Share

Comeback With You
Comeback With You
Author: Valen Ash

Awal Kesuraman

Sepasang suami istri tiba-tiba di lempar keluar rumah setelah di pukuli oleh beberapa anak buah dari seorang konglomerat. Mereka memohon ampun dan terus menangis sesenggukan.

"Pak Ramonta, saya mohon ampunilah saya. Saya berjanji akan membayar hutang kepada anda tapi beri kami waktu sebulan lagi untuk melunasi semuanya." seorang kepala keluarga bernama pak Fanbo bersujud dan bergelayut di kaki Pak Ramonta.

"Kalian sudah banyak mengulur waktu, aku sudah tidak bisa bernegosiasi lagi. Terpaksa rumah ini akan disita dan kalian bisa segera meninggalkan rumah ini dalam waktu dua belas jam!" jelas pak Ramonta yang bengis sambil menghisap sepuntung rokok di tanganya.

"Tapi pak, kami tidak punya tempat tinggal lagi. Kami mohon sekali lagi pak, kami akan segera membayar hutang-hutang kami!" kata istri Pak Fanbo ikut bergelayut di kaki Pak Ramonta.

Melihat istrinya ikut memohon, Pak Ramonta dan anak buahnya semakin bersikap tidak manusiawi mereka menganiyaya kedua pasangan suami istri itu sambil terus memukulinya.

Dari kejauhan seorang Gadis cantik membawa mantel panjang berwarna krem berjalan dengan sebuah tas ditangan kanannya, dia baru saja pulang dari sekolah menengah pertama. Tubuh yang tinggi, rambut ikal dan kulit putihnya itu membuat gadis itu semakin mempesona, dia berjalan perlahan dan begitu terkejut ketika kedua orang tuanya disiksa habis-habisan oleh orang konglomerat yang sudah pasti dia sangat mengenalnya.

Gadis itu memiliki keberanian seperti seorang laki-laki, melihat sebuah balok kayu ada di sebelah kiri jalan. Dia pungut dan menyembunyikan di bagian belakang badannya. Menghampiri mereka perlahan lalu berlari dan melayangkan pukulan ke semua orang yang menganiaya orang tuanya.

"Hhiiiiiiiaaaaaaa!" 

Pluggg!!

Pukulan itu membuat semua anak buah Pak Ramonta kesakitan banyak yang berjatuhan. Sampai akhirnya gadis itu mengeluarkan keahliannya untuk bela diri dan memukul salah seorang yang hampir saja melayangkan pukulan ke tubuh mulusnya.

Pukulan terakhir membuat semua orang yang menganiaya orang tuanya mundur.
Gadis itu melepas ikatan di kedua tangan ayah dan ibunya. Mereka terus menangis

"Pergilah nak, kamu harus selamat. Jangan bantu kami!" kata ibu itu sambil terus terisak.

"Ibu tidak perlu khawatir, aku sudah bergelar sabuk hitam dan lagi ibu tahu aku mewarisi ilmu bela dirinya kakek. Aku bisa menyingkirkan mereka walaupun dengan tangan kosong." jelas Gadis itu.

Ketika ikatan ayahnya akan dilepas tiba-tiba
Pak Ramonta berteriak dan menggertak,"Berhenti! Jika kamu tidak berhenti maka aku juga akan membunuhmu!"
Sambil melayangkan pistol tapi belum menarik pelatuknya.

Dengan wajah yang sangat marah gadis itu berbalik dan berhenti melepas tali ditangan ayahnya untuk menghadap ke arah Pak Ramonta.

Ketika sosok gadis itu berbalik. Betapa terkejutnya Pak Ramonta melihat kecantikan gadis kecil yang ada di depan matanya.

'Gadis ini sangat cantik tubuhnya dan kulitnya sangat putih, ini gila. Mungkin aku bisa menjualnya ke negara asalku agar aku bisa mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat. Ketika dewasa aku bisa ikut menikmati tubuhnya juga ' Pikiran jahat Pak Ramonta mulai mengelilingi kepalanya.

"Wow, ternyata  kalian memiliki seorang putri yang sangat cantik. Sayang sekali jika harus terbunuh ditempat ini. Sepertinya aku hanya perlu bernegosiasi dengan gadis cantik ini. Siapa namamu Sayang?" Pak Ramonta menurunkan pistolnya dan menyimpannya lagi kedalam sakunya.

