Share

Friendzone

Setelah semua pekerjaannya selesai, handphone Tiara bergetar. Tertera notif dari Jonathan, yang membuat harinya semakin buruk. Dia hampir lupa bahwa hari ini, dia harus membantu Jonathan menyiapakan bebrbagai kebutuhan untuk membuat kejutan bagi wanita yang Jonathan suka.

Jonathan : “Tiara gak lupakan sama hari ini, lo udah janji sama gue. Gue tunggu dibawah jangan lama – lama”

Tiara : “Ok, tunggu bentar, gue selesain kerjaan gue dulu”

Jonathan Denondra adalah pria yang Tiara suka sejak kecil. Sifat Jonathan yang sangat ramah dan senyumnya yang manis membuat Tiara terpikat. Namun malangnya Tiara malah terjatuh dalam lingkaran friendzone dan berujung yang membuat hatinya tersakiti.

Dengan sisa – sisa tenaga yang tersisa, Tiara berjalan menuju toilet untuk membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Walau dia sunguh tak ingin membantu Jonathan, tapi tak ada yang bisa dia lakukan untuk menolak permintaan Jonathan.

‘Semangat Tiara, Tiara gak boleh lemah. Masa gini aja lo nangis sih, malu – maluin tau’

Tiara menyemangati dirinya sendiri, walau hatinya seperti tersayat pisau. Tiara memandangi kaca toilet, dia terlihat sangat menyedihkan. Matanya sembab, hidungnya memerah, dia menusap matanya lalu menyapukan bedak tipis dan menggunakan lipstick untuk menutupi wajah suramnya. Lalu dia memutuskan untuk menemui Jonathan.

“Tunggu jangan tutup pintunya!”

Tiara berteriak dan berlari, mencegah pintu lift tertutup, tanpa menyadari siapa yang sedang berada didalam lift. Setelah berhasil masuk lift, Tiara berusaha mengatur nafasnya yang tidak beraturan.

“Kita ketemu lagi Tiara”

Tiara mengenali suara itu, dia lalu berbalik melihat siapa yang berada di belakangnya. Spontan saja badan Tiara kaku, melihat siapa yang berada satu lift dengannya.

“Bapak! selamat sore pak”

Dengan senyum kaku Tiara menyapa Bastian.

“Aku sudah pernah bilang, jangan panggil aku bapak jika tidak dikantor”

“Tapi pak ini masih berada dilingkungan kantor”

Bastian melanjutkan kata – katanya sambal menyudutkan Tiara di ujung lift. Dan mengurungnya dengan tubuh kekarnya, lalu mendekati Tiara sambil berbisik.

“Tapi jam kantor sudah selesai Tiara dan sekarang hanya tinggal kita berdua disini. Kenapa kamu sulit sekali mendengarkan kata – kataku”

Tiara merinding, tubuh bosnya terlalu dekat dengannya, bahkan dia bisa merasakan hempusan nafas Bastian ditengkuknya.

“Ma maaf pak, saya tidak bermaksud seperti itu”

Bastian semakin kesal dengan Tiara karena Tiara tidak mendengarkan kata – katanya. Bastian semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Tiara.

“Tiara kamu masih tidak mendengarkan kata – kataku hmm”

Suara bastian yang sangat rendah membuat Tiara semakin merinding, Tiara tidak dapat berkutik. Tubuhnya sudah sepenuhnya di tutupi oleh tubuh bastian.

TING…

Setelah mendengar suara tersebut, Tiara langsung lari meninggalkan Bastian didalam lift. Karena suara tersebut membuat Bastian sedikit lengah, sehingga Tiara bisa membebaskan diri. Sambil berlari Tiara berkata.

“Maaf pak.. eh Bastian bukan maksudku seperti itu. Maaf aku buru – buru”

Tiara membungkukkan badannya lalu lari meninggalkan Bastian sendiri didalam lift. Tanpa menoleh lagi setelah berkata seperti itu, Tiara fokus melarikan diri dari Bastian. Bastian yang melihat hal itu hanya tersenyum miring.

