Share

4. Benefit

Ketukan lembut di pintu membuat Leonel mendongakkan kepalanya. Sekretarisnya, Mario berdiri di ambang pintu. Pria dengan tampang serius itu tidak seserius tampangnya, di samping sering mengejek Leonel ia juga sering membuat Leonel marah karena sering menyangkal dan membantah pendapat yang Leonel lontarkan. Tetapi, anehnya Leonel sendiri tidak bisa marah apa lagi berpikir untuk memecatnya. Mario bisa diandalkan dalam segi apa pun meski kadang ia melakukan hal di luar perintah Leonel.

“Violeta Hubert ingin bertemu denganmu,” kata Mario sambil menyerahkan sebuah map.

“Abaikan saja, katakan kepadanya jika aku sedang tidak bisa ditemui,” ucap Leonel, ia menerima map yang disodorkan oleh Mario.

Perlahan ia membuka map yang berada di tangannya. “Sialan!” geramnya.

“Sepertinya kau harus segera meminta bantuan keluargamu atau tagihan-tagihan itu menjadi hutang perusahaan,” kata Mario.

Leonel menutup map di tangannya. “Aku akan mencari jalan keluarnya,” ujarnya dengan nada sangat santai.

“Kita masih bisa aman selama masih bisa menggaji pegawai. Tapi, aku tidak yakin kita bisa bertahan hingga tiga bulan ke depan.” Mario mengedikkan bahunya.

“Hei, jaga ucapanmu, Mario.” Leonel menyipitkan matanya. “Dari pada kau sibuk meragukan kemampuanku lebih baik kau instruksikan kepada bagian pemasaran untuk membuat beberapa penawaran kerja sama.”

Mario tidak mengindahkan ucapan Leonel, pria itu membalikkan badannya lalu melangkah meninggalkan ruang kerja bosnya. Leonel hanya mampu memicingkan kedua matanya menatap Mario yang selalu meragukan kemampuannya, sekretarisnya itu memang sedikit kurang ajar, tetapi bisa di andalkan.

Honor para model dan artis yang bernaung di bawah Glamour Entertainment telah di bayarkan oleh perusahaan yang menyewa mereka dan uang itu telah di selewengkan oleh kepala bagian keuangan. Setelah di selidiki, uang itu dihabiskan untuk bersenang-senang, membayar wanita dan bergaya hidup seperti kaum jetset. Hanya ada rumah dan dua buah mobil yang bisa di sita sebagai ganti rugi. Mantan kepala bagian keuangan itu bahkan memilih mendekam di penjara ketimbang mengganti rugi uang perusahaan karena menyadari jika seumur hidupnya ia tidak akan mampu melunasinya.

Leonel menimang-nimang pena di tangannya, pikirannya teringat Violeta. Sudah dua hari gadis itu ingin menemuinya tetapi selalu Leonel tolak, gadis itu benar-benar menghancurkan harga dirinya. Bagaimana mungkin ia bersedia untuk menjadi suami dari seorang gadis hanya karena ia di ujung kebangkrutan?

Leonel tidak mampu untuk tidak tertawa saat ia mendengar violet menawarkan dirinya sendiri untuk menjadi istrinya. Pria bahkan tertawa terpingkal-pingkal karena ucapan Violeta.

Leonel Johanson, di dalam hidupnya, ia belum

pernah memikirkan masalah asmara apa lagi pernikahan. Di dalam hidup Leonel hanya ada tidur, bermain game, sedikit bekerja, ia bisa meniduri artis atau model di Glamour Entertainment yang tidak terhitung jumlahnya mengantre untuk naik ke atas ranjangnya tanpa repot-repot berkomitmen. Bagi Leonel pernikahan dan hubungan asmara itu merepotkan karena akan menyita waktunya bersantai dan bermalas-malasan. Santai itu perlu, malas itu wajib. Leonel Johanson, sang dewa pemalas.

Benar kata Mario, ia bisa dengan mudah mengembalikan keuangan perusahaan miliknya semudah menjentikkan jarinya karena ia adalah seorang Johanson. Sayangnya, ia enggan untuk melakukan itu karena bisa di pastikan jika William Johanson kakak laki-lakinya akan menceramahinya hingga telinganya panas. Kemudian ayah dan ibunya, sudah pasti mereka juga akan menceramahinya. Mereka akan mengatakan jika semua yang menimpanya adalah imbas dari kemalasannya, tidak bekerja dengan benar, tidak teliti, tidak waspada, dan mungkin ia akan kehilangan hari-hari santainya meski sebenarnya sejak indikasi kebangkrutan di perusahaannya terendus ia memang telah kehilangan hari-hari santainya. Ia mulai menenggelamkan diri ke dalam tumpukan dokumen yang penuh dengan huruf dan angka yang menyebalkan setiap hari.

