Share

Part 3.

Hiruk pikuk Jakarta di jam pagi dan sore selalu saja ramai dan padat. Entah kapan semua nya akan teratur pikir Bunga saat di dalam mobil bersama Adam menuju kantor. Adam menggenggam tangan Bunga yang lalu ditepis Bunga. "Kenapa?" tanya Adam lembut. "Kamu suami orang, aku tidak mau ada kontak fisik sama kamu sebelum status kamu berubah." Adam menaikkan sebelah alis nya. "Bunga kau tahu itu tidak mungkin." Mobil Adam memasuki area parkir dan tanpa menunggu Adam Bunga keluar dari dalam mobil tergesa-gesa. "Bunga tunggu," panggil Adam sementara Bunga sudah tidak tahan dengan bisik-bisik yang terjadi disekitarnya. Adam menarik tangannya dengan kuat membuat tubuh Bunga tertarik dan berbenturan dengan tubuh Adam. "APA LAGI?" teriak Bunga frustasi. "Kita bisa baik-baik saja bukan? Aku sudah mengatakan kepada Sofia kalau aku mencintai wanita lain dan aku tidak terbiasa dengan kehadirannya."

"Ohh..begitu!" Bunga menjauhkan tubuh Adam sekuat tenaga nya, mereka tidak perduli dengan orang kantor yang melihat pertengkaran itu. Karena memang semuanya tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Kau mengatakan mencintai wanita lain, dan kau bilang apa tadi? Tidak terbiasa dengan kehadirannya." Bunga tertawa hambar seolah mengejek Adam. "Tidak terbiasa bukan berarti kau menolaknya."

"Lalu aku harus apa?" Adam pun sama frustasinya dengan Bunga. Demi tuhan dia mencintai Bunga, dan itu tidak akan berubah. Dia tidak ingin Bunga menghindarinya seperti di mobil tadi.

"Kau pikir saja sendiri." Bunga pergi meninggalkan Adam yang kesal. Semua nya menjadi begitu rumit sekarang.

****

Sofia menata bekal makan untuk Adam dengan hati yang berbunga. Pertama kali bagi nya menyiapkan makanan untuk pria yang special dihati nya. Yaitu suami nya sendiri. Lalu sedikit keraguan hadir dalam benak Sofia, apakah Adam akan menyukai masakannya? Karena kata mbok Yem kalau masakan Bunga sangat enak.

Bunga__nama wanita itu selalu membuatnya merasa bersalah dan tidak nyaman. Dia melihat foto-foto Bunga dirumah itu lalu dengan keyakinan dia meminta mbok Yem untuk menyimpannya. Bukan karena dia egois, dia hanya ingin melindungi pernikahannya dari gunjingan orang lain. Apa kata orangtua nya jika melihat foto wanita lain ada disetiap sudut rumah ini.

Dia membawa tempat bekal yang sudah dia siapkan tadi lalu berpamitan kepada mbok Yem untuk pergi ke kantor Adam. Dia meminta alamat kantor suami nya itu kepada Asih ibu mertuanya yang begitu bahagia mendengar antusias Sofia.

Dengan memakai baju muslim yang tertutup sempurna serta hijab yang sangat indah dia kenakan Sofia berjalan ke arah resepsionist kantor. Tapi sebelum dia sampai dia mendengar hal yang sangat tidak mengenakkan hati nya.

"Kasihan ya Bu Bunga. Padahal udah enam tahun sama-sama eh, taunya cuma jagain jodoh orang saja."

"Iya ya. Kurang apa coba Bu Bunga? Cantik, cerdas, sempurna banget."

"Tadi pagi gue lihat Pak Adam ngejar-ngejar Bu Bunga gitu."

"Iya mereka satu mobil. Memang saling cinta sih. Tapi gue penasaran siapa sih perempuan yang merebut Pak Adam."

Sofia berusaha menutup telinganya dari dua wanita yang menggunjingkan dirinya serta Bunga itu. Dia tersenyum ramah kepada resepsionist "Maaf saya ingin bertemu dengan Bapak Adam Bachtiar. Bisa beritahu dia kalau saya ingin bertemu?" tanya Sofia ramah.

"Sebentar ya Bu saya akan tanyakan. Dari Ibu siapa? Dan keperluannya?"

"Saya Sofia, saya istri dari Pak Adam Bachtiar." Resepsionist itu terkejut lalu meneliti penampilan Sofia. Begitu juga dua wanita tadi, mereka langsung buru-buru pergi karena mendengar apa yang Sofia katakan.

Dengan cepat Resepsionist itu menelpon sekertaris Adam yaitu Bunga untuk memberitahukan kedatangan Sofia. Karena tidak diangkat jadi resepsionist itu langsung menghubungi ruangan Adam sendiri.

