Share

Part 7

Treasur Bay menjadi tempat tujuan menginap Adam, Bunga dan Sofia. Bunga sudah meresvasi dua kamar dan karena Sofia ikut itu artinya Sofia satu kamar dengan suami nya. Itu bukanlah hal yang di khawatirkan Bunga, dia percaya kalau Adam hanya akan menyentuhnya. Lagi pula ini adalah kebetulan yang menguntungkan bagi Bunga karena Sofia akan melihat kalau Adam tidak akan berpaling dari nya. Lantas apa yang ingin Sofia pertahankan.

"Kenapa kamu tidak memesan tiga kamar Bunga?" Tanya Adam tak mengerti.

"Untuk Apa? Hem..biar ku tebak. Kau bingung akan tidur di kamar mana?" Bunga tertawa kecil dan berjalan terus menuju arah kamar mereka. Sofia hanya diam dia menarik napas saat Adam memberikannya kunci kamar.

"Mas aku istri kamu, apa kamu meninggalkan ku dan sekamar dengan Bunga? Aku tidak marah kamu mencintainya dan dia mencintai kamu, tapi tolong ingat larangan Allah Mas."

Bunga berhenti berjalan dia membalik tubuhnya dan mendekati Sofia. Dia mengambil kunci di tangan Sofia dan tersenyum tanpa Sofia tahu maksudnya. "Biar aku saja yang satu kamar dengan Bunga, atau aku pesan kamar ku sendiri."

"Sofia berhenti", kata Bunga dia memberikan kunci yang dia pegang itu kepada Adam. "Aku tidak masalah kalian satu kamar. Kamu tenang saja." Sofia berhenti dia menatap lagi kepergian Bunga yang meninggalkannya dan Adam didepan pintu lift.

Saat memasuki kamar hotel Adam meletakan koper nya begitu saja di depan lemari, sementara Sofia membuka tirai kamar. Dia melihat pemandangan yang sangat indah didepannya. Suara Adam membuatnya tertarik kembali melihat suami nya yang sedang menelpon Bunga. B

"Baiklah kita makan malam bersama nanti, kau istirahatlah. Love you," ucap Adam yang menggetarkan hati Sofia. Dia berpikir kapan Adam akan mengatakan hal itu padanya, apakah keinginan nya kan menjadi kenyataan.

"Sofia aku ngin bertanya sesuatu."

"Apa Mas?" Sofia mendekati Adam dengan duduk disebelah Adam di atas tempat tidur itu.

"Apa kau serius tentang mengijinkan ku menikahi Bunga?" Sofia hanya bisa mengangguk dan tersenyum lembut. Pernikhannya belum sampai seminggu dan suami nya itu sudah minta ijin menikahi wanita lain. "Jika kau memang serius mengijinkan ku, maka aku akan membujuk Bunga agar mau menjadi istri ke dua ku."

"Jika dia tidak mau apa Mas akan menceraikan ku?" Adam terdiam cukup lama, dia menunduk memejamkan matanya mengingat janji dirinya kepada Papa nya sendiri.

"Adam mau kah kamu menepati janji Papa kepada teman Papa?"

"Ya Pa, Adam akan menepati janji Papa."

"Papa mohon nikahi Sofia, dia anak teman Papa. Teman yang membantu Papa selama ini, sebelum dia meninggal dia meminta Papa untuk menikahkan kamu dengan putri nya. Sofia adalah wanita yang baik__,"

"Pa tapi Bunga juga wanita yang baik. Jadi ini alasan Papa bersikap dingin dengannya satu tahun ini."

"Maaf kan Papa Adam. Tapi Papa mohon tepati janji Papa itu. Kau bisa belajar mecintai Sofia saat kalian menikah nanti."

"Lalu bagaimana dengan Bunga Pa? Papa tahu kami sudah merencanakan pernikahan kami."

"Lepaskan dia Adam, dan sampaikan maaf Papa pada Bunga. Maaf karena Papa menyakiti kalian berdua. Tapi Papa mohon menikah lah dengan Sofia. Jangan tinggalkan dia nak, bahagiakan dia. Karena Papa berhutang sebagian besar perusahaan kita kepada Ayah nya. Permintaan Ayah nya hanya agar kamu menikahi anak nya dan membahagiakan Sofia."

Sofia menyentuh lengan Adam saat Adam menceritakan semua nya pada Sofia. "Setelah Papa memberitahu ku hal itu Papa meninggal dan aku berjanji di depan tubuhnya untuk mewujudkan apa yang dia mau."

"Maafkan aku Sofia, nyata nya aku tidak berhasil membuat mu bahagia. Aku menepati janji ku pada Ayah ku, tapi aku tidak menepati janji ku kepada Bunga. Minggu sore itu aku berjanji pada Bunga untuk menemui nya di percetakan tempat kami akan membuat undangan pernikahan tapi aku tidak datang. Aku menelponnya dan mengatakan semua yang dikatakan Papa padaku, aku juga mengatakan kalau Papa sudah meninggal dan Bunga hanya diam sampai dia mematikan sambungan telpon ku."

