Seorang wanita cantik duduk termenung di bangku taman. Wanita itu bernama Tiara Arteri Vena, dia sedang meratapi nasib buruk yang tak kunjung berhenti menghampirinya. Dari orang tua yang selalu membencinya, hingga orang yang dia suka dari kecil meminta bantuannya untuk membuat surprise untuk orang lain.
Tiara bukanlah wanita yang introvert ataupun tertutup, Tiara adalah wanita yang sangat humble dan menyenangkan. Bahkan di tempat kerjanya Tiara memiliki banyak teman, namun bukan berarti hal tersebut membuat Tiara sombong atau apapun.
Karena menurut Tiara pertemanan adalah hal sangat menyenangkan. Karena selama ini Tiara kekurangan kasih saying dari orang tuanya, sehingga Tiara lebih banyak bercerita kepada teman – temannya di banding dengan keluarganya.
Namun hari ini perasaan Tiara benar – benar buruk sehingga ia tak ingin bertemu atau berbicara dengan siapapun. Maka dari itu memutuskan untuk menyendiri di taman kota untuk menenangkan fikirannya yang sedang kacau balau.
Namun lagi – lagi ia sedang sial..
DHUK!!
suara keras tersebut berasal dari dahi Tiara yang terkena lemparan kaleng entah dari mana asalnya.
“AWW! Sial bener gue hari ini, niat mau nenangin diri malah dapet kaleng nyasar”
Gerutu Tiara yang tak kunjung henti karena kaleng terbuat membuat dahi cantiknya menjadi benjol, dan itu sangat memalukan.
Tak berapa lama datang anak kecil dengan muka merasa bersalah menghapiri Tiara.
“Kakak cantik maafin Azel ya, Azel gak sengaja. Tadi Azel mau main tendang – tendangan sama papa, tapi karena bola Azel lagi diambil sama papa di mobil, jadi Azel nendang kaleng ini deh, tapi malah kena dahi kakak cantik”
Dengan suara lucu anak kecil itu meminta maaf pada Tiara. Tiara yang merasa tak tega menghampiri anak kecil tersebut yang menyebut dirinya Azel.
“Azel sini”
Kata Tiara dengan suara lembut memanggil Azel, dengan wajah takut Azel mendekati Tiara.
“Sini Azel, kakak cantik gak marah kok sama Azel. Tapi besok lagi Azel gak boleh nendang kaleng sembarangan lagi ya. Untung yang kena kakak cantik, coba orang lain yang kena gimana coba?”
Dengan lembut Tiara menasehati Azel, tak lupa tangan Tiara mengusap lembut rambut anak laki – laki tersebut.
“Iya kakak cantik, besok – besok Azel gak bakal nendang kaleng sembarangan lagi. Azel janji sama kakak cantik!”
Sahut Azel dengan semangat lalu, Azel merangkak naik duduk kepangkuan Tiara. Tiara tidak menolak, dia melanjutkan renungannya dengan Azel dipangkuannya dan tangannya yang terus mengusap lembut surai hitam Azel.
“Iya kakak cantik percaya sama Azel, besok kalo Azel liat kaleng yang berserakan. Lebih baik di ambil lalu dimasukan ke tempat sampah dari pada di tendang seperti tadi ya Azel”
Azel yang merasa nyaman hanya mengangguk patuh dalam dekapan Tiara. Karena kenyaman yang diberikan Tiara kepada Azel membuat Azel lupa dengan papanya yang sedang frustasi mencari keberadaaannya.
Tak berapa lama Tiara merasa ada orang lain di belakangnya, Tiara tersentak karena mendengar suara berat yang terdengar frustasi sedang memanggil Azel.
“Azel…”
Azel yang mendengar panggilan tersebut turun dari pangkuan Tiara, lalu menghampiri asal suara tersebut dengan riang.
“PAPA!”
Teriak Azel, Tiara yang penasaran lalu membalikkan badannya. Betapa terkejutnya dia, dibelakangnya sesosok pria tampan dengan badan kekar. Tiara pun mendongak lebih terkejut lagi lah dia, ternyata pria tersebut adalah CEO di perusahaannya.
“Bapak.. “
Dengan spontan Tiara berdiri dan langsung memberikan hormat kepada pria tersebut. Pria terbut yang kaget akan apa yang dilakukan Tiara langsung berdiri kaku.
