Share

Berlanjut di Atas Ranjang

Devi terdiam beberapa saat untuk mengatur nafasnya. Tubuhnya sekarang lemas tak berdaya akibat guncangan hebat puncak kenikmatan yang baru saja dialaminya. Ia berusaha menetralisir sekujur tubuhnya. Mukanya merah merona tersipu malu. Ia tidak menyangka, Hendra yang belum memulai permainan sesungguhnya tapi sudah berhasil membuat dirinya mencapai puncak kenikmatan hanya dengan foreplay! Hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Sensasi seperti apa yang bakal ia dapatkan ketika permainan yang sesungguhnya terjadi? Begitu gumamnya dalam hati.

Selain menjadi malu karena telah berhasil mencapai puncak kenikmatan, ia pun merasa malu akan penampilannya yang sekarang. Keanggunan yang tadi terpancar berhasil dibuat berantakan oleh Hendra. Bagaimana tidak bagian bawah gaun merah super ketat yang dipakainya kini sudah tersingkap naik hingga hanya menutupi perutnya. Sementara payudaranya yang padat dan kenyal, terlihat terbuka tanpa bra dan bra itupun sekarang sudah berserakan di lantai. Devi menatap Hendra yang berdiri di hadapannya dengan masih menggunakan pakaian lengkapnya. Seakan tidak terima, ia kembali berinisiatif duluan memeluk dan membekap Hendra untuk kemudian melumat bibir Hendra lagi. Lumatan bibir Devi yang seakan penuh dendam untuk membalas permainan Hendra sebelumnya itupun disambut juga dengan gairah yang sama oleh Hendra. Mereka kembali terlibat permainan bibir yang panas.

“Gantian..” begitu bisik Devi di sela-sela lumatan bibirnya. Perlu diakui, bahwa gadis yang baru saja dikenal Hendra itu, selain memiliki wajah cantik dan tubuh yang sangat seksi, hasrat seksualnya juga tinggi. Hal ini terlihat dari lumatan bibir yang sekarang sedang dinikmati oleh Hendra. Seakan melupakan guncangan hebat yang baru saja terjadi pada tubuhnya, gairah Devi kembali memanas begitu ia kembali melumat bibir Hendra, yang kali ini tentu saja lebih menggairahkan dari sebelumnya. Hendra hanya bisa pasrah menanti permainan apa yang akan diberikan oleh Devi terhadap tubuhnya di tengah gairah pada dirinya yang juga masih memuncak. Tak berapa lama, ciuman Devi pun mulai menuruni rahang kokoh milik Hendra. Ia mulai memberikan ciuman lembut dan disertai jilatan lidah pada leher Hendra, yang membuat Hendra terlihat menahan nafasnya. Tangan Devi mulai membuka satu persatu kancing pada kemeja Hendra. Hendra hanya bisa terdiam merasakan kemeja bagian depannya kini sudah terbuka dan memperlihatkan dada bidangnya serta perutnya yang rata.

Sesaat Devi terlihat terpikat akan pemandangan tubuh bagian atas milik Hendra yang terlihat begitu atletis itu. Sambil perlahan membuka kemeja Hendra, jilatan lidah Devi kini mulai menuruni leher untuk kemudian mulai menjelajahi dada bidang milik Hendra. Hal ini memberikan kenikmatan yang tampaknya menjalari tubuh Hendra dan ia pun juga dibuat mendongak seraya memejamkan matanya. Kemeja yang terlepas itu, dijatuhkan begitu saja oleh Hendra ke lantai. Kedua tangan Hendra hanya bisa mengelus rambut dan kepala Devi yang masih terlihat menjilati puting di dada bidangnya. Tangan Devi begitu aktif. Area selangkangan Hendra yang masih menggunakan celana kain itu, tak luput dari belaian lembutnya hingga membuat Hendra berinisiatif melepas celananya sendiri. Celana itu begitu mudahnya diturunkan oleh Hendra dan sekarang memperlihatkan kejantannya yang sedari tadi mengeras namun masih tertutupi boxer.

Menyadari bahwa kini tubuh Hendra hanya tertutupi boxer, membuat Devi tersenyum dan mulai melumat bibir Hendra lagi. Kini mereka berciuman sambil kedua tangan memeluk erat satu dan lainnya. Payudara montok dan kenyal milik Devi tertempel langsung di dada bidang milik Hendra tanpa ada yang membatasi. Sementara kejantanan Hendra yang masih tertutup namun sudah mengeras, kembali terlihat digesekkannya ke arah selangakangan milik Devi yang masih tertutup gstring. Kedua tangan Devi mulai mengelus setiap inchi bagian belakang tubuh atletis Hendra tersebut. Dari punggung turun ke pantat Hendra dan kemudian mulai aktif mengelus batang kejantanan yang masih tertutup boxer. Sementara  tangan Hendra pun berusaha menaikkan gaun merah super ketat Devi yang sedari tadi masih melingkari perut dan pinggang rampingnya, bermaksud melepasnya dari tubuh indah Devi. Devi menghentikan ciuman mereka, sesaat setelah gaun itu terlepas. Di tubuh mereka masing-masing kini hanya menyisakan pakaian dalam yang masih menutupi area selangkangan saja.

