Share

Chapter 3

Levy mengecup sekilas rambut Nuvaca, disandarkannya tubuh Nuvaca ke sisi lain. Dilihatnya pandangannya ke belakang dan mendapatkan beberapa mobil sedan hitam mengikuti mobil yang dinaikinya.

"Levy, jika kita tidak membereskannya sekarang, tujuan kepergian kita akan diketahui mereka." Navier mengingatkan.

"Mereka sangat mengganggu, cepat buka atap mobil ini," gerutu Levy, Navier mengangguk dan memencet tombol di sekitarnya untuk membuka sunroof. Sedangkan Levy mengambil MP5 yang berada di bawah jok tepat di hadapan Nuvaca.

Levy berdiri lalu memutar tubuhnya ke belakang sehingga melihat beberapa orang yang di dalam mobil sudah menodongkan senjata api mereka. Levy menyeringai, ia tidak perlu susah payah menembak lawannya kali ini. Levy menyadarinya, ia tidak sehebat Dante yang tanpa melihat pun dapat membunuh lawannya dalam sekali tembak meski matanya tertutup.

"Levy, kau tetap tidak ingin memakai mata kirimu?" tanya Navier tanpa menoleh.

"Untuk tikus kecil seperti mereka tidak perlu memakainya," jawab Levy angkuh.

Levy mulai melihat peluang sekitarnya untuk menembak para tikus yang mengejarnya.

"Ohh ... I love your car, Bitch! Tapi, sayang mobil cantik itu harus aku hancurkan!" Sembari tersenyum lebar Levy yang berdiri dengan senapan mesin di tangannya mulai membabi buta menembakan senjata itu.

DOR DOR DOR DOR

"Hahaha ... Hahaha ...."

Ekspresi wajahnya sungguh menyeramkan, dengan wajah yang terlihat bergembira di atas kematian musuhnya itu, membuat Levy yang terbahak-bahak terlihat semakin menakutkan seperti orang gila yang sulit untuk dikendalikan.

DUMMM

Satu buah mobil berhasil dia ledakkan, api berkobar tinggi dengan asap tebal hitam pekat yang membumbung menusuk langit. Mobil-mobil lain masih mengikuti mobil Chrysler hitam yang ditunggangi Nuvaca, Navier dan Levy. Mereka mengeluarkan senapan otomatis dan mulai membalas tembakan Levy.

DOR DOR DORR

Mobil yang dikemudikan oleh Navier itu meliuk-liuk seperti menghindari tembakan peluru, sesekali wajahnya berpaling ke arah Nuvaca dari pandangannya yang tertuju ke arah jalan untuk memastikan jika kondisi gadis itu baik-baik saja.

"Deto, jangan sampai Nuva terluka karena kau mengemudi dengan kasar." Levy memperingati.

"Fokus saja pada lawanmu," balas Navier dan mendengkus kasar.

Saat menemui persimpangan Menice, Navier membanting kemudinya ke arah kanan dan berjalan lurus ke arah Pantai Santa Monica dengan melalui jalan Neilson Way. Levy kembali masuk ke dalam mobil dari sunroof tempatnya menampakkan diri. Tubuh Nuvaca terpental ke samping, untung saja Levy dengan sigap menangkap tubuh Nuvaca agar kepalanya tidak terbentur kaca mobil.

"Navier!"

"Aku tidak memiliki waktu untuk mengemudi dengan lembut, jika kau ingin aku mengemudi dengan aman, habisi mereka semua dengan cepat," jawab Navier kesal, Levy hanya bisa berdecak.

Pengejaran masih terus berlanjut dengan tembakan pistol yang sedikit berkurang karena Levy menghindari jika akan ada korban warga sipil yang terkena akibat dari tindakannya.

Gesekan antara dua buah mobil terjadi saat Navier mencoba menghadang dan melawan mobil yang menabrak dan terus mencoba menyeret mobil yang dikemudikan Navier ke badan jalan.

Seketika Navier membelokkan arah mobilnya masuk ke jalan Heart Eve dan mengebut lurus ke arah bibir pantai Santa Monica. Debu pasir pantai bertebaran, gemuruh ombak tenang dan teriakan para warga sipil memekakkan telinga.

DOR DOR DORR 

"Oh God! Cepat sekali mereka merindukan senjataku!" Levy yang tertawa kecil, ia kembali bangkit dengan mata yang menyipit tajam.

Balapan liar terjadi saat itu di tepi pantai Santa Monica, anggota mafioso yang memburu Nuvaca pun kesulitan saat akan menembak Levy karena posisi mereka tepat berada di belakang mobil Levy yang menyemburkan pasir pantai dari roda belakangnya. Hal itu akan memudahkan Levy menghabisi lawannya tanpa perlawanan.

