Share

Part 7, pengakuan

Violetta's pov

"Cowok tadi pagi yang nganterin kamu itu siapa?"tanya Davin dengan suara yang agak berat dan menatapku dengan dalam.

Aku pun menatapnya dengan ragu ragu.ia sepertinya tidak sadar bahwa pertanyaan yang ia ajukan ini merupakan salah satu pertanyaan sensitif bagiku dan sulit dijawab karena akan membuat aku merasa merinding memikirkan perbuatan yang kuperbuat saat itu..

Setelah berpikir agak lama, aku pun mulai mendesah dan bersiap untuk menjawabnya.kupandang wajahnya yang menatapku dan menunggu jawaban dariku.

"Janji dulu,"ucapku membuka keadaan yang awalnya cukup hening. 

"Aku harus menjanjikan apa??"tanyanya dengan wajah yang telah berubah menjadi semrawutan.

"Jangan marah pada aku setelah aku menjawab pertanyaanmu.sekalian boleh jelasin gadis yang ada di potret kamar aku itu,"balasku padanya sembari melipatkan kedua lenganku.

"Baiklah, aku berjanji."

"Aku agak bingung gimana jawabnya...namun yang pasti dia pacar aku sebelum aku tiba tiba dijodohin sama kamu .itu pesan terakhir mamaku,"balasku padanya dengan suara sedang.

Aku menatap ekspresinya yang mulai menjadi sedih dan ia mulai bertanya kembali padaku..pertanyaan yang lebih sulit dijawab dari sebelumnya.

"Apa kamu masih mencintainya??.."

Aku pun terdiam dan membuat sekeliling menjadi hening kembali. Hanya terdengar suara detak jantung diriku dan Davin di dalam rumah serta dentak jam yang berputar terus menerus..

Setelah berpikir kembali bagaimana cara menjelaskannya, aku mulai menatap suamiku kembali..

"Aku..tidak tahu.Namun, yang pasti aku telah menjadi istrimu dan tidak akan mengkhianati mu sebelum kamu yang memulai,"jelasku padanya.

Lalu, aku melihat wajahnya yang lebih rileks dan aku mulai mengajukan pertanyaan padanya.

"Sekarang Giliran mu..siapa gadis itu?"tanyaku berusaha menguak identitas gadis itu pada Davin sekaligus mengganti topik tadi dengan hal lain..

"Teman masa kecil aku,"balasnya dengan suara biasanya dan langsung berdiri.

"Van.."ucapku sembari menarik lengannya dengan sekuat tenaga untuk mencegah dirinya tiba tiba pergi dari ruangan ini.

"Hmm?"tanyanya padaku dan masih membalikkan tubuhnya dariku. 

"Jangan pernah ninggalin aku ya??"ujarku dengan makin mengecilkan suaraku di akhir kata.

Untuk perkataan ini, aku mungkin tidak akan mendapat jawaban yang kuinginkan.aku pun menundukkan wajahku ke bawah dan melihat ke atas sesekali.pada saat yang sama, aku berusaha untuk tetap tenang dan tidak tegang agar kondisi tidak semakin kacau.

Deg!!

Aku melihat dirinya yang berbalik dan berjongkok di depanku.lalu, ia menahan wajahku yang mulai terasa panas karena hangatnya tangan suamiku sendiri.

Aku mulai meneliti wajahnya tanpa sadar dari matanya yang besar namun terlihat tajam, alisnya yang tebal dan hitam membentuk garis lurus, hidungnya yang agak mancung dan bibirnya yang tipis itu.

Seketika ia mengusap rambutku dengan halus dan mengatakan sebuah kata yang membuatku shock sendiri.

"Aku tidak akan meninggalkanmu hingga akhir hayat, istriku."

"Bolehkah kau mengulangnya kembali??"tanyaku padanya sembari membelalakkan mataku.

Tiba tiba, ia tersenyum jahil menatapku dan membuatku merasa tidak enak.aku mulai mundur darinya agar tidak terkena aksinya namun..

Bruk!!!

"Astaga!!"teriakku ketika ia mendorongku ke sofa dan mulai mendekatkan wajahnya ke dekatku.

Saat aku memejamkan mataku dengan ketakutan, ia menepuk pipiku perlahan dan membuatku mulai membuka mata..

Aku menatapnya yang menjauh dariku dan ia mengatakan sepatah kata .ucapan itu membuatku malu setengah mati dan merasa ingin berpura pura tidur kembali ke sofa yang kutempati sebelumnya.

"Tadi ada nyamuk di pipimu."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status