Share

Pengumuman yang Tidak Diharapkan

Tiara tak ingin berfikir lebih dalam lagi tentang apa saja yang terjadi hari ini. Badannya sudah sangat letih dan lengket. Dia memutuskan untuk mandi lalu  merebahkan tubuh cantiknya keatas Kasur kosannya yang menurutnya sangat nyaman.

Tanpa menunggu lama Tiara sudah terlelap, wajah damainya Ketika tertidur sunguh indah bila dipandang. Keesokan harinya Tiara terbangun dengan tubuh  yang sangat segar, karena tadi malam dia tertidur dengan sangat pulas.

Setelah merenggangkan otot-ototnya Tiara memutuskan untuk mandi lalu pergi ke kantornya.

Clarke Corp’s, kata – kata tersebut yang sedang Tiara pandangi saat ini. Itu adalah nama perusahaan tempatnya berkerja. Tiara menjabat sebagai salah satu staf di devisi pemasaran, hal itu karena sifat periangnya yang mebuatnya mudah bergaul dengan siapa saja. Hari ini seperti hari biasanya, Tiara sedang duduk didepan computer merekap hasil kerjanya.

Tak lama kemudian, bu Lia kepala divisi bagian pemasaran datang memanggil Tiara.

“Tiara tolong kamu keruangan saya sebentar.”

Tiara merasa bingung, kerena menurutnya selama ini dia tidak pernah membuat kesalahan, Yang mengakibatkan dia harus menghadap atasannya tersebut.

“Baik bu.”

Tiara tanpa basa – basi dan pikir Panjang langsung mengikuti bu Lia. Sebenarnya perasaannya sedang campur aduk sekarang. Namun dia mencoba menutupinya dengan senyum manis di bibirnya.

Setelah sampai di ruangan bu Lia, Tiara langsung duduk setelah bu Lia mempersilahkan. Tiara memasang muka bingung.

“Maaf bu sebelumnya, ada apa ibu memanggil saya? apakah saya membuat kesalahan?”

“Tidak kamu tidak membuat kesalahan, sebaliknya kinerja kamu sangat bagus. Saya sangat suka semangat kerja kamu. Sebenarnya saya memanggil kamu kesini ingin memberika dua buah kabar”

“Ada kabar apa bu yang menyangkut dengan saya?”

Tiara merasa janggal, atasan tidak biasanya berlaku seperti ini. Biasanya bu Lia sangat ramah, namun hari ini mimik wajah bu Lia sangat serius. Hal itu membuat Tiara mengernyitkan dahinya dalam.

“Saya mempunyai dua kabar, kabar buruk dan kabar baik. kamu ingin mendengar yang mana dulu?”

“Kenapa Ibu membuat saya semakin penasaran, saya ingin mendengar kabar buruknya terlebih dahulu bu. Saya tidak ingin terbang lalu di jatuhkan”

Tiara mencoba bergurau denga Bu Lia untuk mencairkan keadaan.

“Ada – ada saja kamu Tiara” bu Lia Terkekeh.

“Baik kalau begitu jika kamu ingin mendengar kabar buruknya terlebih dahulu. Mohon maaf Tiara, saya tidak bisa membimbing kamu lebih dari ini. Dan semoga ilmu yang saya berikan ke kamu tidak kamu sia – siakan dan dapat kamu pergunakan dengan baik”

Tiara yang mendengar hal tersebut langsung tersentak.

‘Apalagi ini, kenapa nasib sialku terus berlanjut. Kalau begini caranya bisa mati kelaparan aku’

Batinnya resah, dia tak habis fikir bagaimana bisa dia dipecat dari pekerjaan yang sudah dua tahun ia geluti. Dengan muka sedih Tiara bertanya pada bu Lia.

“Kabar yang sungguh mengejutkan bu, saya merasa tidak pernah berbuat salah. Namun kenapa saya bisa sampai dipecat, saya tidak habis fikir. Lalu bu kabar baik yang ibu maksud apa?”

