Share

May i Love you?
May i Love you?
Author: Aprilian

Pertama Kali Kita Bertemu

Seorang wanita cantik duduk termenung di bangku taman. Wanita itu bernama Tiara Arteri Vena, dia sedang meratapi nasib buruk yang tak kunjung berhenti menghampirinya. Dari orang tua yang selalu membencinya, hingga orang yang dia suka dari kecil meminta bantuannya untuk membuat surprise untuk orang lain.

Tiara bukanlah wanita yang introvert ataupun tertutup, Tiara adalah wanita yang sangat humble dan menyenangkan. Bahkan di tempat kerjanya Tiara memiliki banyak teman, namun bukan berarti hal tersebut membuat Tiara sombong atau apapun.

Karena menurut Tiara pertemanan adalah hal sangat menyenangkan. Karena selama ini Tiara kekurangan kasih saying dari orang tuanya, sehingga Tiara lebih banyak bercerita kepada teman – temannya di banding dengan keluarganya.

Namun hari ini perasaan Tiara benar – benar buruk sehingga ia tak ingin bertemu atau berbicara dengan siapapun. Maka dari itu memutuskan untuk menyendiri di taman kota untuk menenangkan fikirannya yang sedang kacau balau.

Namun lagi – lagi ia sedang sial..

DHUK!!

suara keras tersebut berasal dari dahi Tiara yang terkena lemparan kaleng entah dari mana asalnya.

“AWW! Sial bener gue hari ini, niat mau nenangin diri malah dapet kaleng nyasar”

Gerutu Tiara yang tak kunjung henti karena kaleng terbuat membuat dahi cantiknya menjadi benjol, dan itu sangat memalukan.

Tak berapa lama datang anak kecil dengan muka merasa bersalah menghapiri Tiara.

“Kakak cantik maafin Azel ya, Azel gak sengaja. Tadi Azel mau main tendang – tendangan sama papa, tapi karena bola Azel lagi diambil sama papa di mobil, jadi Azel nendang kaleng ini deh, tapi malah kena dahi kakak cantik”

Dengan suara lucu anak kecil itu meminta maaf pada Tiara. Tiara yang merasa tak tega menghampiri anak kecil tersebut yang menyebut dirinya Azel.

“Azel sini”

Kata Tiara dengan suara lembut memanggil Azel, dengan wajah takut Azel mendekati Tiara.

“Sini Azel, kakak cantik gak marah kok sama Azel. Tapi besok lagi Azel gak boleh nendang kaleng sembarangan lagi ya. Untung yang kena kakak cantik, coba orang lain yang kena gimana coba?”

Dengan lembut Tiara menasehati Azel, tak lupa tangan Tiara mengusap lembut rambut anak laki – laki tersebut.

“Iya kakak cantik, besok – besok Azel gak bakal nendang kaleng sembarangan lagi. Azel janji sama kakak cantik!”

Sahut Azel dengan semangat lalu, Azel merangkak naik duduk kepangkuan Tiara. Tiara tidak menolak, dia melanjutkan renungannya dengan Azel dipangkuannya dan tangannya yang terus mengusap lembut surai hitam Azel.

“Iya kakak cantik percaya sama Azel, besok kalo Azel liat kaleng yang berserakan. Lebih baik di ambil lalu dimasukan ke tempat sampah dari pada di tendang seperti tadi ya Azel”

Azel yang merasa nyaman hanya mengangguk patuh dalam dekapan Tiara. Karena kenyaman yang diberikan Tiara kepada Azel membuat Azel lupa dengan papanya yang sedang frustasi mencari keberadaaannya.

Tak berapa lama Tiara merasa ada orang lain di belakangnya, Tiara tersentak karena mendengar suara berat yang terdengar frustasi sedang memanggil Azel.

“Azel…”

Azel yang mendengar panggilan tersebut turun dari pangkuan Tiara, lalu menghampiri asal suara tersebut dengan riang.

“PAPA!”

Teriak Azel, Tiara yang penasaran lalu membalikkan badannya. Betapa terkejutnya dia, dibelakangnya sesosok pria tampan dengan badan kekar. Tiara pun mendongak lebih terkejut lagi lah dia, ternyata pria tersebut adalah CEO di perusahaannya.

“Bapak.. “

Dengan spontan Tiara berdiri dan langsung memberikan hormat kepada pria tersebut. Pria terbut yang kaget akan apa yang dilakukan Tiara langsung berdiri kaku.

“Papa…. Papa kakak cantik ini baik deh, tadikan Azel nendang kaleng terus kena dahi kakak cantik. Tapi kakak cantik gak marah loh sama Azel”

Azel menceritakan apa yang dialaminya tadi, setelah mendengar cerita Azel pria tersebut lalu mendekati Tiara. Dia membukukkan badan meminta maaf sekaligus berterimakasih pada Tiara karena sudah menjaga Azel.

“Terima kasih sudah menjaga Azel dan maaf atas apa yang sudah Azel perbuat padamu. Perkenalakan namaku Bastian David Clarke, dan ini keponakanku Azel Davis Clarke. Dan tolong jangan ceritakan apapun yang kamu lihat hari ini di perusahaan. Jika aku mendengar rumor apapun itu tentang hal ini siap – siap menanggung akibatnya”

Kata dingin dan menusuk yang diucapkan Bastian membuat Tiara membeku seketika. Tiara hanya menggerutu dalam batinnya kenapa kesialannya hari ini sungguh sangat tidak berujung. Dia merasa setiap detik kesialan seperti berlomba – lomba untuk menghampirinya.