Leonel mengakui, bekerja setiap hati tidak buruk. Tetapi, lebih baik lagi jika ia bisa bersantai di dalam kamar, bermain game lalu bercinta dengan gadis-gadis di Glamour Entertainment jika ia ingin. Dunia adalah surga baginya karena semuanya begitu mudah.

***

Ini adalah hari ketiga Violeta mengejar pria yang dianggap bangkrut itu. Tiga hari pula ia merasakan diusir oleh petugas keamanan di Glamour Entertainment. Demi Hubert Corporation ya g ingin ia kuasai, ia telah membuang harga dirinya. Dalam hidup Violeta belum pernah ia menemui penghinaan seperti ini. Oke, ia memang pernah tertipu oleh Liam, tetapi itu tertipu bukan dihina. Karena sudah terlanjur membuang harga dirinya, Violeta akhirnya memilih untuk melanjutkan perjuangannya.

Hari keempat Violeta memilih untuk menghentikan perburuannya, ia memilih mendatangi sebuah agensi bodyguard. Dan hari kelima gadis itu melancarkan aksinya itu menggunakan jasa bodyguard yang telah ia sewa.

Sore itu saat Leonel hendak kembali dari bekerja, saat ia sedang menarik gagang pintu mobilnya tubuhnya di sergap, mulutnya di bekap, ia di ringkus oleh dua orang bodyguard yang langsung melemparkan tubuh Leonel ke dalam sebuah Limousine di mana di dalam mobil itu, Violeta duduk dengan cara yang teramat angkuh seperti seorang ratu yang telah memenangkan sebuah pertempuran.

Leonel mengira, jika gadis itu telah menyerah karena dua hari ia tidak mendapatkan laporan pengusiran Violeta. Nyatanya gadis itu seperti seekor rubah yang licik.

Menarik.

Ia akan mengikuti permainan Violeta lalu mempermainkan gadis itu seperti seekor predator yang bermain-main dengan mangsanya sebelum melahapnya.

“Caramu kasar sekali, Nona Kecil,” ucap Leonel sambil mengangkat bokongnya sedikit untuk membenarkan posisi duduknya.

Violeta menyentuh ikatan rambutnya kemudian dengan gerakan sombong, ia mengelus rambutnya yang panjang diikat ekor kuda hingga ke ujungnya. Ia juga menggeser sedikit posisinya agar bisa menatap wajah Leonel yang duduk di sampingnya. “Asal kau tahu, usiaku dua puluh empat tahun,” ujarnya.

Leonel menyilangkan kakinya kemudian merapikan lengan pakaiannya yang sedikit berantakan, setelah itu ia menatap Violeta dan bertanya, “Jadi, apa maumu, Violeta?”

Violeta tersenyum penuh kemenangan. “Bukankah aku sudah mengatakannya? Aku menawarkan diri untuk menjadi istrimu. ISTRIMU.”

Leonel tertawa tertahan. “Kau mengatakan aku sedang bangkrut tapi kau menawarkan diri untuk menjadi istri dari si pria bangkrut. Kedengarannya sangat aneh.”

“Bantuanku tidak gratis,” ucap Violeta dengan nada sombong. Ia juga menatap Leonel dengan cara yang sangat angkuh.

“Oh, ya?" Leonel menaikkan sebelah alisnya. "Jadi, aku harus membayar bantuan yang sedang kau tawarkan?”

“Tidak ada yang gratis di muka bumi ini.”

Leonel tersenyum miring. “Apa kau tahu apa yang kau tawarkan itu? Jika aku membayar itu namanya bukan bantuan tapi kerja sama,” ucapnya dengan nada geli.

Violeta mengangkat dagunya tinggi-tinggi. “Kau yang akan menerima keuntungan di sini, bukan aku.”

Leonel mengamati ekspresi wajah gadis di depannya, bibirnya tersenyum sinis. “Baiklah, coba katakan rencanamu.”

“Dengar, aku hanya perlu surat nikah, membawamu ke depan kakekku dan pengacaranya sialan itu lalu aku mendapatkan warisanku, setelah itu kita bercerai,” katanya tanpa ragu-ragu.

Leonel menumpukan sikunya di sandaran tangan kursi mobil, ia bertopang dagu sambil menatap gadis manis yang sedang berusaha mengajaknya bermain-main. Memang ia mengalami kebangkrutan, tetapi tidak mengerikan seperti itu. Tidak sampai harus menjual diri kepada gadis kecil. Sudut bibir Leonel berkedut.

“Jadi, hanya menikahimu satu hari?” tanyanya dengan nada menggoda.

Violeta mengerjapkan matanya. “Jadi, kau bersedia?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status