“Papa…. Papa kakak cantik ini baik deh, tadikan Azel nendang kaleng terus kena dahi kakak cantik. Tapi kakak cantik gak marah loh sama Azel”
Azel menceritakan apa yang dialaminya tadi, setelah mendengar cerita Azel pria tersebut lalu mendekati Tiara. Dia membukukkan badan meminta maaf sekaligus berterimakasih pada Tiara karena sudah menjaga Azel.
“Terima kasih sudah menjaga Azel dan maaf atas apa yang sudah Azel perbuat padamu. Perkenalakan namaku Bastian David Clarke, dan ini keponakanku Azel Davis Clarke. Dan tolong jangan ceritakan apapun yang kamu lihat hari ini di perusahaan. Jika aku mendengar rumor apapun itu tentang hal ini siap – siap menanggung akibatnya”
Kata dingin dan menusuk yang diucapkan Bastian membuat Tiara membeku seketika. Tiara hanya menggerutu dalam batinnya kenapa kesialannya hari ini sungguh sangat tidak berujung. Dia merasa setiap detik kesialan seperti berlomba – lomba untuk menghampirinya.
“Papa kok gitu, gak boleh jahat sama kakak cantik tau”
Celoteh Azel dengan lucu, yang dapat mengalihkan kekesalan Tiara sejenak. Lalu Tiara tersadar darimana bosnya tersebut tau jika dia bekerja di perusahaan Clake Corp’s. Sedangkan dia tidak mengatakan apapun yang menyinggung tentang tempatnya bekerja. Dengan bingung Tiara mengusap leher belakangnya. Dan ahirnya dia mengetahui penyebab bagaimana bosnya tersebut tau, tanda pengenal perusahaaannya ternyata masih melingkar indah di leher Tiara.
‘Bodoh kenapa belum gue lepas sih, kalau kayak gini makin rumit urusannya’
Tiara membatin betapa bodohnya dirinya. Sedangkan Bastian hanya melihat dengan senyum mengejek akan kecerobohan Tiara.
“Azel gak boleh gitu, papa gak marah kok sama kakak cantik. Tadikan papa udah bilang terimakasih sama maaf ke kakak cantik. Baik pak, saya tidak akan berbicara ataupun menyebarkan rumor apapun tentang apa yang terjadi hari ini”
Tiara memberi pengertian kepada Azel bahwa papanya tidak marah, melainkan hanya memberi nasehat kepadanya. Azel yang mendengar perkataan Tiara hanya mengangguk tanda mengerti. Tanpa Tiara sadari ternyata hari sudah menjelang malam, pantas saja papa Azel khawatir. Ternyata Azel sudah terlalu lama bersamanya tadi.
“Maaf sudah membuat bapak khawatir, saya tidak ada niat untuk menyembunyikan Azel. Saya hanya menjaganya karena sepertinya tadi dia bermain sendiri kerena menunggu papanya yang sedang mengambil bola. Jika sudah tidak ada apa – apa lagi saya mohon pamit undur diri karena hari sudah menjelang malam. Permisi pak”
Azel yang melihat hal tersebut tidak tinggal diam, karena dia belum ingin berpisah dengan kakak cantiknya.
“Kakak cantik jangan pulang dulu, nanti Azel main sama siapa?”
“Ini udah mau malem loh Azel, masa Azel mau main sampe malem? Itu gak baik loh, jadi lebih baik sekarang Azel pulang juga sama papa baru deh besok main lagi”
Kata Tiara membujuk Azel sambal mengusap kepala Azel lembut.
“Tapi Azel masih mau main sama kakak cantik!”
Dengan mata berkaca – kaca Azel mengatakan hal tesebut.
“Tapi Azel ini udah mau malem loh…”
“Gak mau, Azel masih mau main sama kakak cantik. Papa, papa, Azel masih mau main sama kakak cantik… hiks hiks.. Azel masih mau main sama kakak cantik…”
“Tolong temani Azel bermain sebentar lagi, saya akan mengarkan anda pulang jika sudah terlalu larut. Jadi tolong temani Azel bermain sebentar lagi”
Tiara yang merasa tidak tega ahirnya luluh, dan menemani Azel bermain lagi sampai ahirnya Azel tertidur di pangkuannya. Lalu dia menyerahkan Azel yang sudah tertidur pada Bastian, ahirnya Bastian mengantarkan Azel masuk kedalam mobil.
Tiara yang merasa tidak dibutuhkan lagi ahirnya berjalan pulang. Namun baru beberapa langkah ada yang mencekal tangannya.
“Mau kemana kamu, tadi saya sudah berjanji mengarkan kamu pulang”
Setelah berkata seperti itu Bastian melepaskan cekalannya.
