Share

Patah Hati

Sudah

sekitar seminggu Tiara menjadi sekertaris Bastian, selama menjadi sekertaris belum pernah dia menemui hal – hal yang pernah ia fikirkan. Sikap Bastian sangatlah sopan, tidak seperti  kesan pertamanya saat menjadi sekertaris.

Setelah lama berselang ahirnya Tiara tau siapa wanita yang keluar dari ruangan Bastian pagi itu. Ternyata wanita itu adalah mantan sekertaris Bastian. Pantas saja Bastian ingin mengganti sekertaris, kelakuan skertaris lamanya saja memang seperti tak memiliki urat malu.

Hari ini Tiara sangat sibuk dan lelah, karena sudah dua hari ini setiap pulang dari kantor Tiara harus membantu Nathan mendekor rooftop. Dan hari ini adalah hari dimana Nathan akan menyatakan perasaannya pada monica. Hari ini pula Tiara harus mengecek ulang agar tidak ada kesalahan saat acara.

‘Boleh gak sih gue gak harus dateng ke acaranya si Nathan, gue gak mau nangis disono oyy’

Tiara frustasi, hari ini bahagia untuk Nathan hari patah hati untuknya. Jika harus memilih Tiara memilih untuk tidak datang ke acara Nathan. Tapi dia memiliki tanggungan agar acara itu bisa berjalan sesuai dengan rencana.

Karena terlalu frustasi Tiara tak menyadari Bastian sudah berada didepan meja kerjanya.

“Tiara hari ini kamu bisa pulang cepat, saya ada meeting diluar”

“Apakah saya tidak perlu ikut serta pak?”

Tiara bertanya penuh harap pada Bastian, setidaknya jika Bastian menyuruhnya ikut serta. Tiara jadi memiliki alasan untuk tidak dating keacara Nathan.

“Tidak perlu, hari ini cukup pulang saja kerumah saya bisa menanginanya sendiri”

Tiara menghembuskan nafas kecewa, harapan satu - satunya telah sirna. Berbeda dengan Bastian, sebenarnya Bastian meminta Tiara tidak ikut dengannya, karena dia melihat Tiara begitu lelah ahir – ahir ini. Namun siapa sangka perhatiannya sungguh salah sasaran.

“Baik pak”

“Sekarang kamu boleh bersiap – siap untuk pulang, saya pergi sekarang.”

“Hati – hati di jalan pak, semoga meeting bapak berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.”

Bastian hanya menganggukan kepalanya, lalu pergi meninggalakna meja Tiara. Tiara bersiap – siap menuju Amuz hotel, disana dia mulai menata berbagai hal untuk acara Nathan. Dua jam kemudian semua persiapan sudah beres, Tiara menelpon Nathan untuk memberitahunya.

DRRRT… DRRRT…

“Hallo Tir, gimana persiapannya?”

“Semuanya udah beres Nath, lo tinggal ajak Monica aja kesini.”

“Okey kalo gitu, lo jangan kemana – mana pokoknya. Lo harus jadi saksi saat gue ngelepas status jomblo gue nanti.”

“Iya Nath, gue gak bakal kemana – mana. Lo buruan kesini makanya, klo lo kelamaa ya gue tinggal”

“Okey sip, dalam setengah jam gue bakalan udah disana.”

“oke, gue tunggu”

Tiara menghembuskan nafas lelah, badannya terasa sangat lelah dan lengket. Ahirnya Tiara memutuskan untuk turun ke area restoran untuk memberi tahu koki bahwa acara akan segera dimulai. Dia memberi tahu agar koki segera menyiapakan makanan yang telah ia pesan.

Bastian yang sudah menyelesaikan meetingnya di Amuz restoran memutuskan untuk segera pulang. Namun saat ia bersiap untuk pulang, netranya tak sengaja melihat sekelebat bayangan Tiara di area restoran. Ahirnya bastian memutuskan untuk menunggu sebentar, ia ingin memastikan itu Tiara atau bukan.

‘Apakah aku salah lihat, sepertinya tadi itu Tiara? tapi bukannya Tiara sudah pulang? Aku harus memastikannya.’

Ahirnya Bastian menunggu wanita yang mirip Tiara keluar dari Toilet. Dan ternyata dugaannya benar, itu adalah Tiara. Bastian memutuskan untuk mengikuti Tiara.

Tiara Kembali ke rooftop hotel, dia menikmati pemandangan indah dari atas sana sambal menunggu kedatangan Nathan. Bastian yang melihat hal tersebut hanya memandangi Tiara dari kejauhan, tak lama dari itu dia mendengar seseorang mendekat.

Tiara yang juga menyadari hal itu langsung bersembunyi dibalik pintu rooftop.

“Bentar Ica, tunggu bentar lagi.”

“Emang kita mau kemana si Nath gue jadi penasaran?”

“Kalau mau tau tunggu bentar lagi, lo pokoknya gak bakalan kecewa”

Nathan mempersilahkan Monica duduk, lalu dia mendekati Tiara menyakan persiapannya.

“Tiara gimana? Semua udah beres belum?”