"Cih! Aku muak mendengar kata sayang dari mulut bejatmu itu." gadis itu meludah ke arah lain dengan tatapan yang begitu sadis.

"Tolong jangan Sentuh putriku pak Ramonta saya Mohon!!" kata ibu gadis itu yang sudah tidak sanggup untuk berdiri lagi.

Gadis itu tetap bertahan untuk menatap pak Ramonta tanpa rasa takut.

Pak Ramonta tersenyum dan mendekati gadis itu lalu menaruh jari telunjukknya untuk mengangkat dagu gadis itu.

"Gadis yang cantik, aku tidak suka berbasa-basi. Jika kamu tidak ingin kehilangan rumah ini dan membiarkan orang tuamu terbebas dari hutang-hutangnya. Kamu harus mau menjadi penggantinya. Syarat yang cukup mudah bukan?Kamu bisa melunasi semuanya dengan cukup mudah." jelas Pak Ramonta dengan setengah tersenyum.

Gadis itu menyingkirkan jari Pak Ramonta dari wajahnya.

"Apa maksud ucapanmu itu?" gadis mulai menggertak dengan tegas

"Kamu ikut denganku dan bekerja untukku, maka rumah ini dan orang tuamu akan terbebas dari semua hutang-hutangnya dan mereka akan mendapatkan kehidupan yang layak tanpa terusik olehku atau anak buahku lagi. Bagaimana?" Pak Ramonta mulai bernegosiasi.

Gadis itu bernama Laluna, dia bukan gadis yang sembarangan. Dia memiliki IQ diatas rata-rata. Dia tidak mudah untuk di bodohi siapapun termasuk Pak Ramonta yang berusaha bersikap manis ini. Dia juga sangat ahli bela diri banyak preman tunduk dengan gadis kecil itu karena sudah pernah mengalahkan mereka.

"Nak, Ayah mohon jangan ikuti kata-kata mereka. Kamu anak sulung ayah yang sangat ayah sayangi. " kata ayahnya yang memohon masihh dalam posisi terduduk karena masih terikat tali.

Laluna sedang berfikir apa yang harus dia lakukan.

"Penawaran yang cukup menarik, sebutkan dulu pekerjaan apa yang akan aku lakukan?" tanya Laluna.

Pak Ramonta tiba-tiba tertawa dengan sangat keras.
"Kamu sangat cantik gadis kecil sudah pasti aku akan menjualmu di Negara asalku. Disana kamu akan menjadi seorang wanita penghibur yang memiliki kehidupan yang mewah. Selain itu kamu juga bisa mengirimkan uangnya kepada orang tuamu disini. Bagaimana?" 

"BAJINGAN KAMU!!kamu pikir aku gadis rendahan. Terima ini!" Laluna menendang Pak Ramonta dengan sangat keras hingga terpelanting dan membentur pintu rumah.

"DASAR KURANG AJAR!! Serang lagi gadis kecil sombong itu!!" perintah Pak Ramonta kepada semua anak buahnya.

Laluna sudah bersiap, dia berpesan kepada kedua orang tuanya, "Ayah, Ibu. Maafkan Laluna tapi tolong pergi dari sini!! Sudah tidak ada waktu lagi." 

"Tidak!! ayah akan membantumu nak." kata Ayahnya.

Ibu Laluna melepaskan tali dikedua tangan suaminya itu. Setelah itu ibu itu berlari kebelakang Rumah. Laluna sudah bertempur dan berkelahi, ayahnya juga ikut turun tangan. Akhirnya bertumpahan darah tidak terelakkan lagi. Laluna memang terlihat cukup kuat tapi melihat Ayahnya yang akhirnya dilumpuhkan kakinya dengan pisau membuatnya tidak fokus saat berkelahi. Ayahnya terjatuh ke tanah, Laluna menghabisi hampir semua anak buahnya itu seorang diri. Kemudian berlari memeluk ayahnya yang sudah berlumuran darah.

"Ayah!! Bangun ayah!! Lihat Laluna!! ayah tidak boleh meninggalkan aku, ibu dan adek!" Laluna menangis dengan sangat keras.

