Luna mengulum senyum saat merasakan lengan kekar yang menyelimuti tubuhnya.
''Kau masih marah padaku?'' Allard bertanya lembut.Ia tidak menjawab, kali ini apapun bentuk rayuan Allard tidak akan bisa mempengaruhinya. Lelaki itu tidak berubah! Bagaimana bisa menghukum salah satu karyawannya karena tidak sengaja memegang lengan Luna ketika ia hampir saja terjatuh. Jika karyawan itu tidak menolongnya maka sudah bisa dipastikan kedua lututnya mencium lantai. Bukannya merasa berterima kasih, Allard malah marah dan mengancam untuk memecatnya. Lelaki itu sungguh posessif! Dan sungguh ini bukan yang pertama kalinya. ''Aku minta maaf, aku hanya tidak rela tubuhmu disentuh pria lain.''Luna mencoba melepaskan pelukan Allard. ''Kau selalu berkata begitu dan mengulangi kesalahanmu. Apa kau tidak berpikir jika dia tidak ada maka tubuhku jatuh ke lantai? Makan siangmu juga akan jatuh berantakan. KaAra menatap Allard dan Luna bergantian.''Selama aku menikah dengan Alex aku belum pernah kencan dengannya. Dan apa? Kalian menitipkan Sia karena ingin kencan seharian! Huh, jika aku tidak menyukai Luna, aku tidak akan mau melakukannya!''Luna mengulum senyum. ''Maafkan aku, Ara. Aku tidak tahu lagi kepada siapa kami bisa menitipkan Sia. Kau tau bahwa Sia sangat suka bermain dengan Dom.''Ara mengibaskan tangannya ke udara. ''Ya, kurasa kita akan menikahkan anak kita setelah besar nanti,'' ucapnya sembari mengedipkan matanya sebelah.Luna terkekeh sementara Allard berdehem. ''Aku tidak mau menjadi keluarga dari kembaran Arthur.''''Lupakan! Aku juga tidak mau putraku punya mertua sepertimu.'' Ara melotot.Seketika Luna terbahak, wanita itu menutup mulutnya dengan satu tangan guna meredam suaranya.''Baiklah, mungkin kami bisa pergi sekarang. Maaf merepotkanmu, Ara.''Ara ter
Happy Reading and Enjoy~Plak...Bunyi sentuhan kulit dengan kulit itu menggema di langit-langit ruangan, semua yang berada di dalam ruangan itu tertegun. Tidak ada yang berani mengangkat suara, keheningan yang tercipta menambah suasana yang terasa dingin. Semua meringis untuk mengasihani gadis yang terduduk dengan pipi merah yang mungkin sebentar lagi akan membengkak. Sudut bibirnya sendiri berdarah, bau anyir yang menyengat langsung memenuhi indera gadis malang itu. Rasa besi yang pekat mau tidak mau harus di telannya.Satu persatu yang berada di sana saling bertatapan, tidak ada yang berani menengahi lelaki berbadan besar yang berdiri dengan wajah marah itu, hingga akhirnya seorang wanita tua berjalan menghampiri, memegang pundak lelaki itu lalu dengan ragu-ragu mengelusnya pe
Happy Reading and Enjoy~Sudah lebih dari dua jam Luna hanya berdiam diri di depan meja rias, memperhatikan penampilannya yang jauh dari pribadinya sendiri. Dress merah dengan belahan dada dan punggung yang terbuka, wajahnya bahkan dihias dengan make up tebal. Mencoba menutupi umurnya yang masih 19 tahun, dress itu sendiri di atas lutut dengan bentuk yang melekat pada tubuhnya seolah-olah dress itu lem yang melekat erat. Di ranjangnya tersedia tas selempang yang besar tapi tidak terlalu mencolok."Berjalanlah seolah-olah kau berada di karpet merah, goyangkan pinggulmu dan busungkan dadamu. Ingat, kau harus percaya diri saat mengatakan 'dimana ruangan Allard berada? aku ingin menemuinya, tolong katakan padanya bahwa aku kekasihnya' pada sekretaris Allard nanti. Buat dia mempercayai bahwa kau memang benar-benar kekasih Allard. Nah, setelah masu
Happy Reading and Enjoy~Kini sebaliknya, resepsionis itu yang memandang Luna dengan sinis, "Atau bisa Anda telepon Tuan Allard agar kami percaya bahwa Anda benar-benar kekasihnya."Luna menatapnya dengan jengkel, ia mengeluarkan ponselnya lalu mengetik nomor Derald sahabatnya sebelum berbicara dengan nada kesal kepada orang diseberang telepon."Aku tertahan di meja resepsionis, cepat telpon sekretarismu dan suruh dia kesini untuk menjemputku." Luna menoleh ke arah resepsionis yang memasang wajah datar. "Jangan lupa untuk memotong gajinya karena dia tidak sopan padaku!" sambungnya dingin.Perkataan Luna memberi sedikit perubahan pada wajah resepsionis bernama Casandra itu, ia mulai berdiri dengan gelisah.
