Davin's pov
Setelah menemukan nama yang tertera pada daftar kontak, aku mulai menghubunginya dan malah mendapatkan bahwa nomor ini telah tidak aktif.
Aku pun mulai berusaha menelpon anak buahku untuk memeriksa seseorang yang menurutku bisa saja menjadi pelakunya. Setelah selesai menelpon dan hal yang kusampaikan akan dikerjakannya, aku mulai masuk ke akun Rio.
Panggilannya pun tersambung dan ia berbicara, "Ada apa?"
"Sorry repotin, gimana perusahaannya?" Tanyaku padanya.
"Santai. Perusahaanmu dan punyaku sudah ditangani dengan baik. Lagipula adikmu ternyata telah menyiapkan semua hal dan melampirkan note kecil di komputer perusahaan sehingga kesalahan tidak akan mudah luput dari perhatianku."
Aku pun mulai merasa lega sejenak. Untung saja tiada masalah lagi, karena aku sepertinya ingin fokus ke kasus lama itu dahulu dibandingkan perusahaan.
"Memangnya ada apa ya?" S
Davin's povIa mulai mundur ke belakang dan mengusap darah yang keluar dari bibirnya. Dengan aneh, ia meliukkan badannya sembari maju dan bersiap untuk memukulku. Benda tajam itu diarahkan padanya tepat ke perutku ketika aku berusaha menahan pukulannya dan membuatku dengan cepat menyerong dari arah tangannya.Benda tajam itu pun meleset dan mengenai angin angin yang bergerak mengitari kami berdua. Akhirnya, aku pun dengan cepat meninju tanganku tepat di mukanya.Bugh!Wajahnya yang tak terkena sinar membuatku sulit melihat keadaannya. Aku pun mulai meningkatkan kewaspadaan diriku dan maju ke arahnya. Ketika aku hampir dekat dan meninjunya, tangannya kembali memainkan benda tajam itu le arahku. Aku pun meliukkan benda tajam itu ke tubuhnya. Atau tepatnya berada di bagian vital tubuhnya, bagian dada.Clek!Pria itu mulai mundur dan terjengkang ke belakang. Darah menguncur te
Violetta's povAku benar benar masih shock membayangkan tubuh berdarah Davin serta lokasi tusukan yang cukup lebar di tubuhnya. Kali ini, masalah kasus telah ditangani oleh pihak pihak lain. Hanya saja aku masih ragu masalah apalagi yang akan terjadi dan masih belum diselesaikan sebelumnya.Dengan jantung berdebar dan perasaan sedikit kesal, aku mulai bertanya pada Davin apalagi masalah yang masih belum kuketahui hingga saat ini. Ketika ia menggelengkan kepalanya dengan raut wajah yang bingung, aku baru melepas kekuatiranku dan mulai mendesah lega."Janji tidak akan seperti ini lagi.""Iya Ta..."~~~Tak terasa, 2 tahun telah lewat. Kasus itu diakhiri dengan penahanan Natasha dan pengungkapan beberapa anggota di daerah perusahaan Davin yang berperan sebagai orang dalam. Tentu saja, jumlahnya masih dapat dihitung dengan jari karena proteksi perusahaan yang cukup kuat.
Terdengar suara alunan musik dari biola serta piano yang tidak terlalu keras dan dapat meneduhkan pendengarnya.Seorang wanita menggenakan sebuah gaun berwarna hitam dan terpancar raut bahagia dari wajahnya yang cukup menawan.Di depannya, seorang pria berlutut di hadapannya sembari menyuguhkan sebuah cincin serta bunga.raut bahagia juga terpancar dari wajah pria itu dan membuat banyak penonton terharu melihat rangkaian lamaran tersebut."Apakah kau ingin menikah denganku??"tanya pria berjas hitam itu dengan senyum mempesona di bibirnya dan matanya menatap penuh cinta pada wanita itu."Aku-"Tring!!Suara dari wanita itu terpotong oleh dering dari handphonenya dan saat wanita itu selesai bertelepon dengan seseorang..Raut wajahnya berubah menjadi sendu dan segera menatap pria itu dengan penuh kesedihan."Maaf..aku harus pergi dahulu.."&n
