Share

Bab 4

Malvin tersenyum melihat ekspresi Evelyn dari ruangannya, ia semakin tertawa membaca chat balasan dari Evelyn. 

Di toilet, Evelyn bertemu Jeni. Melihat muka Evelyn yang ditekuk membuat Jeni pemasaran dan bertanya.

"Kamu kenapa ?" tanya Jeni.

"Kenapa apanya ?" jawab Evelyn sambil bercermin.

"Muka kamu ditekuk gitu." 

Evelyn hanya diam membenahi make upnya.

"Aku mau keluar dulu." kata Evelyn.

"Kemana ?"

Evelyn tidak menjawab ucapan Jenifer dan langsung melengang pergi. Evelyn keluar dari kantornya dan berjalan kaki mencari cafe untuk merilekskan pikirannya sejenak.

Disaat masih jam kantor begini,  tidak seharusnya Evelyn keluar untuk bersantai, karna sebenarnya pekerjaanya masih banyak menunggu untuk diselesaikan.

Evelyn yang giat dan cekatan akan meninggalkan pekerjaannya saat pikirannya kacau, ia tidak ingin membuat kesalahan dengan cara tetap bekerja sedangkan pikirannya tidak bisa fokus pada pekerjaan.

Di kantor, Malvin menunggu Evelyn kembali, sudah 30 menit sejak Evelyn beranjak dari tempat duduknya, ia tidak melihat Evelyn lagi. Malvin mencoba menghubunginya namun ponsel itu hanya berdering.

Malvin beranjak keluar dari ruangannya menuju meja Evelyn, dilihatnya ponsel Evelyn tergeletak begitu saja di meja. Ia tak membawa ponselnya. Malvin mengedarkan pandangannya, di carinya Evelyn di sekeliling kantor tapi tidak di temukannya.

"Jenifer." panggil Malvin.

"Ya boss." kata Jeni mendekat pada bossnya.

"Apa kau melihat Evelyn ?"

"Tidak boss, tapi tadi Evelyn mengatakan akan keluar." kata Jeni.

"Baiklah terima kasih." Malvin segera keluar gedung kantornya untuk mencari Evelyn.

⭐️⭐️⭐️

Tidak jauh dari kantornya, Evelyn masuk ke sebuah cafe yang tidak terlalu ramai, ia memutuskan untuk duduk di meja ujung dekat jendela.

Ia memesan coffe latte, namun saat akan membayar pesanannya, Evelyn mencari tasnya.

' astaga, aku tidak membawa apapun ' batinnya seraya menepuk dahinya.

"Kak, maaf aku ..." 

"Biar aku yang membayarnya, coffe lattenya juga satu ya mas." Malvin memutus ucapan Evelyn.

Evelyn terkejut dan sontak melihat ke belakangnya.

"Tu-tuan Malvin." ucapnya terbata.

"Kenapa kau menghilang saat jam kerja ?" tanya Malvin.

Seketika Evelyn teringat, ia pergi keluar kantor karna moodnya memburuk berkat pria dihadapannya ini.

"Maaf tuan." hanya itu yang keluar dari mulut Evelyn dan segera berlalu untuk kembali duduk di kursinya tadi.

Malvin mengekori Evelyn di belakangnya, lalu duduk di hadapan wanita itu. Malvin menatap Evelyn yang memandang keluar jendela.

"Kamu tidak ingin kembali ke kantor ?" tanya Malvin setelah 10 menit mereka hanya diam.

"Nanti setelah moodku membaik." jawab Evelyn dingin.

"Kamu tidak takut dipecat oleh bossmu ?"

"Jadi kamu akan memecatku boss ? Kamu yang membuat moodku menjadi buruk !" kata Evelyn kesal.

Malvin tertawa mendengar penyataan Evelyn.

"Apa aku melakukan kesalahan ?" tanya Malvin yang membuat Evelyn semakin kesal.

"Kamu kembali saja ke kantor, dan bermesraan dengan wanita yang sejak tadi bergelayut manja di tanganmu."

Malvin semakin tertawa "Jadi kamu cemburu ?"

Evelyn hanya meliriknya kemudian menyesap kopinya.

"Mana mungkin aku cemburu, aku hanya tidak suka kamu membiarkannya."

"Dia Marina, anak dari rekan bisnis papa." kata Malvin menjelaskan.

Ia menunggu respon dari Evelyn yang masih belum mau melihatnya.

"Lalu ?" kata Evelyn tanpa menoleh.

"Dia ke kantor karna disuruh oleh papa."

"Untuk apa ?" tanya Evelyn tanpa menoleh.

"Dia akan bekerja di kantor kita."

"Apa ?" hampir saja Evelyn tersedak mendengar penjelasan Malvin.

