Share

Puncak Permainan

“Ndra..cepetan masukin..aku uda ga tahan..” Devi terdengar memohon kepada Hendra dengan sedikit mendesah. Ia pun seketika membuka kedua kakinya dan memperlihatkan vaginanya yang memang terlihat sudah sangat basah. Hendra hanya bisa tersenyum mendengar desahan permohonan Devi itu. Batang kejantanannya yang sedari tadi sudah berdiri tegak maksimal, mulai diarahkannya ke vagina Devi. Digesekannya kepala batang kejantanannya pada bibir vagina dan clitoris Devi naik turun sehinnga membuat Devi menggelinjang menahan geli tak karuan. “Ssshhh..hhaahh..ssshhh..hhmmph” tarikan serta hembusan nafas Devi terdengar mengiringi permainan ujung batang kejantanan Hendra pada bibir vaginanya.. Bleeesss! seketika Hendra terlihat sukses memasukkan batang kejantanannya pada liang vagina Devi tanpa hambatan dikarenakan vagina itu sudah cukup basah sedari tadi.

"Hhhmmmpph.." erangan kenikmatan keluar dari bibir mereka hampir bersamaan. Tubuh mereka kini telah menyatu dalam kenikmatan. Hendra langsung menindih tubuh Devi disertai dengan lumatan pada bibirnya. Hendra membiarkan batang kejantanannya terdiam sesaat di dalam sana, seakan memberikan kesempatan bagi liang vagina Devi untuk beradaptasi terhadap ukuran batang kejantanannya. Nafas Devi terasa menghangat di tengah lumatan bibir Hendra. Vaginanya kini terasa penuh sesak. Perlahan Hendra memberanikan diri untuk mulai menggerakkan kejantanannya pada vagina Devi. Goyangan erotisnya seketika membuat kedua tangan Devi meremas punggungnya dengan erat. Keduanya tampak sangat menikmati bersatunya tubuh mereka menuju puncak kenikmatan.

"Hhhaaahhh...Ndra..teruskan..sshhhss..hhhmmph" Devi terdengar meracau tak karuan ketika Hendra terus menghentaki lubang kenikmatannya sembari mulai menciumi dan menjilat telinga serta leher Devi secara bergantian. Tangan Hendra pun terlihat mulai menjamah dan meremas payudara Devi serta tak lupa memainkan putingnya. Devi dibuatnya meronta menikmati permainan Hendra di hampir semua daerah sensitif tubuh indahnya. Kedua kaki Devi melingkari pinggang Hendra dengan eratnya. Kedua tangannya pun, kini mulai meremas dan menjambak rambut Hendra dengan lembut. Hendra yang merasakan hal itu, semakin bergairah dibuatnya. Ia terlihat semakin ganas bergoyang dan memompa liang vagina Devi yang terasa meremas batang kejantanannya di dalam sana. 

"Plakkk..plakkk..plakkk.." suara selangkangan mereka yang beradu terdengar mengiringi hentakan kenjantanan Hendra yang disertai desahan serta lenguhan nafas mereka yang sudah sangat tidak beraturan. Hendra terlihat mulai menaikkan tempo gerakan batang kejantanannya pada vagina Devi. Gerakan maju mundur disertai gerakan memutar ke kiri dan kanan seakan mencari celah untuk batang kejantanannya memenuhi liang vagina Devi. Kedua tangannya, kini bertumpu di samping kiri dan kanan kepala Devi, memberikannya keleluasaan menghantamkan batang kejantanannya lebih dalam ke vagina Devi.

Devi terlihat sangat menikmati apa yang dilakukan Hendra pada tubuh indahnya. Kedua matanya setengah terpejam, hanya meninggalkan segaris putih diantara kelopak matanya, yang juga membuat bola matanya seakan menghilang. Ia pun hanya bisa menggigit bibirnya sendiri menahan kenikmatan pada tubuhnya. Sesaat kemudian, tubuh Devi mengejang hebat. Payudaranya mengeras. “Ndra..a..kuuu..keluaaar..hhhaaahhh..” desahnya dengan setengah berteriak. Vaginanya kembali mengeluarkan cairan yang menandakan puncak kenikmatan baru saja berhasil digapainya lagi.

Cairan itu semakin menimbulkan bunyi yang membuat Hendra makin bersemangat untuk terus memompakan batang kejantanannya di dalam sana. Ia tak ingin puncak kenikmatan Devi berakhir dengan cepat, di tengah rasa bangga pada dirinya yang telah berhasil membuat Devi menggelepar kenikmatan untuk yang kedua kalinya. Devi yang masih menikmati puncak kenikmatannya, terlihat mulai menarik tubuh Hendra ke dekapannya. Dilumatnya bibir Hendra disertai hisapan. Devi pun sukses mengulum lidah Hendra dengan eratnya. Kedua kakinya yang melingkari pinggang Hendra, tak membuat Hendra mengurangi hentakannya pada vagina Devi.

