Share

Part 6

Sofia baru turun ke dapur ingin menyiapkan sarapan untuk mereka semua setelah dirinya menunaikan shalat subuh bersama Adam dan Maryam. Sedangkan Bunga tidak ikut dikarenakan sedang berhalangan. Tapi sepertinya Bunga sudah terlebih dulu berada disana dan dengan cekatan menguasai dapur itu. Sofia tidak lepas melihat gerakan Bunga di dapur hingga dia tersentak akibat suara yang ditimbulkan Adam.

"Eh Mas," katanya tersenyum kikuk. Adam hanya mampu mengangguk sembari mengikuti arah pandang Sofia tadi. Rupanya disana ada Bunga yang seperti biasa sudah ke dapur pagi-pagi jika dia berada dirumah itu. "Kamu dipanggil sama Mama, katanya ada yang mau dibicarakan." Sofia lalu permisi pergi dari sana sementara Adam menghampiri Bunga.

"Morning, sudah siap ya shalat nya? Aku sudah buat sarapan, kamu tunggu di meja makan saja ya." Adam tiba-tiba mengambil lengan Bunga yang terkejut karena sentuhan tiba-tiba Adam. "Mama Maryam meminta aku membawa Sofia untuk berlibur setelah kita kembali dari Bintan." Bunga ingin marah namun dia menahan emosinya karena sadar dirumah ini masih ada tante Maryam. "Kamu pikirkan saja sendiri." Akhirnya hanya itu yang bisa dikatakan Bunga lalu dia pergi meninggalkan dapur. Adam hanya mampu menarik napas nya kasar, dia juga tidak ingin pergi namun alasan apa yang mampu dia katakan. Sofia tiba-tiba datang bersama Mama nya yang sudah rapi.

"Loh Ma, mama sudah mau balik ke Bandung?" Maryam mengangguk lalu Adam mencium tangan ibu mertua nya itu. "Bunga mana?" Tanya Maryam yang melihat ke sekitar rumah. "Oh tadi pergi ke kamar Ma, biar saya panggilkan."

"Tidak usah Mas. Biar aku saja yang panggil Bunga." Sofia permisi ingin memanggil Bunga. Ketukan pertama di pintu kamar langsung dibuka Bunga yang sudah terlihat rapid dan segar. "Bunga Mama cari kamu. Mau pamit balik ke Bandung." Bunga mengangguk dan langsung keluar dari kamarnya. Dia berjalan penuh percaya diri mendekat kearah Adam dan Maryam. "Tante, kenapa buru-buru sekali mau balik ke Bandung." Sapa Bunga ramah.

Maryam memeluk tubuh Bunga dan didalam hatinya dia berdoa semoga saja pikirannya tentang Bunga tidak benar. Ya, Maryam menerka kalau Adam masih mencintai Bunga begitu juga sebaliknya. Namun melihat betapa baik dan ramahnya Bunga Maryam menjadi merasa bersalah.

"Tante ada apa?" Bunga heran karena Maryam memeluknya erat sekali. "Tidak ada apa-apa. Tante hanya mendoakan semoga kamu selalu bahagia." Bunga tersenyum kikuk, andai Maryam tahu kalau kebahagiaan yang masih sangat diinginkan Bunga adalah membina rumah tangga bersama Adam dan tentu saja tidak ada Sofia didalamnya.

"Terimakasih tante, kapan-kapan Bunga ke Bandung bolehkan Bunga mampir." Interaksi Bunga dan Maryam tidak terlihat janggal dimata siapapun yang melihat mereka, karena memang itulah diri Bunga.

Bunga mengantarkan Maryam sampai ke mobil nya yang sudah menunggu. "Hati-hati ya Tante." Mereka semua melambaikan tangan saat mobil yang membawa Maryam pergi. Bunga berjalan masuk begitu saja kedalam rumah tanpa mau melihat Adam maupun Sofia. Dia mengambil sepotong roti yang sudah dia siapkan untuk sarapan tadi lalu kembali masuk kedalam kamar diikuti Adam dari belakang namun tangan Adam di tahan Sofia. "Aku yang akan panggilkan Bunga jika Mas mau berbicara dengannya." Adam tidak menghiraukan dia menepis tangan Sofia ingin menyusul Bunga. Namun Bunga sudah lebih dulu keluar kamar dengan membawa koper serta jaket ditangannya. "Kalian kenapa menatap ku seperti itu," tanya Bunga heran karena Adam dan Sofia melihat dirinya aneh.