Melihat semua anak buahnya sudah tumbang Pak Ramonta mengambil balok Kayu dan mendekat ke belakang Gadis itu dengan tiba-tiba memukul punggung Laluna dan membuatnya mengeluarkan darah dari mulutnya lalu pingsan.

***

Laluna tersadar di sebuah rumah besar yang entah itu berada dimana. Punggung dan kepalanya terasa sakit, dia masih belum sepenuhnya untuk membuka kedua matanya. Tapi yang dia rasakan kedua tangan dan kakinya dalam posisi terikat tali tambang yang sangat kuat. Dia perlahan mendengar suara-suara orang bernegosiasi disekitarnya.

"Gadis ini cukup layak untuk di jual bersama dengan wanita-wanita bodoh yang ada di dalam kamar itu. Hari ini juga mereka akan kita kirim ke Nepal untuk di perbudakkan disana dan di pekerjakan sebagai wanita penghibur. Tuan akan mendapatkan keuntungan tiap bulan dua kali lipat selama para wanita ini tidak kabur dan diam-diam pulang." kata seorang penyalur tenaga kerja ilegal itu.

"Aku jamin mereka tidak akan pernah kabur. Kecuali gadis yang satu ini, dia harus selalu terbius sampai di Nepal dan jangan sampai dia sadar karena gadis ini lumayan berbahaya. Dia sangat ahli bela diri, jika dia sadar saat di pesawat aku yakin dia akan dengan mudah melepas tali dan menyerang semua orang." Pak Ramonta mencoba menjelaskan kepada penyalur tenaga kerja ilegal itu.

'Dasar Pria biadap! Dia benar-benar ingin menjualku. Bagaimana keadaan Ayah?oh Tuhan tolong selamatkan keluargaku!' batin Laluna sambil mencoba melepas tali tapi tidak berhasil.

Laluna perlahan mulai bicara dan berteriak,"Lepaskan aku! Dasar Pria Biadap! Bagaimana keadaan ayahku?Kenapa kamu mengikatku seperti ini?" 

"Kamu tidak usah cemas, ayahmu baik-baik saja. Aku sudah membawanya ke rumah sakit sedangkan ibumu dan adikmu yang manis itu juga sudah dalam keadaan aman. Aku sudah tidak tertarik untuk mengurus mereka lagi. Seperti janjiku aku akan membiarkan mereka tenang karena kamu sudah ikut denganku." jawab Pak Ramonta sambil menghisap rokoknya lagi 

"Baiklah jika itu yang kamu lakukan. Sekarang lepaskan aku! Aku akan menuruti semua perkataanmu mulai sekarang." Laluna mulai bersiasat untuk kabur.

"Ternyata kamu gadis yang hebat untuk bernegosiasi, Tolong lepaskan dia!" Pak Ramonta memerintah anak buahnya untuk mendekati tangan Laluna dan melepaskan tali yang ada di tangan dan kakinya. Hanya saja itu hanya siasat Pak Ramonta karena anak buahnya itu membawa suntikan obat bius ditangannya.

'Aku juga tidak bodoh gadis kecil.' gumam Pak Ramonta dalam hati 

"Sebelum aku buka talinya, aku ingin tahu namamu dulu. Kemarin kamu tidak jadi untuk menberitahukannya padaku." tambah pak Ramonta sambil menggulung lengan kanannya.

"Namaku Laluna, jika aku digaji kalian berjanji untuk memberikan kepada keluargaku bukan? Jika kalian tidak menepati, aku akan membuat ulah untuk kabur dari Nepal." ucap Laluna sedikit mengancam Pak Ramonta.

"Baiklah, ternyata kamu memang sangat hebat bernegosiasi. Aku suka gadis seperti kamu, tidak banyak berteriak dan ketakutan tapi berbicara menggunakan otak. Aku akan menuruti semua perkataanmu tapi kamu juga harus tepati kata-katamu." ujar Pak Ramonta sambil memberi kode untuk menyuntikkan obat bius itu.

"Dasar Kurang Ajar!! Apa yang kamu ..." Laluna kembali kehilangan kesadaran dan gagal untuk kabur.

Pak Ramonta tertawa dengan sangat keras dan begitu bahagia.