“Papa kok gitu, gak boleh jahat sama kakak cantik tau”

Celoteh Azel dengan lucu, yang dapat mengalihkan kekesalan Tiara sejenak. Lalu Tiara tersadar darimana bosnya tersebut tau jika dia bekerja di perusahaan Clake Corp’s. Sedangkan dia tidak mengatakan apapun yang menyinggung tentang tempatnya bekerja. Dengan bingung Tiara mengusap leher belakangnya. Dan ahirnya dia mengetahui penyebab bagaimana bosnya tersebut tau, tanda pengenal perusahaaannya ternyata masih melingkar indah di leher Tiara.

‘Bodoh kenapa belum gue lepas sih, kalau kayak gini makin rumit urusannya’

Tiara membatin betapa bodohnya dirinya. Sedangkan Bastian hanya melihat dengan senyum mengejek akan kecerobohan Tiara.

“Azel gak boleh gitu, papa gak marah kok sama kakak cantik. Tadikan papa udah bilang terimakasih sama maaf ke kakak cantik. Baik pak, saya tidak akan berbicara ataupun menyebarkan rumor apapun tentang apa yang terjadi hari ini”

Tiara memberi pengertian kepada Azel bahwa papanya tidak marah, melainkan hanya memberi nasehat kepadanya. Azel yang mendengar perkataan Tiara hanya mengangguk tanda mengerti. Tanpa Tiara sadari ternyata hari sudah menjelang malam, pantas saja papa Azel khawatir. Ternyata Azel sudah terlalu lama bersamanya tadi.

“Maaf sudah membuat bapak khawatir, saya tidak ada niat untuk menyembunyikan Azel. Saya hanya menjaganya karena sepertinya tadi dia bermain sendiri kerena menunggu papanya yang sedang mengambil bola. Jika sudah tidak ada apa – apa lagi saya mohon pamit undur diri karena hari sudah menjelang malam. Permisi pak”

Azel yang melihat hal tersebut tidak tinggal diam, karena dia belum ingin berpisah dengan kakak cantiknya.

“Kakak cantik jangan pulang dulu, nanti Azel main sama siapa?”

“Ini udah mau malem loh Azel, masa Azel mau main sampe malem? Itu gak baik loh, jadi lebih baik sekarang Azel pulang juga sama papa baru deh besok main lagi”

Kata Tiara membujuk Azel sambal mengusap kepala Azel lembut.

“Tapi Azel masih mau main sama kakak cantik!”

Dengan mata berkaca – kaca Azel mengatakan hal tesebut.

“Tapi Azel ini udah mau malem loh…”

“Gak mau, Azel masih mau main sama kakak cantik. Papa, papa, Azel masih mau main sama kakak cantik… hiks hiks.. Azel masih mau main sama kakak cantik…”

“Tolong temani Azel bermain sebentar lagi, saya akan mengarkan anda pulang jika sudah terlalu larut. Jadi tolong temani Azel bermain sebentar lagi”

Tiara yang merasa tidak tega ahirnya luluh, dan menemani Azel bermain lagi sampai ahirnya Azel tertidur di pangkuannya. Lalu dia menyerahkan Azel yang sudah tertidur pada Bastian, ahirnya Bastian mengantarkan Azel masuk kedalam mobil.

Tiara yang merasa tidak dibutuhkan lagi ahirnya berjalan pulang. Namun baru beberapa langkah ada yang mencekal tangannya.

“Mau kemana kamu, tadi saya sudah berjanji mengarkan kamu pulang”

Setelah berkata seperti itu Bastian melepaskan cekalannya.

“Tidak apa – apa pak, saya bis apulang sendiri kosan saya tidak jauh dari sini”

Tolak Tiara halus, namun Bastian yang tidak suka dibantah langsung menarik Tiara menuju mobilnya.

“Saya tidak suka dibantah, apa susahnya mengikuti kata – kata saya”

Tiara hanya pasrah karena kekutannya tidak sebanding dengan Bastian.

“Mohon maaf pak, jika saya menyinggun perasaan bapak. Saya tidak berniat demikian”

Bastian yang tau kan maksud Tiara tidak berkata apa – apa. Dia hanya menghidupkan mesin mobilnya lalu melaju meninggalkan taman kota. Setelah keluar dari Kawasan taman kota Bastian bertanya kemana arah kosan Tiara.

“Dari sini kita kearah mana?”

Tiara yang paham akan maksud Bastian lalu menuntun Bastian kearah kosan kecilnya.

“Kamu tidak perlu berbicara telalu sopan denganku jika diluar kantor. Cukup panggil aku Bastian, apakah aku terlihat seperti bapak – bapak dari tadi kamu memanggilku bapak”

Tiara tersentak karena perkataan Bastian, dia tidak mengira Bastian akan berkata seperti itu.

“Maaf pak.. eh Bastian, bukan maksudku seperti itu. Hanya saja sepertinya tidak pantas saja jika aku hanya memanggil namamu saja”

“Biasakan saja kamu memanggilku Bastian, karena sepertinya kita akan sering bertemu setelah ini”

Tiara hanya mengernyitkan dahinya, kereana dia tidak paham dengan maksud perkataan Bastian. Tidak berapa lama mobil Bastian sudah sampai didepan kosan Tiara. Lalu Tiara turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada bastian lalu menghilang dibalik gerbang kosannya.

Bastian yang melihat hal tersebut hanya tersenyum, lalu melajukan mobilnya keluar dari kawasan kosan Tiara dan menuju kerumahnya untuk meniturkan Azel.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status