“Kita lanjut di kamar aja yuk...” ajak Devi kepada Hendra yang tampaknya sudah tidak sabar untuk melanjutkan permainan panas mereka ke atas ranjang. Hendra pun hanya mengangguk menerima ajakan Devi. Tanpa pikir panjang, Devi langsung menarik tangan Hendra untuk memasuki kamarnya yang hanya berjarak beberapa langkah dari ruang utama apartemennya. Menit berikutnya, mereka sudah berada di atas kasur tempat tidur Devi. Kamar yang dominan berwarna putih dengan penerangan lampu di kiri kanan tempat tidur itu seakan menghipnotis Hendra untuk menikmati permainan Devi yang sekarang sudah berada di atas tubuhnya. Bibir dan lidah Devi seakan kembali tidak sabar untuk mulai menjelajahi leher Hendra.

“Hhhhhhhhh…” Hendra hanya bisa menghembuskan nafasnya menikmati setiap pergerakan lidah Devi yang disertai dengan gigitan lembut itu. Tubuhnya serasa melayang di atas tempat tidur empuk nan lembut milik Devi. Devi yang tengah terbawa hasrat, terlihat benar-benar membalas permainan Hendra yang tadi sempat membuatnya mencapai puncak kenikmatan, ia seakan tak ingin berhenti memberikan permainan bibir dan lidahnya pada tubuh atletis milik Hendra. Ciuman hangatnya mulai menuruni tubuh Hendra. Area dada dan perut Hendra tak luput dari permainan bibir dan lidahnya. Sambil melihat ke atas memperhatikan wajah Hendra, Devi sukses membuka boxer yang masih menutupi kejantanan Hendra. Ia pun dibuat sedikit takjub dengan ukuran kejantanan Hendra yang terlihat menantang itu.

Hendra terlihat pasrah menikmati setiap bentuk perlakuan Devi pada tubuh atletisnya. “Hhhhhmmmmm…” desahan Hendra terdengar dan ia terlihat hanya bisa menggigit bibirnya sendiri untuk menahan kenikmatan yang diberikan oleh bibir Devi sesaat ketika bibir seksi nan lembut itu mulai mengulum batang kejantanannya. Aroma khas kejantanan pria di seputaran selangkangan Hendra makin membangkitkan hasrat seksual Devi. Hisapan dan permainan lidah di dalam bibir Devi yang bermain di ujung kejantanannya itu, membuat tubuhnya seakan merasa tersengat sensasi kenikmatan. Kedua tangannya hanya bisa memegang kepala Devi mengikuti pergerakan naik turun pada batang kejantanannya. “Ssshhh…hhaahh..Dev..” desah Hendra yang terlihat memang sangat menikmati apa yang diberikan oleh Devi di titik paling sensitif tubuhnya.

Seketika, Hendra yang sudah tidak tahan, akhirnya menarik tubuh Devi ke atas tubuhnya untuk kemudian melumat bibir Devi dengan agresif. Devi pun hanya bisa mengikuti kemauan Hendra itu. Dibekapnya tubuh Devi dengan kedua tangannya, seakan melampiaskan dahaga pada bibirnya yang sedari tadi hanya bisa menahan kenikmatan yang diberikan pada batang kejantannya. Sambil tetap melumat bibir Devi, kedua tangan Hendra berusaha melepas gstring yang masih menutupi selangkangan tubuh Devi. Sambil berguling membalikkan posisi tubuh mereka, kini ia pun sudah berada di atas tubuh Devi. Dihentikannya lumatan bibir mereka. Hendra terbangun dan memandangi tubuh Devi yang sekarang sudah tidak terhalangi sehelai benang pun. Tubuh Devi terlihat begitu sempurna, menyajikan pemandangan kulit putihnya yang halus dan lembut, dengan payudara yang padat serta area kewanitaannya yang berisi rambut halus yang tampaknya sangat terawat, membuat Hendra seakan tak berkedip dibuatnya. Dipandangnya kembali wajah Devi yang seakan mengiba dan memberikan Hendra keleluasaan memulai permainan pada tubuh indahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status