu jika sekali lagi dokter cantik itulah yang membuat akun baru lain untuk mempermainkan netizen. Bukan hanya netizen, Azka juga merasa kalau tujuan utama dokter itu adalah mempermainkannya.
Selama 2 hari ini kasus tentang kematian seorang model cantik ini menjadi berita hangat yang diperbincangkan di seantero kota Grazia.Caroline Williams, seorang gadis cantik dengan tubuh semampai yang baru menyelesaikan studinya di bangku SMU tahun lalu, dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Sejak duduk di bangku SMU kelas 2, Caroline sudah rutin mengikuti beberapa pemotretan dan juga peragaan busana baik di kota Grazia, bahkan sampai ke luar negri.Caroline adalah seorang gadis yang lahir dari keluarga sederhana, dia anak pertama dari 3 orang saudara, dan mereka semua perempuan. Mereka tinggal di dipinggiran Pantai, Sebelah Selatan kota Grazia. Ayahnya seorang nelayan dan ibunya seorang guru menari di daerah itu.Bakatnya itu akhirnya menjadikannya seorang model terkenal, Caroline yang dulunya adalah seorang gadis desa kini menjadi putri yang tinggal di sebuah apartemen mewah yang dibelinya dari uang selama dia menjadi model. Namun sebulan terakhir in
Selama 2 hari ini kasus tentang kematian seorang model cantik ini menjadi berita hangat yang diperbincangkan di seantero kota Grazia.Caroline Williams, seorang gadis cantik dengan tubuh semampai yang baru menyelesaikan studinya di bangku SMU tahun lalu, dan melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Sejak duduk di bangku SMU kelas 2, Caroline sudah rutin mengikuti beberapa pemotretan dan juga peragaan busana baik di kota Grazia, bahkan sampai ke luar negri.Caroline adalah seorang gadis yang lahir dari keluarga sederhana, dia anak pertama dari 3 orang saudara, dan mereka semua perempuan. Mereka tinggal di dipinggiran Pantai, Sebelah Selatan kota Grazia. Ayahnya seorang nelayan dan ibunya seorang guru menari di daerah itu.Bakatnya itu akhirnya menjadikannya seorang model terkenal, Caroline yang dulunya adalah seorang gadis desa kini menjadi putri yang tinggal di sebuah apartemen mewah yang dibelinya dari uang selama dia menjadi model. Namun sebulan terakhir in
Alice mendatangai Cyber Police dengan ditemani Viona, saat sampai di gedung itu Alice telah disambut dengan seseorang yang ternyata sudah menunggunya sedari tadi."Dokter Alice, apa Kabar?" sapa pria tersebut dengan lesung pipinya yang membuat pria itu semakin tampan."Hallo Ronald." sapa Alice sambil melambaikan tangan dan tersenyum bahagia."Dimana komandan anda yang galak itu?" Tanya Alice setengah berbisik sambil menampakan wajah jahilnya, kemudian ia melihat ke arah sudut gedung yang adalah ruangan kepala Cyber Police tersebut."Komandan lagi keluar. Tunggulah disini, sebentar lagi mungkin beliau akan kembali." Kata Ronald."Oh ya, perkenalkan dia adalah sahabatku Viona, dan Viona perkenalkan ini Ronald." Kata Alice kemudian memperkenalkan keduanya.Disaat bersamaan, masuklah ke empat teman Ronald, yang adalah anggota Cyber Police. Ronald lalu memperkenalkan keempat temannya tersebut pada Alice dan Viona. Mereka adalah Ricky, Jhordy, Achmed d
Alice tidak menyangka jika nomor telepon yang diberikan Ronald tadi merupakan salah satu keberuntungan lain untuknya hari ini. Saat akan keluar gedung, Alice melihat lautan wartawan itu belum juga beranjak dari halaman gedung Rumah Sakit itu. Pasti salah satu keadaan ini yang membuat direktur Rumah Sakit begitu gusar ingin cepat-cepat mendepak Alice dari Rumah Sakit ini, pikir Alice dalam benaknya.Alice lalu menekan tombol 'call' pada ponselnya."Hallo" sapa suara diseberang sana."Ronald, bisakah sekali lagi kau menolongku hari ini" Pinta Alice dengan setengah manja."Siap tuan Putri" Jawab suara diseberang, lalu ponsel dimatikan.Alice belum mengatakan maksudnya namun teleponnya telah diputuskan sepihak oleh lelaki diseberang sana, Alice mencoba menelepon lelaki tadi, namun teleponnya tidak dijawab. Alice akan meredial kembali nomor tersebut saat seseorang berseragam tiba di depan pintu kaca itu dengan menggunakan motor Kawasaki ninja.Pria itu