************

“Tiara! Sini! Gue disini!”

Tiara mencari sumber suara, yang dari tadi memanggil nama. Tiara melihat kanan kiri namaun belum juga menemukan dimana Jonathan Berada. Jonathan yang merasa kesal ahirnya mendatangi Tiara. Setelah dekat dengan Tiara Jonathan atau sebut saja Nathan langsung memeluk Tiara dari belakang.

“Heyo Tiara, bukannya langsung nyamperin gue malah celingak celinguk kayak anak ayam nyari induknya”

Tiara tersentak kaget saat Nathan tiba – tiba memeluknya dari belakang. Tiara yang paham siapa yang memeluknya langsung membalikkan badan.

“Lo ni ya kebiasaan, setiapa ketemu gue langsung meluk aja. Lo kira gue guling apa, bisa lo peluk seenaknya”

Tiara kesal sekaligus senang dengan kelakuan Nathan.

“Abisnya lo gue panggilin dari tadi kagak nengok, malah ngeliat entah kemana.”

“Ya maaf, lo juga parkir disebelah mana. Gue cariin dari tadi gak ketemu, suara lo gema banget disini”

“Gue parkir disono noh”

Nathan menunjuk kearah belakang Tiara, dan mobilnya tertutupi oleh tiang.

“Pantesan aja gue cariin dari tadi kagak ketemu, lo mau parkir apa mau main petak umpet”

Tiara tak habis fikir dengan Nathan, banyak tempat lain untuk memarkirkan mobilnya. Namun Nathan memilih parkir ditempat yang sangat tersembunyi, Tiara tak habis fikir dengan jalan fikiran Nathan.

“Udah ah gak usah difikirin, udah sore ni nanti malah kemaleman.”

Tiara hanya menganggukkan kepalanya saja, Nathan lalu meraih tangan Tiara dengan lembut membawanya kedalam mobil. Perlakuan seperti itu yang membuat Tiara sulit berpaling dari Nathan. Nathan selalu memperlakukannya dengan lembut dan hati – hati. Jika bersama Nathan, Tiara merasa dihargai. Hal yang sulit Tiara dapatkan dari orang lain, terutama dari orang tuanya. 

Tiara memakai sabuk pengaman, lalu bertanya pada Nathan kemana mereka akan pergi.

“Nath emang kita mau kemana sih, emang nyari hadiah harus seheboh ini ya?”

“Gimana sih lo Tir, ini tu bukan Cuma hadiah biasa. Ini hadiah buat nembak Monica harus hebohlah, gimana sih lo.”

Tiara hanya tesenyum getir mendengar perkataan Nathan.

‘Sesuka itu lo sama Monica Nath? Sampe lo udah gak perduli sama perasaan gue yang tepat disamping lo.’

“Iya – iya yang bentar lagi mau punya pacar, seneng amat tu muka sampe bibir lo makin lebar”

Tiara lalu menyubit pipi Nathan karena saking gemasnya. Nathan yang mendapatkan perlakuan seperti itu biasa saja. Karena Tiara sering melakukan hal itu padanya sedari kecil.

“Iya dong, bentar lagi status jomblo gue bakal ilang. Hahaha”

Nathan tertawa Bahagia, tawa yang belum pernah Tiara lihat sebelumnya. Tawa yang mampu membuat hatinya teriris secara bersamaan.

Setelah tiga puluh menit berkendara, ahirnya Nathan dan Tiara sampai di sebuah mall. Nathan mengajak Tiara menuju toko perhiasan, disana Tiara membantu Nathan memilih sebua kalung.

“Permisi mb, dimana kalung keluaran terbaru musim ini ya?”

Nathan bertanya kepada penjaga toko.

“Sebentar mas saya ambilkan”

Tak lama setelah itu penjaga toko datang membawa tiga buah kalung berwarna perak yang sangat cantik. Ada yang berliontin bunga tulip, mawar dan krisan. Mata Tiara jatuh cinta dengan kalung berliotin Tulip menurutnya itu sangat indah.