"Saat pemakaman Papa dia tidak ada. Bunga datang setelah kami semua pergi dari makam. Saat itu aku melihat mobilnya didepan pemakaman dan aku kembali ke makam Papa ternyata Bunga disana, dia menangis juga meminta maaf karena andai dia tahu lebih awal masalah ini dia tidak akan mau bersama ku. Aku merasa sudah sangat menyakitinya, hingga aku tidak mampu mendekat." Sofia mengusap bahu Adam dia perlahan memberanikan diri menyentuh wajah suami nya itu, menangkup wajah yang terlihat sangat menderita itu.

"Kamu bisa menepati janji mu kepada Bunga Mas, nikahi lah dia. Aku rela kamu menikah lagi Mas, tapi aku berharap kelak kamu bisa memberikan sedikit saja hati kamu kepada ku. Karena sesungguhnya cinta dan rasa sayang suami adalah bibit surga dirumah tangga yang akan kita jalani Mas."

"Terimakasih Sofia, aku benar-benar sangat berterimaksih. Aku berjanji akan bersikap adil kelaknya. Kau tahu Bunga adalah wanita yang keras, aku akan sangat kesulitan untuk membujuknya untuk menikah dengan ku, jadi aku mohon kamu bisa memaafkan jika aku berdekatan dengannya." Sofia mengangguk dia melihat teduh wajah Adam dan pria itu memeluknya, sentuhan pertama dari Adam untuknya.

"Aku mau ke pantai apa kau mau ikut ?" Ajak Adam pada nya dan Sofia mengangguk. "Bisakah kamu ceritakan seperti apa Bunga Mas dan hubungan kalian?"

Adam tersenyum dan dia mengangguk, sambil berjalan menuju pantai Adam menceritkan sosok Bunga dan hubungannya dengan kekasihnya itu.

"Aku dan Bunga sebenarnya sudah kenal sangat lama. Kami satu kampus dulu di Universitas Indonesia dia jurusan ekonomi dan aku juga. Dia wanita yang cantik dan pintar, dia kuliah disana murni karena kejeniusannya. Bunga tinggal di panti asuhan, dia juga membantu pemilik panti untuk mengurus panti serta adik-adik panti nya. Banyak Pria yang mendekati dia namun Bunga hanya tersenyum dan berlalu meninggalkan semua Pria itu, membuat aku yang diam-diam menyukai nya saat itu semakin jatuh dalam pesona nya. Namun aku yakin nasib ku akan sama dengan pria lainnya, jadi aku memutuskan untuk menyimpan perasaan itu."

"Waw, berarti kamu adalah pacar pertama Bunga?" Adam mengangguk dia masih tersenyum dan Sofia tahu itu karena Bunga.

"Saat lulus aku bekerja di perusahaan teman Papa di Inggris sesuai kemauan Papa sebelum aku bergabung dengan Perusahaan nya. Sementara Bunga bekerja di perusahaan Papa, dia menjadi orang kepercayaan Papa di bidang marketing. Semua pemilik saham lalu setuju mengangkat Bunga menjadi head Manager Marketing kami. Posisi yang membuat Bunga gila bekerja dan kamu tahu uang nya untuk apa? Uang nya dia pakai mambangun panti asuhan tempat dimana dia tinggal. Selang dua tahun aku kembali, dan disana lah semua bermulai kami awalnya menjadi teman lama yang bertemu kembali lalu berteman dekat hingga malam dimana aku menyatakan cinta ku."

Semua cerita yang dikatakan Adam begitu indah, Bunga benar-benar sosok wanita yang luar biasa dimata Adam, membuat Sofia ingin berteman dengan Bunga. "Lalu kalian berpacaran?" Adam menggelengkan kepalanya lalu duduk diatas pasir putih yang terbentang. "No, Bunga menolak ku. Dia mengatakan dia tidak pantas menjadi kekasih dari seorang pewaris perusahaan. Karena dia hanyalah wanita biasa dan seorang yatim piatu. Tapi aku tidak putus asa, selama enam bulan aku terus mendekati nya dan menyakinkan dia kalau Papa dan Mama tidak mempermasalahkan status social nya. Hingga aku meminta Mama berbicara pada nya di telpon, meminta dia menjadi kekasihku karena aku mogok makan sudah hampir empat hari. Bunga panik dia datang kerumah malam itu juga, dan cinta ku dia terima."

"Tapi aku meyakiti nya." Adam melihat sosok Bunga yang ternyata ada di pantai itu juga, Bunga terlihat sedang bermain dengan dua anak perempuan dan laki-laki. Mereka membangun istana pasir bersama, tawa Bunga membuat Adam tertarik untuk mendekat. Sofia melihat pergerakan Adam lalu meyadari Bunga ada di sebelah kanan mereka bermain dengan dua anak-anak tanpa menyadari kehadiran mereka yang baru tiba.

Bunga memeluk tubuh Adam saat pria itu mendekat lalu Sofia kembali tersisih akan kehadiran Bunga. Sepertinya dia memang akan selalu menjadi orang ketiga meski posisi nya adalah istri sah Adam. Tapi sepertinya Adam tidak melupakannya, lambaian tangan Adam memanggil dia untuk bergabung bermain bersama disana. Lalu senyum Bunga membuatnya yakin untuk melangkah kan kaki mendekat.

Biarlah jika Adam saat ini menganggap dia adalah temannya, dengan begitu Sofia bisa terus mengingatkan Adam kalau dia ada.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status