"Wohoo ... Kiss my ass, Pusy!"

DOR DOR DORR 

Seseorang dengan berani menampakan setengah badannya keluar dari sunrooft sama seperti Levy.

"Ohh yang benar saja! Kau ingin bermain denganku?" desis Levy dengan aksen dan bahasa tubuh seperti orang gila.

Belum sempat pria itu menekan pelatuk senjatanya, Levy sudah terlebih dahulu menembak pria itu kali ini dengan senapan otomatis MP5-nya.

"Sepuluh ... dua puluh ... tiga puluh ...." Levy menghitung jumlah peluru yang sudah bersarang di tubuh pria yang sudah mati itu.

Namun, Levy dengan kebiasaannya yang terlalu menikmati pertunjukan yang dia buat, akhirnya menghabiskan seluruh isi peluru pada senapan mesin itu.

"Empat puluh ... li–" ucapannya berhenti dengan mulut yang tiba-tiba tertutup, Levy menaikan satu alisnya dan melirik senapan MP5 di genggamannya.

"Sial! Padahal dia belum mati dengan seratus peluru di dadanya!" dengkus Levy.

Mobil mereka terus berjalan dengan cepat hingga menuju pantai Malibu. Levy yang menghadap ke belakang mobil tiba-tiba memalingkan pandangannya dan menghadap ke depan.

"Huuaaa!" teriakan Levy saat melihat mobil ini harus masuk ke sebuah jembatan yang melengkung dengan lebar yang tidak kurang hanya cukup untuk satu mobil ini saja.

Dengan cepat Levy kembali duduk manis sambil memeluk Nuvaca. Sisi kiri dan kanan jembatan itu adalah tembok beton yang cukup tinggi hingga membuat Navier harus benar-benar bertanggung jawab atas apa yang dia pilih.

"Navier! Akan kubunuh kau nanti!" dengkus Levy saat mobil itu semakin menambah kecepatannya.

Hanya dua kemungkinan yang akan diterima Navier, Nuvaca, dan Levy saat itu. Mati menabrak tembok beton atau mati terhimpit badan jembatan dan menerima tabrakan beruntun dari musuh yang mengejar mereka. Tanpa menjawab ancaman Levy, Navier memacu laju kendaraan itu.

WUUSSSH

KKREEETTTTTT

Sulit dipercaya, mobil itu masuk sempurna dan berjalan di atas jembatan yang sangat pas dengan ukuran mobil yang dikendarai Navier.

BOOOOMMB

DUUMM

Dua mobil terakhir yang mengejar mereka itu hancur meledak dengan serpihan mobil yang terpental ke segala arah.

"Shit!" dengkus Navier yang berhasil keluar dari jembatan dan mulai mengemudi santai tanpa kejaran musuh.

Navier membelokkan mobil itu keluar dari bibir pantai Malibu dan mengemudi lurus menuju tempat tujuannya.

"Gara-gara mereka, kita harus berputar jauh untuk kembali menuju Las Vegas," desis Navier.

"Ah, sudahlah!" ucap Levy yang terlihat letih, tangannya meraba halus wajah Nuvaca yang tertidur pulas karena obat.

"Maafkan aku, Nuva-ku sayang. Perjalananmu sedikit terganggu," bisik Levy sambil mengelus-elus rambut Nuvaca.

Kini Navier memberhentikan mobilnya di sebuah bengkel, ia keluar mobil dan langsung menemui si pemilik bengkel. Berbicara beberapa menit dan beberapa mekanik pun langsung membenahi penampilan luar mobil yang ditumpangi Levy dan Nuvaca. Levy kembali masuk dan menunggu goresan-goresan mobil menghilang dari pandangannya.

"Kau memberinya obat tidur?" tanya Navier yang kini sedang menyalakan rokoknya.

"Tidak ada pilihan lain, jika tidak Nuva sudah terbangun sejak pertama suara sunroof terbuka," jawab Levy sambil menatap keluar jendela.

"Apa pendengarannya setajam itu?" Kini Navier membalikkan tubuhnya dan menatap Levy.

"Sangat, pintu terbuka saja ia akan terbangun dari tidur pulasnya. Karena itu ia suka sekali marah jika aku, Alves ataupun Lucas mendobrak pintu kamarnya atau bahkan berteriak di dekatnya," jawab Levy.

"Pantas saja ia tidak suka suara tembakan, bagaimana jika tadi Nuvaca terbangun?" Navier bergidik ngeri jika mengingat Nuvaca sedang marah.

"Kejadian seperti dulu akan terulang kembali," jawab Levy sambil menyentuh eyepatch miliknya dan menatap sendu ke luar jendela.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status