Hingga pada akhirnya "Hhhaahh..Ndra..cukuuup.." Devi mengeluarkan kalimat itu sembari melepas kulumannya. Nafasnya terdengar terengah tak karuan. Devi terlihat menyerah dengan pompaan batang kejantanan Hendra yang terus bermain di lubang vaginanya. Ketegangan pada tubuhnya semakin berkurang seiring puncak kenikmatan yang berangsur berakhir. "Geliii banget Ndra...ssshhh..hhhaahhh.." desahan panjang yang keluar dari bibir Devi membuat Hendra menghentikan pompaannya. Batang kejantanannya yang masih tegang sengaja dibiarkan berada di dalam vagina Devi. Vagina itu masih berdenyut, meredakan ketegangan yang baru saja didapatkan. Bibirnya kembali mencium bibir Devi, kali ini dengan kelembutan. Devi masih mencoba mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.

Di tengah ciuman bibir lembut Hendra, Devi seketika berhasil membalikkan posisi badan mereka dengan tetap membiarkan batang kejantanan Hendra berada di dalam vaginanya. Kini ia berada di atas tubuh Hendra. Hasrat seksual Devi begitu tinggi, pikiran itu sempat terlintas di kepala Hendra menyaksikan Devi yang kini sudah terduduk di atas tubuhnya sambil kedua tangannya mencoba merapikan dan mengikat rambutnya yang sedari tadi berantakan. Payudara Devi seakan menantang Hendra untuk meremas dan mengulumnya. Ia pun menjadi bangun sehingga membuat mereka kini terduduk saling berhadapan dengan kemaluan mereka yang masih menyatu. "Hhhaahhh.." Devi dibuatnya mendesah mendongakkan kepalanya sambil memeluk kepala Hendra seiring dengan kuluman bibir Hendra pada kedua payudaranya yang padat dan kenyal itu secara bergantian.

Layaknya orang yang sedang menaiki kuda, pinggul Devi terlihat dengan gemulai menari di atas pangkuan Hendra. Gerakan maju mundur disertai gerakan memutar, membuat mata Hendra menjadi terpejam erat merasakan kenikmatan pada batang kejantanannya. Desahan kenikmatan mereka kembali memecah kesunyian malam itu. Menit berikutnya, Devi kemudian mendorong tubuh Hendra untuk kembali tertidur, membuatnya kini mengambil posisi berjongkok di atas batang kejantanan Hendra. Di pompanya naik turun batang kejantanan itu, menimbulkan suara pantatnya yang beradu di paha Hendra.

Cengkraman vagina Devi pada batang kejantanannya kini membuat Hendra merasakan puncak kenikmatan yang akan segera tiba. Dengan cepat ia menarik tubuh Devi ke pelukannya dan langsung mengulum bibir Devi. Kedua tangannya meremas pantat padat milik Devi. “Hhhmmmphhh..” terdengar ekspresi tertahan keluar dari bibir Hendra yang masih mendapat hisapan dari bibir Devi itu. Tubuhnya mengejang merasakan sensasi puncak kenikmatannya seiring dengan semprotan cairan hangat dari batang kejantanannya yang mulai memenuhi rongga vagina Devi. Bibirnya pun semakin menjadi untuk memberikan hisapan seakan tak ingin sensasi itu berakhir.

Devi yang merasakan pelepasan cairan Hendra pada vaginanya menjadi semakin mempercepat goyangannya seakan ingin menyusul Hendra menggapai puncak kenikmatan. Cairan hangat yang menyembur dari kejantanan Hendra di dalam vaginanya, memberikan sensasi tersendiri bagi Devi. Benar saja, tak lama kemudian tangan Devi menjambak rambut Hendra lagi. Hisapannya pada bibirnya semakin kuat dirasa Hendra.

"Aaarrrggghhh..." kepala Devi mendongak ke atas menahan getaran pada tubuhnya yang untuk ketiga kalinya berhasil mencapai puncak kenikmatatn. Vaginanya kembali mengeluarkan cairan kenikmatan, bercampur cairan hangat yang tadi tersembur keluar dari batang kejantanan Hendra di dalam sana. Tubuh Devi terjatuh ke atas tubuh Hendra. keduanya terkulai lemas sambil saling berpelukan. Pencapaian puncak kenikmatan yang hampir bersamaan, membuat keduanya kini hanya bisa tersenyum sambil saling melumat bibir. "Permainanmu benar-benar menggairahkan Dev.." seru Hendra yang hanya dibalas Devi dengan senyuman yang terlihat agak malu-malu. Mereka kemudian terlihat membersihkan badan bersama sebelum akhirnya tertidur dalam pelukan yang mesra.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status