“Tidak apa – apa pak, saya bis apulang sendiri kosan saya tidak jauh dari sini”
Tolak Tiara halus, namun Bastian yang tidak suka dibantah langsung menarik Tiara menuju mobilnya.
“Saya tidak suka dibantah, apa susahnya mengikuti kata – kata saya”
Tiara hanya pasrah karena kekutannya tidak sebanding dengan Bastian.
“Mohon maaf pak, jika saya menyinggun perasaan bapak. Saya tidak berniat demikian”
Bastian yang tau kan maksud Tiara tidak berkata apa – apa. Dia hanya menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju meninggalkan taman kota. Setelah keluar dari Kawasan taman kota Bastian bertanya kemana arah kosan Tiara.
“Dari sini kita kearah mana?”
Tiara yang paham akan maksud Bastian lalu menuntun Bastian kearah kosan kecilnya.
“Kamu tidak perlu berbicara telalu sopan denganku jika diluar kantor. Cukup panggil aku Bastian, apakah aku terlihat seperti bapak – bapak dari tadi kamu memanggilku bapak”
Tiara tersentak karena perkataan Bastian, dia tidak mengira Bastian akan berkata seperti itu.
“Maaf pak.. eh Bastian, bukan maksudku seperti itu. Hanya saja sepertinya tidak pantas saja jika aku hanya memanggil namamu saja”
“Biasakan saja kamu memanggilku Bastian, karena sepertinya kita akan sering bertemu setelah ini”
Tiara hanya mengernyitkan dahinya, kereana dia tidak paham dengan maksud perkataan Bastian. Tidak berapa lama mobil Bastian sudah sampai didepan kosan Tiara. Lalu Tiara turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada bastian lalu menghilang dibalik gerbang kosannya.
Bastian yang melihat hal tersebut hanya tersenyum, lalu melajukan mobilnya keluar dari kawasan kosan Tiara dan menuju kerumahnya untuk meniturkan Azel.
Tiara tak ingin berfikir lebih dalam lagi tentang apa saja yang terjadi hari ini. Badannya sudah sangat letih dan lengket. Dia memutuskan untuk mandi lalu merebahkan tubuh cantiknya keatas Kasur kosannya yang menurutnya sangat nyaman.Tanpa menunggu lama Tiara sudah terlelap, wajah damainya Ketika tertidur sunguh indah bila dipandang. Keesokan harinya Tiara terbangun dengan tubuh yang sangat segar, karena tadi malam dia tertidur dengan sangat pulas.Setelah merenggangkan otot-ototnya Tiara memutuskan untuk mandi lalu pergi ke kantornya. Clarke Corp’s, kata – kata tersebut yang sedang Tiara pandangi saat ini. Itu adalah nama perusahaan tempatnya berkerja. Tiara menjabat sebagai salah satu staf
Setelah semua pekerjaannya selesai, handphone Tiara bergetar. Tertera notif dari Jonathan, yang membuat harinya semakin buruk. Dia hampir lupa bahwa hari ini, dia harus membantu Jonathan menyiapakan bebrbagai kebutuhan untuk membuat kejutan bagi wanita yang Jonathan suka.Jonathan : “Tiara gak lupakan sama hari ini, lo udah janji sama gue. Gue tunggu dibawah jangan lama – lama”Tiara : “Ok, tunggu bentar, gue selesain kerjaan gue dulu”Jonathan Denondra adalah pria yang Tiara suka sejak kecil. Sifat Jonathan yang sangat ramah dan senyumnya yang manis membuat Tiara terpikat. Namun malangnya Tiara malah terjatuh dalam lingkaran friendzone dan berujung yang membuat hatinya tersakiti.Dengan sisa – sisa tenaga yang
DOK.. DOK…DOK.. DOKK..“Tiara bangun! Lo mau kerja apa kagak! Tiara!”Suara bising tersebut adalah ulah Nathan yang membangunkan Tiara. Nathan merasa kesal, karena dia sudah menelpon Tiara ribuan kali namun tidak mendapatkan jawaban. Bahkan dia mengetuk dengan keras pintu kosan Tiara masih saja belum mendapat jawaban.“iya bentar, siapa sih berisik banget.”Suara lemah tersebut berasal dari Tiara yang baru saja membuka pintu kamarnya dengan keadaan yang sangat berantakan. Ternyata Tiara baru bangun dari Tidurnya, tak biasanya Tiara telat bangun. Entah apa yang terjadi dengan Tiara hari ini.“Tiara sadar! Lo e