"Kamu mau kemana dengan membawa koper itu?" Adam mengambil koper yang dipegang Bunga membuat wanita itu tertawa. "Aku hanya menyiapkannya didekat pintu. Bukankah sebentar lagi kita akan ke Bandara?" Bunga tertawa lalu mencium pipi Adam gemas, dia melupakan kehadiran Sofia didepan mereka.  "Hahahaha....kamu lucu sayang." Bunga gemas dengan sikap protektif Adam. "Kamu takut kehilanganku hem..., dan juga takut aku marah." Bunga masih bergelayut manja dilengan Adam memberikan nyeri di hati Sofia.

Dia memilih pergi dari sana, berdoa dalam hati semoga Adam bisa melihatnya sebagai seorang istri. Kenapa harus Papa__nya menjodohkan dia dengan Adam.

Langkah Sofia menaiki tangga terhenti saat Adam memanggil namanya. "Sofia,"

"Ya Mas," jawab Sofia sedikit gugup karena mendengar Adam memanggilnya. "Cepatlah bersiap. Kita akan pergi setengah jam lagi." Sofia mengangguk dan bergegas menuju kamarnya meninggalkan Bunga dan Adam yang masih terus bercengkrama.

"Kau tidak marah aku pergi dengan Sofia nanti?" Bunga menggelengkan kepala nya. "Aku sudah pikirkan tadi, dan aku rasa tidak ada masalah. Jika kau mencintaiku kau pasti memegang janji mu. Dan kau tidak akan bisa tenang menghabiskan waktu dengan wanita wasiat mu itu." Bunga mengecup bibir Adam yang dilihat Sofia. Dia menjatuhkan tas tangannya saat melihat itu.

"Astagfirullah Mas. Apa yang kalian lakukan?" Sofia terlihat bergetar. Adam menggaruk tengkuk nya merasa malu dan bersalah.

"Bodoh ! Ya berciuman lah. Apa kau mengharapkan kami melakukan lebih?" Bunga menatap sinis Sofia yang mengganggu nya serta Adam. "Kenapa kamu melakukannya?"

"Karena aku mencintai nya, dan dia kekasihku. Pu_as?" Bunga mendekati Sofia dan siap menyembur Sofia pengganggu hidupnya. "Tapi Bunga itu tidak boleh kalian belum terikat akan hubungan yang sah. Tau kah kamu kalau itu dosa." Bunga mendengus lalu berbalik arah. Dia duduk di sofa sebelah Adam. "Mas," panggil Sofia, dan Adam terlihat menunduk lalu meminta maaf. "Maaf kan aku Sofia. Aku tahu aku menyakiti kamu."

"Mas, ini bukan  hanya tentang menyakiti aku. Tapi kamu berbuat dosa Mas." Bunga yang malas mendengar omelan itu berdiri lalu mengambil jaket serta koper nya tadi.

"Bunga kamu mau kemana?"

"Aku pergi ke Bandara saja lebih dulu. Kalian lanjutkan saja pertengkarannya. Bye sayang," Bunga mengecup pipi Adam.

"Kau puas!!" ujar Adam kepada Sofia seolah dia marah karena Bunga pergi.

Adam melewati tubuh Sofia yang masih mematung di batas anak tangga. Sofia bertanya-tanya, sudah sampai mana batas Adam dan Bunga berpacaran. Apakah mereka pernah melakukan dosa lainnya? Atau semalam Adam tidak kembali karena mereka tidur bersama. Sofia memilih ber' istighfar, lutut nya lemas melihat apa yang suami nya lakukan.

Dia harus bertanya pada Adam apa yang sudah mereka lakukan sebenarnya. Hati Sofia tidak tenang saat ini.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status