“Ini mas kalung keluaran musim ini, liontin mawar berartikan ‘pernyataan cinta’ bermaksudkan untuk orang yang kita cinta. Liontin tulip berarti ‘kepedulian dan keindahan cinta yang tak bisa diunkapkan’ sedangkan krisan ‘kejujuran, kebenaran dan kesetiaan dalam hubungan’. Masnya mau pilih yang mana?”

“Tir bagusan yang mana menurut lo?”

Tiara yang merasa terpanggil, secara spontan menunjuk kepada kalung berliontin tulip.

“Bagus yang ini Nath.. eh”

Tiara kaget, dia tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.

“Tapi Tir menurut gue bagusan yang liontin mawar deh. Ini sesuai sama maksud gue”

“Itu bagus juga kok, pasti Monica suka”

Hati Tiara teiris melihat senyum Nathan yang begitu bahagia. Dia tidak bisa berkata apa – apa lagi menurutnya sekarang kebahagian Nathan yang terpenting.

“Yaudah mb saya beli yang ini”

“Sebentar mas saya bungkuskan, mas bisa membayarnya di kasir”

Nathan dan Tiara berjalan menuju kasir, Nathan membayar tagihan. Lalu mereka Kembali berkeliling untuk mencari kue. Setelah mendapakan semua yang mereka butuhkan. Nathan dan Tiara meninggalkan mall dan mencari restoran tempat Nathan melakukan maksudnya.

Tiara menyarankan Nathan, untuk menyewa rofftop di Amuz Hotel. Selain pemandangan yang indah, tempat itu juga terhubung dengan Amuz restoran yang terletak dilantai dasar Amuz hotel. Makanan di Amuz restoran tidak perlu diragukan lagi selalu sangat memuaskan. Nathan setuju dengan usulan Tiara lalu mengajak Tiara kesana untuk Makan sekaligus memilih menu yang akan pilih nantinya.

“Bagus juga ide lo Tir, nanti lo harus bantuin gue dekor rofftopnya”

“Iya nanti gue bantuin, udah balik yuk udah malem nih. Besok gue masih harus kerja”

Nathan melihat jam tangannya, ternyata jam sudah menunjukan pukul Sembilan malam. Pantas saja Tiara sudah ingin cepat pulang. Ternyata ini sudah larut, pasti Tiara lelah sehabis kerja langsung menemaninya menyiapkan berbagai hal.

“Baru sadar gue, makasih ya Tiara cantik udah mau bantuin gue hari ini. Besok pagi gue anter lo ke kantor deh sebagai permintaan maaf”

“Hmmm… sama – sama, apa sih yang gak buat lo. Oke, lo janji ya besok anterin gue kantor. Yaudah kalo gitu anterin gue balik sekarang”

“Siap laksanakan tuan putri”

Nathan lalu mengajak Tiara keluar dari restoran menuju mobilnya. Setelah didalam mobil Nathan lalu menyetir mobilnya menuju kosan Tiara. Tiara yang kelelahan tertidur di mobil Nathan. Nathan hanya tersenyum melihat wajah damai Tiara Ketika tertidur.

Setelah empat puluh menit perjalanan ahirnya mereka sampai dikosan Tiara.

“Tir bangun Tir udah sampe ni”

Nathan mengguncangkan bahu Tiara lembut untuk membangunkannya. Tiara yang setengah sadar ahirnya turun dari mobil Nathan dan masuk ke dalam kosannya tanpa berpamitan dengan Nathan, karena dia merasa sangat lelah.

“Kebiasaan tu anak kalo udah ngantuk lupa segalanya”

Nathan menggeleng – gelengkan kepalanya melihat kelakuan Tiara. Tanpa Tiara sadari dia berjalan tanpa alas kaki, Nathan yang tidak tega mengikuti Tiara masuk kekosannya lalu meletakan sepatu Tiara di depan pintu kamar kos Tiara. Lalu dia Kembali ke mobilnya untuk pulang kerumahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status