Happy Reading and Enjoy~
"APA YANG KAU LAKUKAN PADA LUNA!!! AKHHH!!"
Kalut, Luna menggunakan kakinya untuk menendang pintu besi itu, yang tentunya tetap tidak memberikan efek apapun. Ia kembali berteriak, melompat-lompat kecil guna melihat apa yang terjadi.
Ia membalikkan badan untuk menatap sekeliling ruangan, apa yang bisa di gunakannya untuk mendobrak pintu ini. Sayangnya tidak ada apapun di dalam ruangan ini selain ranjang dan juga beberapa lemari. Tetapi di ujung ruangan terdapat pintu yang berwarna coklat, jika tidak di perhatikan baik-baik pintu itu seperti dinding kamar.
Menguatkan tekad, Luna berjalan ke arah pintu itu. Pasti ada yang bisa digunakan di dalam sana. Sayang harapannya tida
Happy Reading and Enjoy~Dengan langkah lebar Allard berjalan menuju kamar tempat Luna terbangun, rahang pria itu menegang. Membuat wajahnya tampak menyeramkan, tetapi kapan wajah pria itu tampak normal? Saat pertemuan pertamanya dengan Luna, lelaki itu membunuh salah satu karyawannya yang berkhianat.Bercak darah menghiasi pipinya pada saat itu. Mengingatnya saja membuat Luna kelihatan seperti orang bodoh, mengapa pada saat itu ia memilih menaiki tangga darurat untuk menghindari resepsionis wanita yang berpacaran. Jika di pikirkan kembali, memangnya kenapa jika ia ketahuan berbohong? Hukumannya pasti mendapat perlakuan tidak hormat dari satpam di sana. Semua itu lebih baik dari pad
"Sudah puas lari-larinya, Luna?"Suara Allard menyapa dingin, membuat Luna langsung membelalakkan matanga. Menatap lelaki itu dengan horor. Ke-kenapa Allard bisa menemukannya? Bukankah ia sudah bersembunyi dengan baik ...Tap-tapi tadi ketika ia berlari Allard tidak mengikutinya, kenapa sekarang bisa berada di sini? Tanpa perasaan Allard menarik rambut Luna menyeret tubuhnya dengan kasar. Mau tidak mau Luna mengikuti langkah lelaki itu dengan sedikit tergopoh. Tangannya mencoba melepaskan jari-jari kekar Allard di rambutnya.Lelaki itu membawanya memasuki ruangan dengan pencahayaan yang minim. Ruanga
Happy Reading and Enjoy~"Tanda tangani ini."Allard melemparkan berkas yang berada di tangannya. "Apapun yang tersaji di dalamnya harus kau patuhi, aku tidak ingin ada penolakan."Luna menghela napas. Tubuhnya sakit, kepalanya pusing. Dan napasnya terasa panas, dengan hidung yang tersumbat. Sudah tiga hari ia berada di dalam kastil ini, dan sejak saat itu ia mulai sakit hingga sekarang.Sebenarnya ia ingin beristirahat lebih lama. Allard menepati janjinya untuk melepaskan Derlad. Lelaki itu juga membawanya ke tempat antah berantah. Saat menuju ke sini, sepanjang perjalanan yang terlihat hanya pegunungan tandus.Luna tidak tau ia berada di mana. Tetapi tampaknya tempat tinggalnya saat ini terpencil. Meskipun begitu, ia berada dalam kastil mewah yang terasa gelap. Entah karen
Happy Reading and Enjoy~"Ap-apa yang kau lakukan?" Luna bertanya dengan bibir bergetar."Kau tidak berpikir percintaan kita biasa-biasa saja, 'kan?"Di tangan lelaki itu tidak hanya cambuk berwarna merah muda, tetapi juga ada bola gag, penutup mata dan juga ... lilin? Untuk apa? Matanya di larikan pada wajah Allard yang nampak bersinar, pria itu meletakkan barang-barang yang di bawanya ke meja di samping ranjang. Ia menutup mata Luna dengan kain berwarna hitam."Percayalah, kau akan sembuh setelah percintaan kita," bisiknya sensual.Luna menipiskan bibirnya, menahan amarah dan ketidakberdayaannya. Ia tidak ingin berteriak apalagi melawa