"Gadis kecil yang cantik, aku akan tetap menepati janjiku untuk mengirimkan uang kepada mereka tapi maafkan aku tidak sepenuhnya aku bisa percaya padamu. Karena kamu bisa dengan mudah melemparku jika dibiarkan sadar. Bawa dia dan satukan dengan wanita yang lainnya!!" Perintah Pak Ramonta.

Penyalur tenaga kerja ilegal itu memberikan tiga ratus juta rupiah untuk uang muka pertama dari lima puluh wanita yang akan di kirim ke Nepal hari ini.

"Terimakasih."Pak Ramonta mengibas-ngibaskan satu ikat uang itu ke wajahnya sambil tersenyum bahagia.

*** 

Hari itu juga lima puluh wanita berangkat menggunakan pesawat pribadi milik Pak Ramonta yang memang pengusaha konglomerat itu. Para wanita itu dimasukkan kedalam pesawat berukuran sedang dan di terbangkan ke Nepal. 

Dalam perjalanan ke Nepal Para wanita itu sama sekali tidak ada yang di ikat seperti Laluna. Mereka cukup heran melihat Laluna yang begitu cantik dan terlihat wanita yang lembut itu harus di ikat kedua tangan dan kakinya.

"Mengapa wanita ini di ikat sedangkan kita tidak?" tanya salah seorang wanita kepada salah seorang yang lainya.

"Aku juga tidak tahu, dia tidak sadarkan diri sedari tadi tapi tadi aku melihat ada beberapa memar di kaki dan lengannya. Seperti baru saja di pukuli." jawab wanita yang lainnya itu.

Ada seorang pengawal memperhatikan para wanita yang saling membicarakan satu sama lain. Pengawal itu menggertak dan memukul salah seorang wanita untuk diam.

"Plak!!"

"Aww, ampun pak!" rintihan seorang wanita yang di pukul.

"Apa kalian tidak bisa diam Ha? Kalian sangat berisik!" gertak pengawas itu dengan mata bengis dan sangat menakutkan.

Tidak ada seorang pun yang berani membalas perkataan pengawal itu. 

Beberapa menit kemudian setelah suasana sangat hening. Laluna sadar, sepertinya obat bius itu tidak bisa lama bertahan. Laluna perlahan membuka matanya dan melihat puluhan wanita berada di samping kanan dan kirinya sedang tertidur lelap.

'Ini gila, kepalaku sangat sakit. Mereka bisa tidur? Apa mereka tidak sadar jika sudah di jual? Mereka masih terlihat tenang?' gumam Laluna sambil mencari sesuatu yang tajam untuk memotong tali di kedua tangannya.

Laluna melihat ke sekeliling, pesawat ini benar-benar menjijikkan. Sampah dan jerami ada dimana-mana.

'Ini pesawat lebih seperti pesawat perang dunia ketiga dari pada aku bilang pesawat barang.' gumam Laluna menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba Laluna melihat ada serpihan kaca di depan matanya.

Kakinya meraih pelan kaca itu agar suaranya tidak terdengar oleh siapapun. Naas wanita di sebelahnya terbangun. Dia terkejut melihat Laluna sadar.

"Kamu sudah sadar?" tanya wanita itu.

"Sssttt Jangan keras-keras pengawal itu sedang tidur sekarang. Apa kamu bisa menolongku?Aku sangat gerah jika terus di ikat seperti ini tolong potong talinya dengan kaca dibawah kakiku ini." pinta Laluna memasang wajah memelas.

"Apa ini tidak apa-apa? Aku sudah kena pukul tadi. Jika aku menolongmu nanti aku di pukul lagi." tandas wanita itu.

"Aku jamin kamu tidak akan kenapa-napa. Aku akan melindungimu dan mengingat jazamu sampai kapanpun." Laluna mulai melancarkan rayuanya.

"Baiklah."wanita itu clingak-clinguk memastikan tidak ada orang yang melihat aksinya.

Pelan-pelan wanita itu menggesekkan kaca ke tali yang terikat pada kedua tangan Laluna. Baru berusaha sebentar, tiba-tiba dari belakang wanita itu ada pria bertubuh tinggi berjalan mendekatinya. 

Wanita itu menyembunyikan kaca di bangkunya lalu berbalik dan ....






Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status