Saat Alice dilanda dilema dengan masalahnya saat ini, Viona tampak berbahagia, ia tampak sedang melamun dan sesekali tersenyum sendiri. Viona mengingat tentang senyum manis nan menawan yang di perlihatkan lelaki berseragam tadi, wanita itu seakan ingin mengakhiri kebekuan dari hatinya. Viona membayangkan pertemuan pertamanya dengan lelaki itu, membayangkan senyum manis yang terasa menghangatkan jiwanya yang dingin, ia mengingat tatapan mata yang terpancar dari bola mata pria itu, saat ia melepaskan kacamatanya dan pandangan mereka bertemu. Viona merasakan sesuatu hal yang tampak berbeda dari pria itu. Suaranya dan cara bicaranya yang terdengar begitu sopan namun tegas, ia mulai terpikat oleh lelaki yang baru saja dikenalnya itu.Setelah sekian lama sendiri dalam kesepian semenjak sosok yang sangat dicintainya pergi meninggalkannya, kini ia kembali merasakan getaran itu. Perasaan yang sama namun dengan orang yang berbeda, Viona mulai menikmati debaran jantung yang terasa cepat
Viona memarkirkan mobilnya di basement dan dengan wajah yang berseri ingin segara bertemu dengan sahabatnya itu. Dia ingin menceritakan dua kabar bahagia yang sejak tadi ingin disampaikannya pada sahabatnya itu. Kabar pertama dia ingin bercerita kalau dia menyukai seseorang dan kabar kedua adalah dia tahu sedikit tentang misteri kematian Caroline Williams. Jarum jam menunjukan pukul 23.20, Viona terlambat pulang karena harus menginterogasi pasiennya yang tadi sempat tertidur pulas karena obat penenangnya, saat Tn. Alfred terbangun lagi barulah Viona mendapat sedikit lagi informasi yang akan dia beritahu pada sahabatnya Alice. Viona membuka pintu apartemen dan tercium aroma menyengat yang datang dari dalam ruangan apartemen itu. Viona hafal betul jika itu bau minuman beralkohol, dan ternyata dugaannya benar.Viona yang awalnya ceria, tiba-tiba wajahnya berubah menjadi sangat kesal, dia tampak gusar. Bagaimana tidak, ruangan yang tadi saat mereka tinggali begitu rapih dan bersih
Konferensi pers yang di lakukan Alice di Hall of Cyber Police menyatakan bahwa bukan dirinya yang membuat Artikel tentang kematian Caroline Williams tersebut, Alice mengatakan bahwa Caroline Williams meninggal tidak dalam keadaan hamil. Ia kemudian menyatakan bahwa dirinya siap menjadi saksi untuk kasus kematian gadis muda tersebut, asal keluarga Caroline Williams mau membuka kembali kasus ini.Konferensi pers yang disiarkan secara langsung itu dihadiri oleh banyak wartawan, wartawan yang sempat membanjiri Rumah Sakit Elinton dihari Alice diberhentikan dari tempat kerjanya itu, kini mereka baralih untuk meliput pernyataan yang dibuat Alice di Hall of Cyber Police, hampir semua stasiun TV menyiarkan koferensi pers itu secara langsung.Pernyataan Alice itu, membuat seorang pria di suatu tempat tampak gusar. Ia memanggil asisten nya dengan suara keras, lalu asistennya tersebut muncul dihadapannya."Apa yang harus kita lakukan sekarang? Jika dokter muda it
Mereka berempat duduk di sebuah cafe di pinggir pantai, tampak Alice, Azka dan Ronald mendengarkan cerita yang disampaikan Richard dengan seksama."Caroline gadis yang sangat baik, dia manja periang dan begitu ramah serta murah senyum kepada siapapun. Semenjak dia bekerja di agensi milik ayahku, aku sudah langsung jatuh hati padanya namun aku belum mengungkapkannya. Kedekatan kami berdua membuat kami menjadi perbincangan para model dan penata rias, awalnya Caroline tidak mempedulikan sindiran dan perkataan mereka, namun ntah mengapa dia lalu berubah menjadi gadis sombong dan menjadi tidak sopan. Ia tidak peduli dengan teman model atau seniornya, mungkin ia lelah karena selalu menjadi bahan cerita mereka. Mereka sering mengatakan bahwa dia seperti seorang gadis miskin yang mengharapkan pangeran gagah datang melamarnya. Namun kenyataan itu sungguh datang, suatu hari aku mengungkapkan perasaanku padanya. Media mengatakan dia menolakku lalu dia di depak dari agensi kami, lalu depr