Happy Reading and Enjoy~Ombak bergelung, menghasilkan buih-buih yang tak kasat mata. Langit menggelap dengan ribuan bintang yang bertebar, bulan purnama menjadi pelengkap keindahan pada malam itu.Sepasang mata berwarna abu-abu menatap takjub pemandangan di hadapannya. Bibirnya yang kecil menggemaskan terbuka kesenangan, khas anak kecil.Meskipun angin laut membuat tubuhnya menggigil, tetapi ia seakan tidak memperdulikan semua itu. Saat keberangkatan mereka pada siang hari, Allard terlalu sibuk mengeluarkan isi perutnya. Dan malam ini membuatnya bersemangat.Satu tangan terulur untuk membelai rambutnya dengan pelan. "Sudah malam, Sayang. Kau harus beristirahat."Matanya yang indah mendongak, menatap protes ke arah wanita cantik dengan rambut sebahu yang sedang tersenyum ke arahnya. Pipinya mengembung menggemaskan, menolak untuk beristirahat.Seolah memahami, wanita itu membungkuk untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya. "Angin malam tidak baik untukmu. Kau bisa sakit dan gagal menikmati l
Happy Reading and Enjoy~Allard tidak terlalu mengingat wajah-wajah yang membunuh ibunya, tetapi yang paling diingatnya adalah seorang lelaki yang memotong jari-jari daddnya. Dan itu adalah orangtua Luna, yang paling membuatnya bertambah yakin setelah melihat tato bergambar kupu-kupu berwarna hitam di dahi John.Meskipun ingatannya terasa samar, ia masih bisa menandai siapa-siapa saja orang yang turut andil dalam membunuh ayah dan ibunya. Mereka semua mempunyai tato bergambar kupu-kupu yang terletak di dahi. Setiap tato tidak berwarna sama, ada yang berwarna hitam dan juga merah.Setiap pekerjaan memiliki tingkat kesulitan, jika tato kupu-kupu berwarna hitam maka dia adalah ketua. Dan juga orang yang bertugas mendapat pekerjaan sulit seperti; membunuh, memutilasi, menyekap dan juga menyiksa.Sedangkan tato yang bergambar kupu-kupu berwarna merah, mereka diberi tugas dengan misi yang ringan. Menculik dan mengikat atau membawa korban pada ketua bertato kupu-kupu yang berwarna hitam.Alla
Happy Reading and Enjoy~"Jadi apa yang berhasil kau dapatkan dari pria itu?" Arthur kembali menuangkan wiskinya ke dalam gelas yang sudah kosong, tangannya terulur memanggil bartender, meminta es batu lebih banyak lagi. Bartender berkepala plontos dengan tubuh tinggi menjulang itu mengangguk patuh, berjalan pergi untuk memberinya es batu dengan wajah tanpa senyum.Allard, pria yang ditanya mendesah secara berlebihan. Matanya menajam meski alkohol sudah membuatnya sedikit mabuk hingga mata berwarma abu-abu itu tidak terlalu fokus. Rahangnya menegang dengan kemarahan yang mengental."Pria itu tidak membuka mulutnya, ini lebih sulit dari yang kuduga. Rasanya sia-sia saja sudah menangkapya, satu informasipun tidak ada yang berhasi kudapatkan."Arthur bisa memaklumi suasana hati lelaki itu, selama ini Allard menagkap musuh serta orang-orang yang dulu berpartisipasi pada pembunuhan ayahnya dengan begitu puas. Sebab mereka mau membuka mulut tentang keberadaan teman-teman yang lain, sehingga
Happy Reading and Enjoy~Allard memasuki ruangan tempat Arthur berada, lelaki itu sedang sibuk mencumbu wanita yang berada di sana. Mengingat pembicaraan mereka yang semakin rahasia dan tertutup, mereka memilih ruangan yang lebih aman untuk membicarakan masalah lebih lanjut.Ia berdecih saat suara decapan memenuhi langit-langit ruangan. Tidak seperti ayahnya yang setia pada ibunya serta tidak pernah sekalipun terdengar gosip bermain dengan wanita lain, Arthur terlahir untuk menjadi pemain wanita. Berbanding terbalik dengan ayahnya, entah sifat siapa yang dia ikuti.Dan meskipun ayahnya sudah cukup bahkan terlalu kaya, Arthur masih saja menggilai uang, memperhitungkan dengan cermat pengeluaran dan pemasukan. Ia tidak ingin rugi walaupun hanya $100, padahal jumlah uang yang seperti itu ibarat $1 bagi mereka."Jangan sampai wanita itu kuusir dengan cara yang tidak hormat," desisnya diantara dua gigi yang merapat, menahan geram.Arthur menghentikan cumbuannya, mendesah dengan gaya berlebih