Sudah sekitar seminggu Tiara menjadi sekertaris Bastian, selama menjadi sekertaris belum pernah dia menemui hal – hal yang pernah ia fikirkan. Sikap Bastian sangatlah sopan, tidak seperti kesan pertamanya saat menjadi sekertaris.Setelah lama berselang ahirnya Tiara tau siapa wanita yang keluar dari ruangan Bastian pagi itu. Ternyata wanita itu adalah mantan sekertaris Bastian. Pantas saja Bastian ingin mengganti sekertaris, kelakuan skertaris lamanya saja memang seperti tak memiliki urat malu.Hari ini Tiara sangat sibuk dan lelah, karena sudah dua hari ini setiap pulang dari kantor Tiara harus membantu Nathan mendekor rooftop. Dan hari ini adalah hari dimana Nathan akan menyatakan perasaannya pada monica. Hari ini pula Tiara harus mengecek ulang ag
Sinar matahari yang menyilaukan membuat Tiara yang sedang tertidur terganggu.“Enggh”Tiara terbangun dari tidurnya, Tiara kebingungan kerena dia berada dikamar yang tidak dia kenal. Lalu dia memeriksa pakainnya, dia menghembuskan nafas lega karena masih memakai pakaian lengkap.‘Ini gue dimana? Kenapa gue bisa tidur disini?’Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi yang membuat Tiara merasa penasaran. Tak lama Bastian keluar dari kamar mandi dengan keadaan topless dan rambut basah. Tiara tertegun melihat keadaan Bastian yang sangat indah dipandang mata. Kemudian Tiara sadar lalu membalikkan tubuhnya.“Aaaa! Bapak kenapa bisa disini?!”
Bastian dan Tiara baru sampai Kosan Tiara. Baru saja Tiara turun dari mobil Bastian, dia sudah di sambut oleh Kenzo dan Nathan. Mereka terlihat sangat marah, membuat Tiara ketakuan. Bastian melihat hal tersebut bergegas keluar dari mobil dan menghampiri Tiara.“Tiara mereka siapa?”Kemudian Tiara berbicara dengan berbisik pada Bastian.“Mereka yang aku bicarakan tadi, kamu hati – hati mereka itu ganas”Kenzo dan Nathan yang meliat hal tersebut menatap dengan tidak suka. Menurut mereka kedekatan Tiara dengan pria itu sangat tidak wajar. Dan dalam hati mereka, mereka sangat tidak suka melihat Tiara dekat dengan laki -laki lain selain mereka.“Tiara kamu berani se
Kenalin gue Kenzo Adera Putra, gue temen Tiara semenjak SMA. Kenapa gue bisa jadi temen Tiara? gue sendiri kurang paham. Dulu pertama kali ketemu Tiara gue merasa, dia itu sangat menarik dan berbeda dari cewek cewek lainnya.Kenapa gue bisa ketemu sama dia, waktu itu dia lagi mau pergi ke kantin. Dia pergi sama temen cowoknya, tapi temennya jailin dia sampe dia mau jatuh. Gue bantuin dia buat enggak jatuh, tapi dia cuma bilang makasih lalu pergi gitu aja.Di situ gue ngerasa dia beda, biasanya kalo anak cewek lain pasti lama lamain natap gue. Bukannya gue kepedean tapi itu kenyataaannya. Mulai dari situ gue minta kenalan sama dia, bukannya dia langsung mau kenalan sama gue. Apa coba yang di lakuin ke gue.“Hei, kamu tadi yang mau jatuh kan? Boleh kenalan gak? Kenalin nama gue Kenzo”
Senin pagi yang cerah, menyambut Tiara. Hari ini, Tiara berniat berterima kasih pada Bastian karena sudah membantunya menjelaskan semuanya pada Nathan dan Kenzo. Karena bantuan Bastian dia tidak harus mendengar ocehan Nathan dan Kenzo.Tapi dia merasa bersalah pada Kenzo, karena Kenzo mendengar hal yang seharusnya dia dengar dari Tiara malah dia dengar dari orang lain. Jadi siang ini Tiara berniat mengajak Bastian dan Kenzo untuk makan bersama. Dia ingin meminta maaf pada Kenzo sekaligus berterima kasih pada Bastian.Dengan memakai setelan yang sederhana namun tetap sopan. Tiara berangkat menuju kantornya, dia memilih menggunakan angkutan umum. Sebenarnya pagi ini menerima pesan dari Nathan, bahwa Nathan ingin mengantarkannya ke kantor tapi Tiara menolak.Bukan tak beralasan, Tiara masih belum in