Violetta povTerlihat kedua mempelai di atas panggung yang dihiasi oleh berbagai bunga.Mempelai pria menampakkan raut wajah yang datar, sedangkan mempelai wanita berusaha menampakkan senyum di wajahnya agar terlihat bahagia.Ya, mempelai wanita itu adalah diriku.Aku menikahi pria dari perjodohan yang telah dibuat oleh orang tuaku sendiri bersama orang tua dari pria di sampingku ini.Ketika salah satu sahabatku , Feysya muncul, aku dengan segera menuruni panggung dan menemuinya.sahabatku mulai menunjukkan keraguan di wajahnya dan memandang lekat lekat diriku yang berbalut gaun pengantin."Feysya.."ucapku padanya dengan pelan pelan dan kecil.Feysya seketika memelukku dan melihat diriku kembali."Kau terlihat cantik,"ujarnya dan membuatku tersenyum."Apa kau benar akan menikah dengannya?"tanya Feysya sembari melihat ke arah mempel
Davin's povnama seseorang yang membuatku kesal,Violetta Tasnia..Beberapa bulan yang lalu,ketika aku mulai sukses menjadi CEO...orang tuaku mendatangiku dan berbicara tentang pernikahanAku tidak terlalu memedulikannya dan hanya menyetujuinya saja jika orang tuaku yang memilih calon istri.kupikir mereka hanya bercanda..~~~~Tok, tok, tok..."Masuk..."ujarku pada orang yang mengetuk pintu.Ketika aku melihat siapa yang membuka pintu, dengan segera aku menghentikan pekerjaanku di perusahaan dan melepas kacamataku."Ma, pa..kalian kenapa?"tanyaku sembari memerintahkan orangku mengambilkan teh."Kami mau membicarakan tentang pernikahanmu..kau telah berusia 27 tahun...""Oh..kalau tidak mama sama papa aja yang nyariin.Davin malas ngurusin hal hal itu,"balasku sembari menaruh teh di meja.Tuk!"Baiklah
Violetta's pov"Ta, lo ngapain disini??"tegur suamiku dengan suara dingin dan membuatku tergagap."A-aku nyari kamar kita.."balasku tak berani menatap matanya yang memancarkan cahaya dingin dan menusuk tubuhku.."Ikut aku!"balasnya dan menarik tanganku dengan kuat."Sakit Vin..."balasku dengan suara kecil dan meringis.Aku melihat reaksinya yang menghela nafas dengan keras dan melepaskan pergelangan tanganku yang telah memerah karena ditarik kuat olehnya.Dengan cepat aku menyembunyikan tanganku agar tak ditariknya kembali."Ikut aku.."balasnya lalu meninggalkanku sendirian.Aku pun berusaha tak menintikkan air mata kembali.hari ini aku cukup mudah menangis, padahal biasanya aku tidak apa apa walau terjebak dalam masalah yang cukup rumit.Aku mulai mengikutinya dan memandang punggungnya yang tegak dan lurus, suamiku memang cuk
Violetta's povAku pun mulai membuka handphone milikku dan berusaha mencari sebuah akun.Ketika aku selesai mencari, aku menemukan berbagai akun dengan nama yang sama dan membuatku merasa bingung sekali.aku pun mulai memilih salah satunya yang menurut ku, profilnya seperti suamiku.Setelah selesai memilih, aku mendapati bahwa akunnya di private.seketika, aku pun membatalkan niatku untuk mencari informasi pribadinya.Lagipula, ia telah menyebutkan bahwa kami tidak boleh saling mencampuri urusan masing masing.Aku pun mulai mengeluarkan situs pencarianku dari akun sendiri dan tiba tiba terdapat sebuah notifikasi dari handphoneku.Tring!!..."Dari perempuan?"ucapku sembari melihat isi pesan itu.Ketika aku melihat isinya, aku mengerutkan keningku karena aku tidak mengenalnya sama sekali. Aku pun hanya membiarkannya dan melihat sekilas saja.Dengan cepat, aku pu
Violetta's povNamun, ketika jendela mobil itu diturunkan, aku dapat melihat dengan jelas siapa pengemudi mobil hitam itu..."Naik mobil denganku.""Maaf, aku gak bisa,"balasku pada pengendara mobil itu dengan tersenyum maaf."Gak apa apa, sekalian jalan kita kan searah,"balas pria itu sembari keluar dan mendorongku untuk masuk."Baiklah,"balasku sembari menghindarinya dan mulai memasuki mobilnya.Seketika, suasana mobil hening dan hanya terdapat alunan lagu dari radio.Aku berusaha untuk melihat ke arah jendela mobil dan tak menatap sedikit pun pada pria di sampingku."Jadi, suamimu dimana?"tanya pria itu padaku dan membuatku teringat dengan kejadian tadi pagi."Em..dia lagi sibuk buat ngatur perusahaannya Han.."balasku dengan senormal mungkin."Yang bener? Masa iya dia sampai biarin kamu