Tida sudah tak berharap apa – apa lagi, karena tongkat pegangan satu -satunya sudah hilang terbawa angin. Tubuh tiara terasa lemas, dan dia hanya bisa menghembuskan nafas dengan kasar

“Jangan berkecil hati Tiara, kamu tidak pernah melakukan kesalah apapun. Bahkan ibu bangga bisa memiliki karyawan sepertimu. Namun takdir berkata lain, ibu harus melepasmu untuk terbang lebih tinngi lagi.”

Tiara semakin bingung dengan perkataan bu Lia.

“Maksud ibu terbang lebih tinggi lagi?”

“Selamat Tiara, mungkin kamu tersingkir dari divisi pemasaran. Namun kamu naik jabatan menjadi sekertaris CEO  Clarke Corp’s. Bapak CEO sendiri yang pagi – pagi sekali memberitahu saya untuk menyerahkan surat pengangkatan jabatanmu.”

Tiara tercengang, otaknya blank dia tidak dapat berfikir apa – apa lagi. Hal tersebut sangat tiba – tiba, hingga membuatnya sangat terkejut. Lalu dia mengingat kejadian kemarin.

‘Biasakan saja kamu memanggilku Bastian, karena kamu memang harus terbiasa dengan hal itu’

Tiara yang tidak dapat berkata – kata lagi, hanya mampu merenung akan apa yang terjadi padanya hari ini. Sebernya pekerjaan sekertaris tidaklah terlalu sulit bagi Tiara, karena dirinya sebenarnya adalah lulusan S1 Administrasi Bisnis. Apalagi ditambah pengalaman kerjanya sebagai bagian pemasaran, hal itu dapat mempermudah dirinya untuk menjalankan tugas -tugas sekertaris.

‘Jadi ini yang di maksud Bastian, aku gak nyangka dia senekat ini. Apa yang harus aku lakukan, dengan begini aku harus melihatnya setiap hari’

Tiara semakin pusing dengan apa yang terjadi.

“Oke Tiara saya sudah selesai menyampaikan apa yang harus saya sampaikan. Pak Bastian berkata hari kamu masih boleh melanjutkan tugas – tugasmu, namun mulai besok kamu sudah harus menjadi sekertaris pribadinya.”

Perkatan bu lia membuat Tiara semakin frustasi saja, dengan badan lemas Tiara bangkit dan izin undur diri dari bu Lia.

“Terima kasih atas informasi yang sudah ibu berikan, kalau begitu saya pamit undur diri. Karena masih banyak pekerjaan yang harus di saya kerjakan bu. Permisi bu Lia”

“Oh iya Tiara, Pak Bastian menyuruh saya agar kamu tidak memfosfir tenaga kamu hari ini. Karena mulai besok tugasmu akan dialihkan tugaskan pada orang lain. Kamu hanya perlu fokus untuk menyiapkan mental kamu sebagai sekertaris esok hari. Tiara semangat! masa naik jabatan lemes gitu badannya”

Bu lia terkekeh setelah menyemangati Tiara. Tiara yang mendengar hal itu hanya tersenyum tipis, lalu berjalan lunglai meninggalkan ruangan bu lia.

“Terimakasih bu.”

Tiara berjalan dengan lunglai menuju meja kerjanya, belum sampai dia duduk di kursi teman – teman kerjanya sudah menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.

“Tir kenapa tadi lo di panggil bu Lia?”

“Lo buat masalah apa sampe di panggil sama Bu Lia?”

“gak biasa bu Lia sampe manggil keruangannya, lo kena masalah apa?”

Begitulah kira – kira beberapa pertanyaan yang dilontarkan teman - teman kerja Tiara. Tiara yang mulai merasa risih ahirnya angkat bicara.

“Gue gak ada buat masalah apapun. Tapi mulai besok gue gak kerja lagi disini…”

Belum sempat Tiara menyelesaikan kata- katanya, sudah dipotong lagi oleh salah satu temannya.

“Lah katanya lo gak buat masalah, kok lo bisa gak kerja lagi disini mulai besok?”