Bagaimana nanti ia akan bekerja jika ada seseorang yang membuat moodnya buruk, sedangkan kesan pertama saja sudah seperti ini, gadis bernama Marina itu dengan berani menempel dan bergelanyut manja pada Malvinnya.

Tapi mungkin saja Marina seperti itu karna tidak tahu jika Malvin adalah miliknya, Malvin sudah mempunyai kekasih, pikir Evelyn.

"Jangan khawatir ...." Malvin menggenggam tangan Evelyn, seolah mengerti apa yang ada di pikiran wanita itu.

"Apa kamu menyukai dia menempel padamu seperti itu ?" sinis Evelyn.

"Tenang saja, aku tidak akan tertarik padanya ... apa kamu berpikir aku mudah jatuh cinta ?"

"Tetap saja, tingkah lakunya membuatku sungguh tidak nyaman."

⭐️⭐️⭐️⭐️

Sudah dua hari Marina bekerja di perusahaan Malvin, sudah dua hari juga Evelyn mendiamkan Malvin. Ia sengaja melakukannya agar Malvin tahu, ia tidak menyukai sikap Marina.

Sikap Malvin yang tetap acuh membuat Evelyn percaya, Malvin tidak akan dengan mudah tertarik pada Marina meski nyatanya Marina gadis yang sexy, cantik dan sangat agresif. Namun justru sikapnya yang acuh membiarkan Marina terus bermanja - manja membuat Evelyn muak. Ini adalah kantor bukan tempat umum yang bisa dengan bebas melakukan apa saja, pikir Evelyn.

Sebenarnya Marina bukan benar - benar bekerja untuk Malvin, ia hanya belajar karna ia adalah putri satu - satunya perusahaan hans corp. yang nantinya akan melanjutkan perusahaan besar yang bekerja sama dengan perusahaan Malvin.

Trrttr ... Ttrrrtt ... Ttrrrtt ....

Suara dering pesan di ponsel Evelyn mengagetkan lamunannya. Evelyn mengambil ponselnya yang membuka pesan masuk.

"Berikan aku waktumu, jangan lembur lagi, hari ini kita pulang bersama." 

Pesan dari Malvin, Evelyn tersenyum. Selama dua hari ini Evelyn memang beralasan lembur untuk menghindari Malvin.

"Aku sudah memberikan semua waktu dan tenagaku untukmu dan perusahaanmu tuan Malvin."

Malvin menghembuskan nafas kasar membaca balasan yang ia terima dari Evelyn. Ia tidak tahu harus bagaimana bersikap, ia sangat mencintai wanitanya itu, namun ia juga tidak tahu bagaimana menyikapi sikap manja Marina.

Seperti saat ini, Marina meminta Malvin menemaninya makan siang di kantin perusahaan. Marina sengaja melakukan itu untuk menunjukkan kedekatannya dengan pemilik perusahaan pada semua karyawannya.

Marina tengah menyuapi Malvin saat Evelyn datang untuk makan siang di kantin bersama dengan Jenifer.

"Sudahlah Marina, makanlah sendiri makananmu, aku disini hanya untuk menemanimu, bukan untuk meminta makananmu." ketus Malvin pada Marina.

"Aku ingin berbagi makananku denganmu." balas Marina dengan suara manjanya.

Evelyn semakin jengah melihatnya, kemudian ia pergi meninggalkan kantin perusahaan, jeni yang juga melihat kejadian itu berteriak memanggil Evelyn yang pergi meninggalkannya.

Malvin yang sedari tadi menunduk mendengar seseorang memanggil nama Evelyn sontak mengangkat pandangannya, ia sadar Evelyn melihat apa yang baru saja Marina lakukan padanya.

"Ahhh ... sial !" Malvin mengumpat marah.

Tanpa mempedulikan Marina lagi, Malvin keluar kantin meninggalkan Marina yang terus berteriak memanggil namanya.

⭐️⭐️⭐️⭐️

Malvin menggenggam tangan Evelyn dengan sedikit menariknya untuk segera pulang bersamanya. Evelyn yang tahu Malvin tidak akan menerima penolakannya akhirnya memilih pasrah mengikuti Malvin.

Selama dalam perjalanan mereka berdua hanya diam, Malvin fokus pada jalanan didepannya sedangkan Evelyn menatap kosong keluar jendela.

Ketika sampai di apartemen Malvin, ia kembali menggenggam tangan Evelyn seolah - olah Evelyn akan lari jika ia tidak memegang  tangannya.

Setelah Malvin masuk ke apartemennya, ia langsung menuju kamarnya dengan tetap memegang tangan Evelyn, menutup pintunya dan mendorong Evelyn pada belakang pintu yang tertutup.

Tanpa aba - aba dan tanpa mengatakan apapun Malvin mencium bibir Evelyn penuh amarah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status