Share

My Boss My Obsession
My Boss My Obsession
Penulis: Mandja

Bab 1

Pagi ini Evelyn terlihat masih bersemangat seperti biasanya. Evelyn merasa puas karena selalu bisa dengan mudah menyelesaikan pekerjaannya. Bos baru Evelyn selalu memberikan pekerjaan yang lebih berat dari Tuan Gerald, ayahnya.

Malvin Gerald, anak dari Tuan Gerald adalah bos muda yang tampan, terkenal perfeksionis dan tidak mudah jatuh cinta. Hampir semua karyawan perempuan membicarakannya, bahkan banyak dari mereka yang sengaja mencari perhatiannya. Namun, tetap hanya kegagalan yang mereka dapat.

Evelyn merupakan sekretaris yang sebelumnya telah bekerja pada Tuan Gerald selama tiga tahun. Selalu bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu. Tuan Gerald tidak pernah meragukan kemampuan Evelyn dan sangat mempercayainya.

"Tuan Malvin, ini ada berkas yang harus anda tanda tangani." Evelyn menyerahkan berkas pada Malvin.

Setelah membaca berkas yang diserahkan oleh sekretarisnya, Malvin menandatanganinya dan kembali memberikannya pada sekretarisnya. Evelyn menunduk dan siap meninggalkan ruangan.

"Tunggu Evelyn." kata Malvin.

"Ya, Tuan."

"Apa malam ini kau ada acara?"

"Tidak, Tuan."

"Kalau begitu, datanglah ke apartemenku, aku mengundangmu untuk makan malam."

"Apa kau sedang merayakan sesuatu, Tuan Malvin?"

"Apa untuk mengundangmu makan malam, memerlukan sebuah perayaan?"

"Ah, tidak, Tuan. Baiklah saya akan datang ke apartemen anda."

"Bersiaplah pukul 7, aku akan menyuruh seseorang menjemputmu."

"Baik, Tuan, saya permisi."

Evelyn keluar dari ruangan bossnya, dalam hati Evelyn tersenyum karena tiba-tiba saja bosnya mengundangnya makan malam.

⭐️⭐️⭐️

Evelyn bersiap diri untuk menghadiri undangan makan malam bosnya, dia menggunakan dress selutut berwarna merah, dengan lengan pendek dan bagian dada sedikit terbuka, membuatnya terlihat lebih santai namun sexy. Supir Malvin yang diperintahkan menjemput Evelyn telah tiba, dan kini mereka menuju apartemen milik Malvin. Sesampainya disana, supir Malvin memberikan sebuah kertas yang berisi pesan dari Malvin. Di dalam kertas itu juga tertera nomor apartemen Malvin beserta kode aksesnya.

Evelyn segera menuju lantai atas dimana letak apartemen Malvin, dengan segera Evelyn menekan tombol kode sesuai dengan yang tertera di kertas. Pintu apartemen Malvin terbuka, Evelyn masuk ke dalam apartemen Malvin.

"Permisi, Tuan Malvin." kata Evelyn setelah melihat Malvin duduk di sebuah sofa terlihat sedang menunggunya.

"Duduklah, aku sudah menunggumu." kata Malvin

Malvin menanggalkan pakaian resminya, saat ini, Malvin mengenakan pakaian santai tanpa mengurasi kesan rapi. Malvin sangat menyukai kerapian. Pria itu tetap terlihat tampan mengenakan apa pun.

Evelyn duduk di sofa berhadapan dengan Malvin. Dia tampak gugup saat Malvin memandanginya begitu intim.

"Apa kau akan terus memandangku seperti itu, Tuan?" tanya Evelyn cukup berani.

"Ah, maaf Evelyn. Kau terlihat sangat cantik." Malvin tersenyum gugup.

"Terima kasih, tapi apa saat di kantor aku tidak terlihat cantik?" Evelyn mencoba bergurau untuk mencairkan suasana. Malvin tersenyum.

"Kau terlihat cantik di mana pun, Evelyn." 

Lalu terdengar keduanya tertawa bersama. Ini adalah kali kedua Malvin berbicara padanya hal diluar pekerjaan. Undangan Malvin untuk makan malam adalah yang pertama. Apalagi, saat ini Malvin sedang memuji kecantikannya.

"Kau bisa memanggilku Malvin, saat kita berada di luar kantor seperti saat ini."

"Okey, Malvin."

"Okey, sebaiknya sekarang kita mulai makan malam." ajak Malvin menuju meja makan.

