Share

Part 2, saudari Davin

 Davin's pov

nama seseorang yang membuatku kesal,Violetta Tasnia..

Beberapa bulan yang lalu,ketika aku mulai sukses menjadi CEO...orang tuaku mendatangiku dan berbicara tentang pernikahan

Aku tidak terlalu memedulikannya dan hanya menyetujuinya saja jika orang tuaku yang memilih calon istri.kupikir mereka hanya bercanda..

~~~~

Tok, tok, tok...

"Masuk..."ujarku pada orang yang mengetuk pintu.

Ketika aku melihat siapa yang membuka pintu, dengan segera aku menghentikan pekerjaanku di perusahaan dan melepas kacamataku.

"Ma, pa..kalian kenapa?"tanyaku sembari memerintahkan orangku mengambilkan teh.

"Kami mau membicarakan tentang pernikahanmu..kau telah berusia 27 tahun..."

"Oh..kalau tidak mama sama papa aja yang nyariin.Davin malas ngurusin hal hal itu,"balasku sembari menaruh teh di meja.

Tuk!

"Baiklah, kami bakalan coba nyari dulu."balas orang tuaku sembari meminum teh dan pergi.

~~~~

2 bulan kemudian,orang tuaku mulai sibuk bahkan tidak mengangkat telepon dariku.kupikir karena ada acara teman, jadi aku masih tak terlalu peduli.

Hingga tiba tiba, aku dijodohkan oleh orang tuaku sendiri dengan gadis asing dan sekarang kami telah menikah tanpa pengenalan dekat.

Aku cukup kesal pula ketika melihat wajahnya yang sendu, seperti aku bukanlah orang yang baik baginya.

Singkat cerita, aku membawa ia ke rumahku dan membiarkan ia melihat lihat sekitar.sementara aku mencari kunciku lalu membuka pintu masuk rumah

Ceklek!..

Drit....

ketika masuk ke dalam..ia bertemu dengan Siska.

Aku memperhatikan rautnya yang menjadi aneh dan menatap adikku sendiri dengan bingung!otomatis aku pun menjadi bingung.

'Seharusnya ia mengenali adikku sendiri bukan?' Batinku pada diri sendiri.

"Dia Siska, adikku.bicaralah padanya,"ujarku sambil memperkenalkan adikku sendiri  padanya.

"Oh...nama saya Violetta,"balasnya sambil tersenyum kikuk pada Siska.

"Ya. bang..lo pergi aja dulu,"ujarnya sembari mengusirku dengan mengibaskan tangannya

Sontak, aku meninggalkannya sendirian untuk berbicara dengan Siska ,sekalian agar ia dapat lebih mengerti tentang keluargaku.kebetulan aku sedang malas berbicara dengan Violetta juga...

Aku pun pergi ke dapur dan mempersiapkan air putih untuk mereka berdua.

Ceklek!

Ketika aku selesai menuangkan air putih, aku baru menyadari bahwa adikku tidak datang ke pesta pernikahan kami.

mungkin itu salah satu alasan mengapa Violetta, ralat.istriku itu tidak mengenalnya..

Aku pun kembali ke sana dengan membawa 2 gelas air putih untuk mereka, lalu aku pergi ke kamarku untuk mengganti bajuku.

Saat aku akan pergi, aku pamit dahulu pada mereka dan ke kamarku.

"Aku pergi dulu ke atas."

Tap, tap, tap....

Violetta's pov

Ternyata...ia adik iparku.

Tentunya, aku agak terkejut karena aku tak melihatnya berada di pernikahan ini.setelah kami berbicara, ternyata ia adalah orang yang sangat baik dan ceria..

"Oh iya..Siska, aku tidak melihatmu di acara kami.maaf ya aku gak kenal kamu.."ucapku dengan penuh maaf.

"Santai aja kok, gua tadi pagi ngerjain skripsi kuliah.tenggatnya besok dan bikin aku panik.

jadinya lupa deh sama acara ini.makanya aku datang ke sini sore sore buat ngucapin selamat,"ujarnya sembari menepuk bahuku.

"Oh..."balasku sembari tersenyum melihatnya.

"Jadi gimana skripsi kamu?"

"Udah beres kok kak! Tadi sore baru aja selesai.makanya bisa kesini."

Tiba tiba, Divan datang dan menaruh air putih ke meja.setelah itu, ia pamit pada kami berdua dan langsung pergi ke atas.

Tap, tap, tap...

Seketika, aku dan Siska pun kehilangan topik karena keberadaan Divan tadinya yang tiba tiba.akhirnya ia pergi karena hari telah larut dan menyadari bahwa aku masih mengenakan gaun pengantin..

Ia ada menjelaskan bagian bagian rumah ini secara garis besar padaku sebelum pergi.

"Duluan ya kak.."

"Iya, hati hati!"ucapku padanya.

Klik..

Tap, tap, tap...

Aku pun pergi ke atas dan bingung dengan kamar yang berderet deret.

aku melihat gaunku yang berwarna putih ini dan menggantinya dahulu ke bawah.

Kebetulan bagian lantai bawah, aku telah mengetahui beberapa bagiannya dari Siska.

'Untung aja Siska ada ngejelasin,'pikirku sembari menuju ke koper dan mengambil salah satu baju..

Setelah selesai membereskan diri, aku segera ke atas kembali dengan baju kasualku dan mendesah pasrah..

"Hadeh...harusnya tanya dulu dimana kamarnya.."gumamku sembari berusaha membuka pintu pintu di depanku.

Ketika aku akan membuka pintu keempat, pintu itu dikunci.

Tok, tok, tok...

Jleb...

Tiba tiba, sebuah tangan menepukku dengan keras dan membuatku terkejut.

ketika aku berbalik, aku menemukan wajah suamiku yang menggelap sembari menatapku dengan tajam...

"Ta, lo ngapain disini?.....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status