Happy reading and enjoy~Matanya menatap tangga yang menjulang di atasnya, apa ia harus menaiki tangga ini demi bisa keluar dari sini? Atau menahan lapar hingga jam waktu makan siang berakhir dan wanita yang bekerja sebagai resepsionis ini kembali bekerja?Ah sebaiknya ia memang harus pergi dari sini, melewati puluhan anak tangga agar bisa mengisi perutnya yang keroncongan. Masih menjinjing heels nya Luna berjalan menaiki anak tangga, menatap sedikit putus asa pada tangga yang menjulang."Semangat!" ucapnya pada diri sendiri. Kata-kata yang tidak berguna karena ternyata sudah lebih dari dua puluh menit tangga ini terlihat seperti tangga keabadian yang tidak putus-putus.Setiap perbelokan pada tangga ada pintu besi yang sama seperti yang berada di bawah ketika Luna memas
Happy Reading and Enjoy~Lelaki bermanik abu gelap itu mengeluarkan sapu tangan dari sakunya, membersihkan tangannya sebelum semenit yang lalu menendang tubuh seorang lelaki yang sudah tidak berdaya itu. Dibersihkan tangannya seolah-olah jijik dengan sesuatu yang baru saja disentuhnya."Urus penyusup itu," perintahnya pada seseorang yang sejak tadi selalu berada di belakang pria bermanik abu ini.Ia berbalik menatap Luna yang terduduk di lantai dengan wajah pucat. "Hei wanita, ikut denganku!" katanya sembari kaki panjangnya melangkah menaiki tangga darurat.Luna mendongak dan tatapan matanya yang berair berhadapan pada pria yang sepertinya adalah asisten dari lelaki bermanik abu itu. Asisten itu tersenyum kaku.
Happy Reading and Enjoy~Pria di hadapannya menjulurkan tangan hingga menyentuh titik sensitif Luna dari luar dress, menekankan tangannya di sana dengan sikap yang luar biasa kurang ajar. Luna bergetar, ketakutannya memancar jelas, hingga pria itu mengerutkan dahi dengan sikap menyelidik."Kau hanya tikus kecil yang mencoba menjadi bangsawan, eh? Jika kau benar-benar kekasih Allard kau tidak mungkin gemetar seperti ini hanya karena sebuah sentuhan." Pria itu berbisik di telinganya. "Sebab Allard menyukai kekerasan dan seharusnya kau sudah terbiasa, bukan?" Di akhir perkataannya pria itu menggigit kecil daun telinga Luna.Hidupnya kacau! Kacau! cepatlah ia keluar d
Happy Reading and Enjoy~Ruangan itu seketika hening, dahi John berkerut lalu tatapannya beralih pada Joan yang duduk dengan wajah pucat."Kau menyuruh anakmu berbohong, Joan?"Joan tergagap. "Dia hanya bermain-main, tuan. Mohon jangan terlalu di pikirkan.""Aku tidak berbohong. Daddy aku sudah bertunangan dengan Allard hari ini. Dan dalam waktu dekat aku memintanya untuk menikahiku.""Kalau begitu, mana cincin tunangannya? Menjadi kekasih Allard pasti mendapat cincin mewah, yang di ranc