"Ya,"

"Pak maaf, saya telpon ke Bu Bunga tapi tidak diangkat."

"Bunga sedang meeting dengan klien kita. Katakan ada apa?" tanya Adam sambil memeriksa beberapa laporan keuangan perusahaannya.

"Ini ada Ibu Sofia. Katanya istri Bapak." Adam menghentikan aktifitas nya dan terdiam sejenak.

"Pak."

"Oh iya. Antarkan dia keruangan saya." Adam langsung menutup telponnya dan memijat batang hidungnya. Kepala nya benar-benar pusing belakangan ini. Tak lama pintu ruangannya diketuk. "Ya masuk," ucapnya lalu terlihat lah wajah Sofia yang tersenyum kepadanya. "Ada apa kamu kesini?" tanya Adam to the point.

"Ini saya buatkan Mas makan siang. Sebentar lagi jam makan siang kan? Kita makan sama-sama disini ya Mas." Adam melirik Sofia sekilas lalu menutup mata nya. "Kenapa kamu melakukan ini?"

"Karena saya istri Mas. Jadi saya yang bertanggung jawab melayani suami saya." Adam tidak bisa menjawab lagi dia mengangguk. "Kamu siapkan saja disana, saya akan mengerjakan ini dulu." Sofia tersenyum bahagia, dia menuruti perkataan Adam menata makan siang mereka di meja tempat dimana biasa Adam menerima tamu nya.

Setelah menunggu dua puluh menit Adam dengan berat hati dan langkahnya duduk di sofa yang sedari tadi ditunggui Sofia. Dia melihat semua masakan yang dibawa Sofia. "Jangan terkejut Mas, saya tanya mbok Yem kalau Mas suka menu apa. Jadi saya masak ini." Adam hanya diam dan duduk di sofa yang berhadapan dengan Sofia. Dengan telaten Sofia menyiapkan piring untuk Adam, mengisi nasi dengan lauk pauk nya. "Ini Mas, ayo dimakan." Sofia menuangkan air putih untuk Adam. Semua perbuatan Sofia tak lepas dari pengawasan Adam namun yang ada dipikiran pria itu adalah Bunga yang biasa memperlakukannya seperti ini.

"Pak. Ini saya sudah bertemu dengan klien dan mereka bilang__," Bunga tidak melanjutkan apa yang akan dia katakan karena melihat Adam tidak ada di kursi kerja nya lalu dia mencari sosok adam ke sofa dan benar saja Adam disana bersama wanita wasiat nya.

"Oh ternyata sedang makan siang. Baiklah silahkan lanjutkan Pak Adam." Bunga pergi tapi Adam buru-buru bangkit mengejarnya, Sofia kembali ditinggalkan Adam karena Bunga. Sebegitu cinta suami nya itu kepada wanita yang bernama Bunga itu. Sofia menghapus airmata nya.

Bunga buru-buru memencet tombol lift tapi Adam menariknya dengan cepat sebelum dia masuk. "Kamu jangan berpikir yang macam-macam dia datang tanpa aku meminta nya."

"Sudahlah Adam aku pusing." Bunga menjauhkan tubuh Adam yang malah memeluknya erat. "Maaf kan aku karena menyakiti mu." Airmata Bunga jatuh, dia lelah. Pernah terpikir untuk pergi dari hidup Adam tapi dia juga mencintai pria ini. Mencintai pria yang selama enam tahun sudah bersama nya lalu diminta melupakan begitu saja itu tidak mudah. Ini masalah hati, bukan hanya tentang tulisan kertas yang bisa dikoyak kertasnya jika noda tulisan tidak hilang. Ini tentang hati nya dan hati Adam. Siapa yang harus dia salahkan? Sofia kah? Bunga pun ragu untuk itu.

Tapi yang pasti adalah takdir yang mempermainkan mereka bertiga. "Maafkan aku Bunga," Adam memeluknya erat seolah tidak ingin Bunga pergi. "Aku mencintai mu, hanya kamu." Tepat saat Adam mengatakannya Sofia ada disana. Bunga terlihat menangis dan Adam begitu takut kehilangan Bunga.

Sebagai istri apa yang harus Sofia lakukan? Apa dia harus marah dan menyakar Bunga? Memaki nya karena merebut suami nya? Tidak! Sofia tidak bisa melakukan itu, karena dialah yang hadir diantara Bunga dan Adam. Dialah orang asing yang merusak impian  serta kisah Bunga dan Adam.

"Ehem...," Sofia berdeham membuat Bunga dan Adam melepaskan pelukan mereka. Namun dengan berani Adam menautkan jemari mereka berdua. "Aku ingin berbicara dengan Bunga. Apa Mas memperbolehkan nya?"

Tbc 💞💞💞

Jangan timpuk aku please...silahkan kalian tebak aja ending nya. 🤣🤣😂


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status