“Udah Nath tenang aja, kalo sama Tiara semua pasti beres.”

“Thanks Ara, lo emang sahabat gue paling baik”

Natahan mengatakannya sambal mencubit pipi Tiara gemas. Lalu dia menghampiri Monica dan mulai membuka penutup matanya. Monica tercenga dia tersenyum senang dan malu – malu.

‘Kali ini gue mengang dari lo Tiara, tunggu aja siap siap lo bakalan sakit hati’

“TARAA… Gimana suka gak? Aku siapain ini khusus buat kamu”

“Suka banget Nath, ini bagus banget”

Tak berapa lama beberapa pelayan dating mengantarkan makanan.

“Nath ini semua kamu yang pesen?”

“Iya, aku harap kamu suka sama makanannya Ica.”

“Aku pasti suka Nathan, ini semua makanan kesukaan aku. Gimana kamu bisa tau?”

“Apasih yang Nathan gak tau Ica”

Mereka menikmati makanan yang tersaji dengan gembira. Diselingi dengan obrolan obrolan ringan hingga ahirnya mereka selesai makan. Setelah selesai makan Nathan langsung berlutut di depan Monica.

“Ica, Aku enggak romantis, aku juga tau, aku punya banyak kekurangan. Tapi aku bakalan berusaha jadi yang terbaik buat kamu. Aku akan memperbaiki kekuranganku, aku harap kamu bisa nerima aku Ica. Ica Will You Be Mine?”

“Aku mau Nath, akum mau”

Tiara yang melihat hal tersebut tak bisa lagi membendung air matanya. Butiran bening itu meleleh dari mata indah Tiara tanpa henti. Bastian yang menyaksikan hal tersebut tak tega melihat Tiara bersedih. Bastian memutuskan keluar dari persembunyiannya dan menghampiri  Tiara.

“Tiara, Tiara, hey coba liat aku. Tiara coba liat aku”

Bastian menggoyang goyangkan bahu Tiara, berusaha membuat Tiara sadar akan keberadaannya.

“Pak, kenapa bapak bisa ada disini? Hiks.. hiks..”

“Itu tidak penting Tiara, kenapa kamu menangis? Apa pria itu menyakitimu?”

“Hiks… Tidak Bas, dia sahabatku bagaimana mungkin dia menyakitiku. Aku hanya menangis bahagia saja”

“Tangis bahagia tidak seperti ini Tiara, aku tidak bodoh”

Bastian yang tidak tega melihat Tiara yang tidak henti hentinya menangis. Membawa Tiara kedalam dekapannya, menyembunyikan wajah cantik Tiara yang penuh dengan lelehan air mata.

“Menangislah jika kamu ingin menangis, aku akan melindungimu agar orang lain tak melihat wajah burukmu saat menangis”

Tiara semakin sesenggukan mendengar kata kata Bastian, dia menyembunyikan wajahnya dibalik badan Bastian. Dia menangis sesenggukkan, tanpa sadar dia mengikuti Bastian meninggalkan rooftop Hotel.

Sambil tersenyum manis, Nathan menoleh kearah Tiara. Tetapi netranya menangkap hal yang tak terduga. Seorang pria yang tak dikenalnya, dengan berani memeluk dan membawa Tiara pergi. Hatinya memanas dia tak bisa berfikir jernih, hampir saja dia meninggalkan Monica jika saja Monica tak menyadarkannya.

“Nath, Nath kamu kenapa? Kamu lihat apa?”

“Eh enggak kok, aku gak liat apa apa. Udah malem nih, kita pulang yuk.”

Nathan memutuskan mengantar Monica pulang, setelah itu dia menuju kosan Tiara.

*****

Dilain tempat Bastian membawa Tiara kedalam mobilnya. Tiara sekarang sedang terlelap di kursi penumpang, Bastian yang tidak tega membangunkannya memutuskan membawanya kedalam mobil. Tadi saat menemani Tiara menangis, Bastian tidak menyadari jika Tiara sudah terlelap.

Sekarang permasalahannya bukan tentang Tiara yang terlelap, tapi kemana dia harus mengantar Tiara pulang. Dia memang tau dimana Tiara tinggal, tapi peraturan kos Tiara sangat ketat. Tidak boleh pulang di atas jam sebelas malam, dan juga tidak boleh membawa pria masuk kedalam kamar kos. Sekarang sudah jam sebelas lewat dan juga dirinya seorang pria.

‘Aku tak tega membangunkannya, dia tertidur sangat pulas. Wajahnya terlihat sangat lelah, dan sekarang aku bingung harus membawanya kemana. Membawa dia pulang kekosannya sama saja membawa petaka untuknya, apalagi ini sudah larut dan dia dalam keadaan tertidur. Aku juga tidak mungkin membawanya pulang kerumah. Haish.. kenapa jadi rumit begini’

Bastian mengacak – acak rambutnya frustasi. Setelah berfikir lama, ahirnya Bastian menemukan sebuah cara. Bastian lalu melajukan mobilnya meninggalkan Amuz hotel menuju satu satunya tempat yang bisa ia tuju.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status