Raut muka teman – temannya menjadi bingung sekaligus sedih. Mereka tidak ingin kehilangan teman sekaligus kolega seperti Tiara.

“ckck… makanya klo orang lagi ngomong jangan di potong. Mulai besok gue udah gak kerja di divisi ini lagi, soalnya gue pindah jadi sekertaris CEO.”

Tiara menghembuskan nafas kasar setelah mengatakan hal itu. Bukan maksudnya tidak bersyukur, karena mengeluh akan hal itu. Dia sangat bersyukur artinya kehidupnya kedepannya akan lebih terjamin. Hanya saja dia tak bisa membayangkan jika harus bertatap muka setiap hari dengan Bastian.

“Lah harus lo seneng dong, bisa naik jabatannya. Jadi sekertaris bos besar gajinya gede lo. Berarti lo gak bakal kesusahan lagi doang. Kok muka lo malah gak senang gitu?”

Kali ini yang melemparkan pertanyaan tersebuat adalah Kenzo, sahabat karib Tiara sejak SMA. Entah kenapa Kenzo sangat suka mengikuti Tiara, sampai terjun ke dunia kerjapun dia masih mengikuti Tiara. Tiara bukannya kesal, dia malah senang karena Kenzo dia dapat melewati hari – hari kelam dengan sedikit lebih mudah.

“Bukan gitu maksud gue Kenzo, lo inget gak kemaren gue pergi sendirian?”

Kenzo mengangguk, mengingat kemarin Tiara pamit untuk menenangkan diri.

“Apa hubungannya sama kemaren?”

Kenzo belum paham maksud Tiara, apa hubungan pamitnya Tiara kemarin dengan hal ini.

“Pokoknya ada hubungannya, nanti pas jam makan siang gue ceritain. Udah sana – sana pergi kerjain sana kerjaan lo.”

Tiara mengusir kenzo dari meja kerjanya, kenapa hanya Kenzo karena hanya tinggal Kenzo yang masih di mejanya. Kolega lainnya langsung pergi setelah mendengar Tiara naik jabatan. Mimik wajah mereka menunjukan ketidaksukaan pada Tiara.

Tiara tidak ambil pusing, entah apa bagaimana kolega koleganya menganggap dirinya. Entah itu merendah untuk meroket ataupun sok merendahkan diri. Dia tak ambil pusing lagi, karena hal yang harus dipikirkannya bagaimana dia harus menghadapi Bastian esok hari.

“Bodo amat dah, yang besok dipikirin besok aja. Dari pada otak gue blank, mending gue kerjain ini semua”

Tiara memutuskan untuk melanjutkan perkerjaannya yang tadi sempat terbengkalai. Saking seriusnya dia tidak sadar bahwa sekarang sudah masuk jam makan siang. Tandanya dia harus menepati janjinya menceritakan semuanya pada Kenzo.

Belum selesai dia memikirkan Kenzo, tiba – tiba orangaya sudah berada tepat di sebelahnya.

“Hei! Ngelamun mulu, ayok makan lo punya utang cerita sama gue”

Kenzo membuat Tiara tenjengkit kaget, ahirnya Tiara pasrah mengikuti Kenzo yang entah membawanya kemana untuk makan siang. Ternyata Kenzo membawanya kerestoran depan kantornya, Kenzo lalu memesan makanan.

Setelah memesan makanan Kenzo melihat Tiara lagi, Tiara yang paham akan hal itu. Mulai menceritakan apa yang terjadi kemaren.

“Jadi kemaren tu….”

Setelah Panjang lebar Tiara bercerita hingga tak sadar makanan mereka sudah datang. Mereka lalu menyatap makan siang mereka, Kenzo merasa sedikit tidak suka dengan hal yang terjadi pada Tiara. Setelah makan siang Tiara dan Kenzo memutuskan untuk Kembali ke kantor.

Tanpa mereka sadari ada dua pasang mata yang memperhatikan mereka dari kejauhan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status