Tessa melangkah berjinjit, dan mengintip dari balik bangunan gedung kampusnya. Hari ini, Tessa mendapat libur dari semua tempat kerjanya, dan kebetulan bisa pulang lebih cepat. Saat ini, Tessa berusaha untuk memastikan jika Aio tidak ada di depan kampusnya dan menunggu kepulangannya. Mungkin, saat berhadapan terakhir kalinya dengan Aio, Tessa masih belum sadar sepenuhnya, dan belum merasa malu.
Namun sekarang berbeda. Dengan pikiran jernih, Tessa merasa begitu malu karena tingkahnya sendiri yang marah, dan meluapkan semua kemarahannya itu pada Aio hingga dirinya menangis. Itu sungguh memalukan dan Tessa tidak ingin bertemu dengan Aio. Bagaimana bisa dirinya lepas kendali seperti itu? Ia bahkan menangis seperti anak kecil di dalam pelukan Aio. Membayangkannya saja sudah membuat Tessa begidig dibuatnya.
“Tessa?”
“Astaga!” Tessa berjengit terkejut dan berbalik untuk melihat siapa yang menepuk bahunya.
Tessa menghela napas leg
“Apa?” tanya Aio memukul meja kerjanya dengan keras dan membuat dewan direksi yang tengah rapat dengannya tersentak karena terkejut.Mereka berusaha untuk tetap tenang. Apalagi saat ini, Aldi sang asisten Aio yang bisa mereka andalkan untuk menenangkan Aio tengah tidak berada di sana. Benar, Aldi tidak berada di sana karena mendapatkan tugas khusus dari Aio untuk mengantarkan Tessa ke kampus. Setidaknya, Aio ingin memastikan jika Tessa bisa sampai ke kampus dengan selamat dan aman, walaupun dirinya tidak bisa bertemu langsung dengan Tessa.Aio sadar Tessa masih merasa malu karena sempat menangis dan mengungkapkan isi hatinya. Jadi Aio berusaha untuk memberikan waktu bagi Tessa. Selain itu, Aio juga harus menghadiri rapat dengan dewan direksi mengenai masalah perusahaannya. Namun, Aio ternyata mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan dari Aldi.Karena itulah, Aio memilih untuk menutup teleponnya dan berkata, “Rapat ini kutunda. Coba cari solusi
Jika Haikal dan Aio tengah berusaha untuk mencari keberadaan Tessa, maka Tessa sendiri tengah berusaha untuk memulai kehidupannya yang baru. Tessa kini sudah berada di sebuah desa yang tentu saja jauh dari jangkauan orang-orang yang ia kenal. Bermodalkan uang yang tersisa di dalam tabungannya, dan menjual beberapa benda berhaga yang ia miliki, Tessa memilih untuk pergi sejauh mungkin, dengan memantapkan hati memutuskan semua hubungannya dengan masa lalu. Tessa tahu, jika hal ini hanyalah sikap pengecut. Ia hanya lari dari lukanya. Namun, ini adalah langkah paling tepat yang bisa Tessa lakukan saat ini.Tessa sadar, keputusannya ini mungkin sangat gegabah. Ia mengambil keputusan untuk benar-benar keluar dari rumah bahkan memutuskan hubungannya dengan sang ayah, karena dipengaruhi oleh rasa marah yang membuatnya merasa sesak. Benar, Tessa marah. Bukan hanya marah, ia juga merasa sangat kecewa, karena ayah yang seharusnya menjadi orang terakhir yang berada di sisinya, kini malah
Pagi-pagi sekali, saat kabut masih menghalangi pandangan, Tessa sudah bersiap untuk bekerja. Ia segera beriap, mengikat rambutnya tiggi-tinggi dan mengambil camping yang akan melindunginya dari sinar matahari yang bahkan belum muncul. Tessa meninggalkan rumah kontrakannya dan melangkah dengan kaki ringan. Benar, hidup Tessa sebenarnya tidak terlalu jauh berbeda daripada sebelumnya. Ia masih pergi ke mana-mana sendirian, dan mencari uang untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.Hal yang berbeda adalah, kini Tessa tidak lagi seseorang yang menunggu kepulangannya. Tessa tidak memiliki seseorang yang menyediakan sebuah pelukan hangat, saat dirinya merasa begitu lelah dengan hari yang ia jalani. Tessa menghela napas dan menggelengkan kepalanya, merasa sangat menyedihkan karena kembali teringat dengan masa-mas sulit karena ditindas oleh ibu dan kakak tirinya. Serta bagaimana ayahnya yang semakin menjauh dan tidak terasa seperti ayahnya yang dulu.“Kenapa aku masih merasa sesedih ini?” tanya Tes
Aio menyeka keringat dingin pada kening Tessa dengan lembut. Kini Tessa tengah berbaring di ranjang yang berada di paviliun kediaman Dawson. Bagian ini biasanya digunakan untuk bersantai saat libur, di mana mereka sekeluarga bisa berkumpul bersama. Namun kali ini, paviliun kediaman Dawson diputuskan menjadi ruang pribadi bagi Aio. Itu artinya, tidak ada seorang pun yang bisa berkunjung ke sana, jika mereka tidak memiliki izin dari Aio. Hal tersebut terjadi karena paviliun akan menjadi tempat tinggal sementara bagi Tessa. Karena hal buruk yang dialami oleh Tessa baru-baru ini, Aio yakin jika dirinya perlu menjaga jarak Tessa dengan orang-orang asing. Aio harus memastikan jika kondisi Tessa benar-benar stabil sebelum membua Tessa beradaptasi di tempat tersebut.“Apa dia benar-benar tidak apa-apa?” tanya Aio pada dokter yang memang membantu Aio untuk memeriksa keadaan Tessa.“Dia demam karena terlalu syok. Tapi selebihnya dia tidak apa-apa,” ucap sang dokter bisa sedikit menghela napas k
