Share

Part 8

Hanya wajah mu yang terukir didalam hatiku, abadi dan tak kan pernah terganti..

Hanya kau lah cinta dalam hidup ku...

Meski pun langit tlah memisahkan cinta kita...

Aku kan selalu untuk mu...

Cinta mu akan selalu bersemi di hidup ku...

Adam menatap teduh wajah Bunga yang bermain gitar malam itu di tepi pantai dengan bernyanyi lagu yang sangat di sukai Bunga. Ya, lagu yang Bunga nyanyikan adalah lagu favorit Bunga setelah lagu penomenal 'yo te amo' .

Wajah Bunga semakin bersinar saat bulan menyinarinya.

Adam tidak sadar saat disebelahnya ada Sofia yang juga menatap Bunga, mereka bertiga duduk di pasir putih pantai malam itu ditemani beberapa makanan yang dipesan Adam pada pihak hotel. "Suara kamu bagus," Sofia bertepuk tangan membuat Adam terkejut. "Maaf Mas tidak bermaksud mengejutkan." Adam hanya mengangguk dan kembali melihat Bunga yang tersenyum.

"Apa kalian pernah berpikir kenapa kita bertiga di pertemukan?" Pertanyaan Bunga membuat Sofia tersenyum karena Bunga tidak lagi sinis kepadanya. "Mungkin Allah punya maksud yang sangat indah dibalik ini semua."

"Kau berbicara sangat lembut Sofia. Membuat ku jadi ragu untuk benar-benar menyakiti mu." Bunga tersenyum lalu menatap gelap nya langit. "Bisakah kita seperti dulu Adam." Adam terdiam terasa sunyi begitu juga Sofia yang merasakan dingin menyapa tubuhnya. "Aku ingin kamu tetap milik ku, tapi dengan menyakiti istri mu aku merasa aku bukan diriku. Bisakah aku meminta Sofia melepaskan mu? Tentu dia tidak mau. Lalu apakah aku yang pergi?"

"No!" Jawab Adam dengan keyakinan. Dan senyum tipis Bunga terlihat. "Lalu aku harus apa?"

"Menikah denganku. Sofia setuju jika aku menikahi mu," Bunga menggelengkan kepala nya kuat. "Aku tidak akan mampu melihat hati mu terbagi. Melihat kelak kau mengecup kening nya. Aku tidak sanggup." Adam menggenggam tangan Bunga namun Sofia menyentuh lengannya. Adam melepaskan sentuhannya membuat Bunga kembali tersenyum setipis benang. "Aku rasa aku ingin berlari Adam, dan membawa semua kisah kita." Bunga berdiri dari duduk nya tadi. Dengan membawa gitar yang dia pinjam. Bunga mengakhiri malam yang kembali dia lalui bersama Adam dan Sofia.

"Bunga," panggil Adam namun Bunga hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang. "Jangan lupa besok kita meeting jam delapan pagi di restoran atas hotel ini." Adam hanya mampu menunduk saat Bunga pergi tanpa mau melihat kearahnya. "Apa dia akan pergi dari hidup ku Sofia?" Sofia hanya mampu mengusap bahu Adam yang gusar.

Malam ini Bunga terlihat berbeda, dia tidak menebarkan gendrang perang kepada Sofia. Melainkan sisi baru yang dilihat Sofia. Pertanyaan Bunga membuat Sofia kembali berpikir.

"Bisakah aku meminta Sofia melepaskan mu Adam?"

Sofia tertegun saat ombak deras menghantam bibir pantai dan Adam sudah berdiri menunggu nya untuk kembali ke kamar.

Tidak ada yang terjadi di dalam kamar mereka selain Adam yang memilih tidur di sofa dan Sofia di kasur empuk berseprei putih. Sofia masih terus merenung lalu memutuskan untuk mengambil air wudhu.

Dibalik dinding lainnya Bunga mengamuk pada dirinya sendiri. Menangis, berteriak tanpa ada yang tahu. "Bodoh! Aku sengaja membuat wanita itu ikut kesini untuk membuat nya merasakan sakit. Tapi kenapa aku tidak bisa!" Bunga memukul-mukul air dalam bath up . Tangis nya beriringan dengan sakit yang coba dia keluarkan.

"Sofia....," teriaknya geram. "Bisakah dia pergi saja. Pergi dari aku dan Adam." Rengek Bunga pada dirinya sendiri. Bunga memejamkan mata nya menahan semua pikiran egois yang akan dia lakukan. Bisa saja dia malam ini menelpon Adam dan dengan begitu Sofia akan merasa sakit hati karena suami nya bermalam bersama nya. Tapi kembali Bunga berpikir untuk apa dia lakukan semua itu? Adam tidak mau menceraikan Sofia, Sofia juga tidak mau melepaskan Adam lalu untuk apa dia membuat semua skenario jahat itu.

Dia adalah wanita kuat, dan kali ini juga dia harus kuat. Biarlah waktu menjawab semuanya apakah Adam jodoh nya atau bukan, dan biarkan Adam memilih dia atau Sofia. Bunga tidak akan lagi berpikir menyakiti Sofia, tidak akan. Semua itu hanya akan membuat nya jatuh dalam jurang kehancuran.

Perebut suami orang

Dia benci dengan sebutan itu, lantas apa dia seperti itu? Tidak dia bukan perebut Adam. Takdir lah yang merebut Adam dari nya, maka Bunga akan membiarkan takdir bermain dengan Adam dan Sofia.

Bunga keluar dari dalam bath up lalu mengambil bathrobe nya. Bel yang berbunyi menuntut Bunga untuk membuka pintu kamar. Setelah melihat dari lubang kecil kalau tamu nya adalah Adam, Bunga membuka kunci kamar.

"Adam kenapa kau kesini?"

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Adam khawatir dan Bunga tersenyum menenangkan. "Aku tidak apa-apa. Hanya saja aku memikirkan mu." Bunga memang mengatakan yang sebenarnya. Adam memeluknya namun Bunga melepaskan pelukan itu. "Kembalilah ke kamar mu, Sofia akan khawatir kalau kamu akan tidur bersama ku dan cap pelakor akan menodai reputasi ku yang baik ini."

"Tapi kau bukan wanita seperti itu."

"Aku tahu, maka dari itu kembali lah. Aku menyerahkan semua nya padamu, kau bisa membuat pilihan itu sendiri. Bersama ku atau dia. Aku tidak membenci Sofia, aku tidak mampu melakukannya meski aku ingin." Bunga menunduk dan Adam memeluknya. Bunga kembali menolak itu.

"Pergilah, dia menunggu mu."

"Bunga aku akan tetap disini bersama mu."

"No! Dia yang sudah kau nikahi, bukan aku." Bunga mendorong tubuh Adam dengan kuat hingga Adam keluar dari batas pintu dan Bunga menutup pintu kamar nya.

"Aku mencintai mu Bunga," teriak Adam tepat saat pintu tertutup. Adam memukul angin disekitarnya dia terasa terperangkap oleh keadaan. Dia menginginkan Bunga, hanya Bunga.

Tbc...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status