Share

4. I Got You, Baby!

“Ab apa kau nanti malam ada acara?" tanya Christop yang melihat Abrham sedang berenang.

Abraham muncul ke permukaan begitu mendengar suara kakaknya, menggeleng. "Tidak. Memangnya ada apa?"

"Ikut denganku ke Pattaya, sedikit bersenang-senang?" Christop balik bertanya.

"Apakah di sana banyak wanita-wanita sexy?" tanya Abraham.

Christop menangguk. 

"Oke, kalo begitu aku ikut!" ujar Abraham semangat membuat Christop mendengus.

°°°°°

Cala merasakan semilir angin yang menerpa wajahnya, rambutnya bergerak. Ia memandang hamparan pantai lewat balkonnya. 

Sejarah kota Pattaya tidak asing lagi di telinganya. Bahkan kota ini dijuluki sebagai surganya para lelaki. Jika malam hari, hingar bingar kota ini terpampang nyata. Bahkan sepanjang jalan kita dapat menemukan wanita-wanita prostitusi dengan pakaiannya yang begitu mencolok dan sexy. 

Dan nanti malam Cala akan berkeliling, merasakan kehidupan malam di kota Pattaya. 

20.00

Cala sudah siap dengan pakaiannya yang tidak terlalu terbuka namun cukup sexy jika ia kenakan. Menatap dirinya di pantulan kaca, Cala memutuskan untuk menggerai rambutnya. Cukup puas dengan penampilannya, Cala melangkahkan kakinya mulai berjalan keluar penginapan. 

Cala membelokkan langkahnya menuju salah satu kafe yang ada di sepanjang jalan. Selama perjalanan juga Cala melihat tak sedikit wanita berpakaian minim yang merayu para turis yang lewat. 

Cala menggelengkan kepalanya, apa mereka tidak ingin memiliki keluarga kecil? batinnya. 

Bunyi lonceng terdengar ketika Cala mendorong pintu masuk. Mengedarkan pandangannya mencari tempat kosong. "Saya pesan minumnya Nam dok anchan, dan nom yen lalu makanannya tom yam, khao phad, tom kha kai, massaman curry, dan gaeng daeng." Cala bersorak riang ketika selesai menyebutkan beberapa makanan yang menurutnya lezat. 

Si pelayan menatap Cala tak yakin, "sudah itu saja." Lanjut Cala menatap si pelayan mantab.

Mengangguk ragu, lalu undur diri. 

Di tempat lain, Christop dan Abraham sedang berada dalam perjalanan menuju Pattaya. 

Di dalam mobil Abraham tak henti-hentinya berbicara membuat kuping Christop panas mendengar ceritanya yang sedikit tidak bermutu, "bisakah kau berhenti bicara Ab!" geram Christop menatap adiknya kesal.

Abraham menggeleng, "Kak, seharusnya kau bahagia memiliki adik yang begitu ceria." Jawab Abraham asal.

"Terserahlah, kita sudah sampai." Ujar Christop memarkirkan mobilnya.

Keduanya turun, "Kau jalan-jalanlah sendiri. Atau datangi saja club di sini," ujar Christop.

"Memangnya kau mau kemana kak?" tanya Abraham penasaran.

"Ada urusan yang harus ku selesaikan dibsini," jawabnya.

"Ku kira kita akan bersenang-senang bersama. Jika begitu aku ikut denganmu," balas Abraham.

"Tidak usah, kau pergi saja. Di sini banyak wanita-wanita sexy kau tinggal pilih," jawab Christop melangkahkan kakinya meninggalkan Abraham yang mendengus kesal. 

Christop mencari kafe yang sesuai dengan gambar yang berada di ponselnya. Sebelum ia kemari, orang suruhannya alias paman Hansel sudah mengintai di sini terlebih dulu bersama beberapa anak buahnya. 

Christop tersenyum dalam hati, sedikit lagi semua akan terbalaskan. 

Dengan tampang dingin dan sorot matanya yang tajam Christop melangkahkan kakinya dengan santai, beberapa wanita yang ingin menggoda merasa takut dengan tatapannya yang mengintimidasi, tapi beberapa juga ada yang nekat membuat Christop sedikit menyentak. 

Lalu matanya menangkap sebuah kafe yang persis dengan yang ada di gambar. Dengan segera Christop melangkahkan kakinya masuk, suara lonceng berbunyi ketika ia mendorong pintu. Membuat matanya bertemu dengan manik mata berwarna hijau.

I got you, baby! Batin Christop tersenyum miring. 

°°°°°

Selesai menghabiskan semua makanan yang dipesannya Cala menyandarkan tubuhnya, "keyang," gumamnya mengelus perutnya.