“Nona tidak perlu merasa canggung. Tuan dan Nyonya sudah memberikan izin bagi Nona untuk tinggal di sini dengan nyaman. Hanya saja, Tuan dan Nyonya tidak bisa menemui Nona karena mereka harus menemani Nona muda kami,” ucap kepala pelayan pada Tessa yang saat ini memang harus menghabiskan waktu sendirian di paviliun.Hal tersebut terjadi karena kembar ABC yang tak lain adalah Aio, Benroy dan Cendric memang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Sementara Tessa masih tidak diizinkan oleh Aio untuk beraktifitas apa pun, dan harus tetap berada di paviliun hingga dirinya mendapatkan izin dari Aio. Tessa sendiri masih belum memiliki rencana untuk ke depannya. Sepertinya, Tessa akan kembali mencari pekerjaan, karena rasanya ia masih tidak ingin kuliah karena hal itu akan membuatnya kembali mendekat dengan orang-orang yang ingin ia hindari. Namun, Tessa merasa tidak bisa bersantai-santai begitu saja di kediaman mewah ini, sementara pemiliknya saja tidak ada di tempat.Tessa tahu, jika t
“Maaf, untuk sementara kau harus tinggal di sini dulu,” ucap Aio sembari menatap Tessa yang memasuki kamar di apartemen mewah milik Aio.Tessa yang mendengar hal itu pun tersenyum dan berkata, “Om tidak perlu meminta maaf. Tessa yang perlu meminta maaf dan berterima kasih, karena Om selalu mau direpotkan karena menolong Tessa. Setelah ini, Tessa akan mencari pekerjaan baru. Tessa akan pindah dan tinggal di sebuah kontrakan agar tidak merepotkan Om lagi.”Aio yang mendengar hal itu pun mengernyitkan keningnya. Ia bersandar pada meja dan meraih helaian rambut Tessa yang terawat. “Tidak perlu bekerja, saat ini hal yang perlu kau lakukan adalah belajar. Selesaikan kuliahmu, Tessa. Selain itu, aku sama sekali tidak merasa direpotkan olehmu. Kau adalah kekasihku, sudah sewajarnya bagiku untuk memastikan bahwa kau aman dan tinggal di tempat yang nyaman,” ucap Aio membuat pipi Tessa kembali memerah.“Tapi Om—”Tessa tidak bisa melanjutkan perkataannya karena Aio mengerang kesal. “Hingga kapan
Tessa pada akhirnya kembali memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya, karena bujukan dari Aio. Sebenarnya, sejak awal Tessa sendiri merasa berat untuk meninggalkan pendidikannya begitu saja. Namun, kondisi dan hubungannya dengan sang ayah, memaksa Tessa untuk mengambil keputusan tersebut. Untungnya, Aio saat ini sudah berkata bahwa dirinya akan memastikan jika keluarga Tessa tidak akan mengganggunya kembali. Karena itulah, Tessa yakin utuk mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikannya. Aio juga sudah mengurus masalah cuti kuliah Tessa sebelumnya, hingga Tessa tidak perlu memusingkan apa pun mengenai kuliahnya.“Telepon aku setelah tiba waktunya pulang,” ucap Aio sembari memberikan ponsel baru pada Tessa. Karena memang sebelumnya Tessa sudah menjual ponselnya, hingga tidak ada seorang pun yang bisa menghubungi dirinya.Tessa berkata, “Iya, Om.”Mendengar jawaban Tessa, Aio pun menangkup wajah Tessa dan mencium kening kekasihnya itu dengan lembut. “Belajarlah dengan rajin, ya. J
“Haikal,” panggil Tessa pada sahabatnya itu. Namun, Tessa diabaikan. Haikal jelas mendengar panggilan Tessa, tetapi pria itu mengabaikan Tessa begitu saja, bahkan tidak menjawab panggilan Tessa.Tentu saja hal itu membuat Tessa merasa tidak nyaman. Sejak mereka berteman, Haikal tidak pernah bersikap seperti ini padanya. Jika pun ada hal yang membuat Haikal tidak senang atau membuatnya marah, Haikal adalah tipe orang yang akan langsung mengatakan hal tersebut pada Tessa. Secara alami, Tessa pun menghubungkan hal ini dengan pembicaraan mereka terakhir kali. Tessa dan Haikal sudah sama-sama dewasa, meskipun tidak mengatakannya secara langsung, Tessa tahu jika Haikal sadar bahwa sebelumnya ia sudah menolak perasaan yang bahkan belum pernah Haikal ungkapkan.Jika pada awalnya mereka adalah orang asing yang kemudian memiliki perasaan satu sama lain, itu mungkin akan mudah. Mereka bisa berkencan. Lalu saat ada masalah mereka bisa memutuskan hubungan, dan kembali menjadi orang asing. Namun, s