Share

6 - Rayuan Davae

"Bangun, Mr. Davae!” seru Alena dengan sengajanya dalam intonasi begitu kencang.

“Astaga, kau ternyata menyebalkan dan pemalas juga.” Alena mengungkapkan sindiran. Ia kesal.

Nyaris seperti berteriak. Insting meminta ia melakukan hal yang demikian agar Davae Hernandez segera bisa mengakhiri tidur lelap. Mengingat waktu bangun sudah ditentukan.

Alena juga mengguncang-guncang tubuh klien tampannya itu dengan cukup keras. Tak akan ada pemberlakuan toleransi atas kemalasan yang ditunjukkan.

Alena hanya berusaha menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Jika tak sesuai, maka ia memiliki hak menegur. Tercantum jelas di kontrak.

“Ckck. Kau tidak mendengarkanku?” gumam Alena kesal karena tak mendapat respons.

Davae masih tetap tertidur, bahkan sekalipun tidak bergerak. Sungguh, pria itu menciptakan kesan negatif pada dirinya dan ampuh mengurangi kekaguman ia miliki.

Berkaitan dengan sifat. Jika secara fisik, tak akan mampu secepatnya. Alena masih saja sukses terpukau dengan paras dari Davae Hernandez, saat memandang selama lima detik.

“Tidak. Kau harus profesional.” Alena pun menasihati dirinya sendiri. Berujar serius.

Kepala turut digeleng-gelengkan beberapa kali guna mengenyahkan bayangan Davae Hernandez yang tengah tersenyum. Tak ingin terlalu larut akan keterpesonaan gila.

Alena berada di dekat pria itu untuk bekerja karena sudah dibayar. Walau nanti mereka akan tidur bersama. Ya, semua memanglah masih bagian dari isi kontrak yang sudah disepakati. Tak mungkin untuk dilanggar.

“Bangunlah, Mr. Davae. Kau jangan malas. Kau harus mengubah pola hidupmu jika kau ingin lebih sukses.” Alena berucap dengan nada semakin tegas. Intonasinya mengeras.

“Mr. Davae!” Alena menyerukan nama atasannya dengan suara lantang. Diberi juga olehnya penekanan sangat dalam.

Lantas, keterkejutan menyergap diri Alena karena tangannya tiba-tiba ditarik Davae Hernandez. Otomatis, membuatnya terjatuh ke arah bawah. Namun, tak mendarat di kasur. Melainkan, berada di atas tubuh pria itu.

Kepala Alena menabrak dada bidang Davae. Napas pria itu yang memburu pun sangat kentara. Alena menyimpulkan bahwa sang atasan kaget akan seruan terakhir yang ia loloskan. Menyebabkan Davae bangun seketika dari tidur yang nyenyak.

“Tubuhmu sangat ramping dan pas saja aku peluk. Dua gunungmu yang besar, Sayang. Aku rasa kenyal dan juga padat pastinya.”

Alena berupaya cepat bangun, tepat setelah Davae selesai membisikkan kata demi kata bernada sensual dengan mesra di bagian telinga kirinya. Tidak mudah untuk melepaskan dekapan pria itu yang kencang.

Alena tetap berusaha. Ia pantang menyerah dengan mudah. Terlebih, Alena juga sadar bahwa terlalu lama di dekat Davae akan memberikan dampak buruk baginya juga. Dalam artian, hasrat yang bisa tiba-tiba muncul. Jika tak dikontrol akan berbahaya.

“Lepaskan aku, Mr. Davae. Aku tidak dapat bernapas. Aku nanti akan sesak. Kau jangan bertingkah denganku. Kau akan tahu ak—“

Alena tidak dapat melanjutkan ucapannya karena kembali dilanda oleh perasaan kaget. Masih berkaitan akan perlakuan dari sang atasan. Davae Hernandez menindihnya.

Alena kini berbaring di atas kasur empuk pria itu. Tak bisa diarahkan kepala ke samping, berfokus ke atas saja sehingga wajah tampan Davae dapat dilihatnya dengan jelas. Termasuk pula seringaian dipamerkan oleh pria itu.

“Kau benar-benar galak, Miss Alena. Tapi, aku suka. Kau tambah manis saat kesal tadi. Maaf, aku pura-pura.”

“Aku hanya ingin membuatmu sedikit kesal. Kau tidak akan sampai marah kepadaku bukan?”

Alena menggeleng segera. “Tidak akan. Aku mustahil marah dengan klien yang sudah membayarku mahal. Aku harus tetap bisa menghormati kau,” balasnya santai. Suara dibuat lembut, walau berikan penekanan yang jelas.

“Hahaha. Apakah bisa seperti itu? Kau tidak akan marah atau kesal dengan orang membayarmu? Benar begitu?”

Alena mengangguk cepat, kali ini. “Iya, benar. Ada aturan yang dibuat oleh Miss Geovant seperti itu. Dan, aku harus mengikuti semua,” jawabnya masih dengan santai saja. Nada semakin melembut.

“Baiklah. Aku akan berusaha membuatmu tidak marah. Aku ingin kau tambah tertarik kepadaku.”

Alena mengukirkan senyum lebih lebar. “Aku rasa ide yang bagus dan menarik. Aku menunggunya.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status