Sebanyak apapun Cala makan, tubuh gadis itu tetap terjaga. Entah ramuan apa yang dipakainya. Dan terkadang Cala bersyukur karena meskipun dirinya rakus, tubuhnya tidak melar yang mengharuskannya mengikuti diet dan semacamnya.

Kadang banyak temannya yang tidak percaya jika Cala memang tidak memakai obat-obatan untuk menjaga tubuhnya untuk tetap langsing, hanya saja Cala rutin olah raga setiap minggunya. Bahkan Cala juga sering travelling. 

"Apa aku boleh duduk disini, nona?" suara maskulin yang begitu sexy dipendengaran Cala membuat gadis itu mendongak. 

Sekejap Cala terpana dengan sorot matanya yang tajam, namun tidak bersahabat? begitu batinnya bertanya. Ah, mungkin hanya perasaannya saja. Cala menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pikiran-pikiran buruk. 

Tersadar, Cala mengangguk. "Oh ya tentu! silahkan."

Christop menepuk sekali tangannya memanggil pelayan. Lalu seorang pelayan wanita dengan pakaian yang ketat, make up yang menor menghampiri. "Tuan mau pesan apa?" tanyanya dengan menggoda. 

Jelas itu semua tidak lepas dari pandangan Cala, tanpa sadar ia berdecak risih membuat Christop dan wanita itu menoleh ke arahnya. Tersadar apa yang dilakukan, Cala merutuki dirinya dan berujar, "maaf." 

"Singkirkan tanganmu," gumam Christop tegas pada si pelayan wanita itu yang berusaha menggodanya. "Apa kau tidak mendengar?!" lanjutnya sedikit membentak.

Pelayan wanita itu masih mengabaikan gertakan Christop, "kau tidak mau semalam denganku tuan?" godanya.

Christop berdecih, "apa kau buta sehingga tidak melihat ada wanita di depanku. Dia istriku!''

Mendengar perkataan Christop membuat Cala terkejut sedangkan si pelayan wanita itu langsung melepaskan tangannya dan menatap bersalah ke arah Cala, "maafkan aku nyonya."

"Aku akan membayar semuanya, berapa totalnya?" tanya Christop. Sedangkan Cala masih terkejut mulai mencerna semuanya.

Lalu si pelayan wanita itu memberikan jumlah total semuanya, dan Christop langsung mengeluarkan beberpa lembar uang. 

"Ayo sayang, kita pulang." Christop meraih tangan Cala untuk digenggam sedangkan Cala dengan mudahnya mengangguk menuruti. 

Sesampainya di luar, Cala tersadar. Lalu melepaskan genggaman tangan Christop. "Aku pergi," ujar Cala pada Christop.

Melihat Cala yang akan pergi membuat Christop segera meraih pergelangan tangan milik gadis itu. "Kau tidak bisa pergi ke mana-mana, baby." Suara Christop begitu pelan namun menekan itu membuat jantung Cala berdegup kencang. 

Keringat dingin mulai keluar, bahkan ia merasa susah bernapas sekarang. "Siapa kau berani melarangku?" tanya Cala berbalik memberanikan diri. 

Christop tersenyum, senyum menyeramkan yang pernah Cala lihat. "Kau akan tau semuanya nanti."

Tanpa mendengar jawaban Cala, Christop menarik paksa gadis itu membuatnya merintih karena genggaman Christop yang begitu kuat. "Akh, sakit." Lirih Cala yang dihiraukan Christop.

Sesampainya di samping mobil, Christop membuka pintu dan mendorong tubuh Cala dengan kasar membuat gadis itu mengaduh sakit. Christop menutup pintu membantingnya hingga memunculkan suara debuman yang keras.

Christop berjalan memutar menuju kursi kemudi, dan masuk lalu mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat Cala memojokkan dirinya takut. "Bisakah kau pelankan laju mobilnya?" suara Cala mulai bergetar.

Christop hanya melirik sekilas, lalu tersenyum miring. Dan ekspresi Cala yang ketakutan membuat Christop bahagia, hingga membuatnya menambah laju kecepatannya tanpa memperdulikan air mata Cala yang terus mengalir. 

Sesampainya di mansion milik Christop, pria itu segera turun dari mobilnya. Berjalan memutar, lalu membuka pintu penumpang, "turun." Perintahnya datar. 

Cala menatap Christop takut, "apa yang ingin kau lakukan padaku?" tanyanya pelan.

"Jangan banyak bertanya, dan cepat turun!" sentak Christop membuat Cala berjengkit kaget. Belum Cala keluar, Christop segera merampas pergelangan tangan Cala menariknya keluar.

"Kau menyakitiku, jerk!" dengan berani Cala berujar sengit pada Christop.

''Persetan dengan itu aku tidak peduli!" balas Christop tak kalah sengit.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status