Kemudian keduanya makan dalam diam. Setelah makan, Malvin mengajak Evelyn untuk duduk di balkon apartementnya. Sungguh pemandangan yang luar biasa indah, gemerlap lampu seluruh kota bisa dengan jelas terlihat dari sini. Evelyn mengagumi pemandangan indah di depannya. Malvin tersenyum melihat Evelyn menikmati pemandangan dari apartemennya.

"Pemandangan disini, indah sekali."

"Kamu menyukainya?"

"Tentu saja semua orang akan menyukainya, ini bisa menenangkan pikiran selepas kerja."

"Kalau begitu, mulai malam ini kamu bisa terus menikmatinya setiap hari."

"Maksud kamu?"

"Minggu ini akan ada proyek besar, sebagai sekretarisku, kamu akan lebih sering lembur dan membutuhkanku. Jadi aku ingin kamu tinggal di sini. Kita akan bekerja bersama."

Evelyn mengangguk mengerti. Ia ingin menolak namun ia juga tahu itu akan percuma, Evelyn tahu Malvin benci penolakan.

⭐️⭐️⭐️

Evelyn akhirnya pindah di apartemen milik Malvin. Dibantu Malvin ia membereskan barang-barangnya. Kini Evelyn sedang berada di dapur untuk menyiapkan makanan, ia merasa lapar karena sejak pagi belum mengisi perutnya.

"Kamu memasak sesuatu?" tanya Malvin begitu sampai di dapur.

"Makanlah, kamu menyukai spagetti, 'kan?" kata Evelyn.

"Dari mana kamu tahu?" 

"Tuan Gerald sangat menyayangimu, Beliau selalu membanggakanmu dan menceritakan semua tentangmu." Evelyn tersenyum.

"Kamu bisa melakukan banyak hal, pantas saja ayahku mempertahankanmu." Malvin ikut tersenyum.

Kini Malvin tahu, mengapa ayahnya selalu bercerita membanggakan sekretarisnya itu, karena memang benar Evelyn pantas dibanggakan.

Sejak kemarin Malvin semakin sering terdengar memuji Evelyn, hal yang belum pernah dilakukan Malvin sebelumnya. Tentu itu membuat Evelyn tersenyum bahagia, jika biasanya di kantor, ia melihat raut muka datar Malvin, kini Evelyn bisa melihat senyum hangat Malvin setiap hari.

Malvin mengajak evelyn untuk berangkat ke kentor bersamanya, Evelyn tidak menolak karna memang Evelyn adalah sekretaris Malvin jadi wajar jika mereka terlihat bersama. Tidak peduli bagaimana anggapan teman-temannya di kantor. 

Setiap hari Malvin dan Evelyn terlihat semakin dekat, mereka datang dan pulang kantor bersama, namun, mereka tetap profesional. Saat lembur, Evelyn kerjakan di apartemen Malvin seperti yang telah mereka rencakan sebelumnya.

"Istirahatlah, kau terlihat lelah. Besok kau harus siap untuk presentasi proyek kita, jadi jangan terlalu lelah." ucap Malvin

"Baiklah, semua sudah beres. Kau juga harus istirahat." Evelyn tersenyum.

Mereka masuk di kamar masing-masing dan bersiap untuk mengistirahatkan tubuh mereka. Besok adalah waktunya untuk memenangkan sebuah proyek besar. Dan mungkin saja besok adalah waktu terakhir Evelyn tinggal di apartemen Malvin karna setelah proyek ini selesai, tidak ada alasan lagi untuk Evelyn tetap tinggal di apartemen Malvin.

⭐️⭐️⭐️

"Cheerrrsss ... yeaaahh." 

Riang gemuruh suara teman-teman satu team Evelyn dan Malvin merayakan kemenangan mereka. Tidak sia-sia usaha Evelyn lembur setiap malam untuk memenangkan proyek besar ini, akhirnya berhasil. Mereka berkumpul di sebuah bar dan memesan minuman, malam ini mereka akan bersenang-senang.

Malam semakin larut, kepala Evelyn sudah mulai berkunang-kunang dan pusing, dari mulutnya terdengar rancauan yang tak jelas. Malvin juga merasakan hal yang sama, kepalanya sudah berat namun ia masih bisa menguasai dirinya.

"Kenapa kamu minum banyak? Kamu tidak kuat minum." kata Malvin seraya membantu Evelyn berjalan.

"Ssstttt," Evelyn menempelkan jari telunjuknya pada bibir Malvin, "kamu diamlah bos, kamu tidak mengerti apapun jadi sebaiknya kamu diam bos." kata Evelyn meracau.

Evelyn berjalan terhuyung, Malvin bersaha membantunya dengan menahan sakit kepalanya. Tapi Evelyn menepis tangan Malvin.

"Diamlah, aku akan membantumu berjalan." kata Malvin.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Love
can't this be in English
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status