Share

Bab 5

Malvin menatap Evelyn tajam setelah pria itu menciumnya dengan sedikit kasar. Evelyn membalas tatapan Malvin tanpa mengatakan apapun.

"kenapa kamu mendiamkan aku ?" tanya Malvin lembut.

Evelyn hanya tetap diam dan terus menatap Malvin.

"kenapa kamu menghindariku ?" tanya Malvin lagi masih dengan lembut.

"perlukah aku menjawab pertanyaanmu ? Kenapa kamu tidak menanyakan itu pada hatimu?" jawab Evelyn tak kalah lembut.

"apa maksudmu ?" Malvin mulai kembali tersulut emosi, ia merindukan Evelyn, merindukan kehangatannya. Namun wanita itu seperti selalu sengaja menghindarinya.

"aku lelah, aku ingin istirahat" Evelyn sedikit mendorong Malvin mundur, lalu membuka pintu dan meninggalkan Malvin yang masih termangu.

"sial !" umpat Malvin sedikit berteriak.

Sebenarnya ia tahu, Evelyn tengah cemburu dengan sikap Marina yang selalu berusaha terlihat mesra dengan Malvin. Namun ia ingin wanitanya itu mengatakan padanya sehingga ia bisa meminta maaf padanya. Tapi sepertinya itu hal yang sulit.

Malvin berlari mengejar Evelyn yang sudah masuk ke dalam kamarnya, ia membuka hendel pintu kamar Evelyn dan menggeser daun pintunya.

Malvin melihat Evelyn duduk di sebelah ranjangnya, duduk dengan melipat kakinya dan menyembunyikan wajahnya di sela - sela kakinya, terdengar isakan tangis wanitanya itu. Evelyn tidak menyangka, baru beberapa minggu menjalin hubungan dengan bossnya, ia sudah merasakan hal ini.

Ia lalu mendekat dan duduk disebelahnya, menarik tubuh Evelyn untuk ia peluk. Malvin memeluk Evelyn yang semakin menangis. Diusapnya punggung wanita cantik itu.

"kamu milikku Malvin, dan aku milikmu ... kenapa kamu mencari kesenangan dengan wanita lain ?" kata Evelyn menyayat hati Malvin.

"aku tidak mencari kesenangan dengan wanita itu, aku hanya tidak tahu harus berbuat apa" ucap Malvin mengelak.

"kamu hanya perlu menolaknya"

"aku sudah mencobanya, tapi apa kamu tahu ? Dia sangat agresif ...  dan ia juga mengancamku untuk melaporkannya pada papanya"

"jadi kamu takut dengan ancamannya ?"

"tidak ... bukan begitu, aku tidak ingin ribut masalah sepele dengan ayahku"

"ck !" Evelyn mendengus.

"aku mohon Ve, mengertilah ...."

"baiklah ...." jawab Evelyn dengan menghembuskan nafasnya beras dan  beranjak dari duduknya.

"aku akan memaafkanmu dengan syarat"

Malvin mengerutkan dahinya

"biarkan orang lain tahu tentang kita ... apa kau keberatan ?"

"tentu tidak, kamu boleh melakukan apapun"

Malvin mengecup puncak kepala kekasihnya, ia berharap wanita itu tidak lagi mendiamkannya.

"aku lapar, aku ingin spagetti masakan kamu" kata Malvin.

Evelyn mengangguk lalu berdiri "akan aku buatkan untukmu, bersihkan tubuhmu dulu lalu kita makan malam"

⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

Malvin menatap lapar spagetti didepannya. Tanpa menunggu lagi, ia memakan spagetti buatan Evelyn.

"rasanya enak seperti biasanya, dua hari tidak makan masakanmu, rasanya aku rindu"

Evelyn mencebikkan bibirnya, "nikmati makananmu, aku akan membersihkan tubuhku"

Evelyn pergi ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah 35 menit Evelyn selesai, dengan menggunakan dress santai motif bunga dan panjang selutut ia keluar kamar dan mendapati dua orang sedang duduk di ruang tamu Malvin.

Evelyn tahu siapa gadis yang duduk di seberang Malvin tengah memandang kekasihnya itu dengan tatapan tajam. Gadis itu adalah Marina, wanita yang membuatnya mengabaikan Malvin dua hari kemarin.

"rupanya, kita kedatangan tamu" kata Evelyn mendekati ruang tamu Malvin.

Sontak keduanya menoleh ke arah Evelyn.

"kamu ... apa yang kamu lakukan disini ?" tanya Marina.

Evelyn tersenyum "aku ? Seharusnya aku yang bertanya, untuk apa kamu kesini ... tidak cukupkah kamu menggoda kekasihku di kantor ?"

"apa ?" kata Marina terkejut.

"kamu terkejut ? Sekarang kamu tahu, Malvin adalah kekasihku ... jadi bisakah kamu tidak menggodanya ?" kata Evelyn mendekat pada Malvin.

"bukannya kamu adalah sekertaris Malvin ? Apa kamu sedang menggoda bossmu ?" tanya Marina ketus.

"Malvin memang bossku saat dikantor, tapi disini dia kekasihku" kini Evelyn sudah berdiri tepat disebelah Malvin yang duduk mendengar perdebatan dua perempuan yang sedang membicarakannya.

Lalu tanpa aba - aba Marina menarik kuat rambut panjang Evelyn hingga tubuhnya hampir terjatuh, beruntung dengan sigap Malvin menangkap tubuh Evelyn.

"Marina ! Apa - apaan kamu ?" bentak Malvin

"apa ? Kamu membelanya ? Katakan padaku bahwa semua yang dikatakannya bohong ...." Marina merengek.

"dia tidak bohong, karna aku memang mencintainya, jika tidak kenapa bisa ia berada disini" timpal Malvin.

Marina mendengus dan menghentakkan kakinya lalu pergi begitu saja keluar dari apartemen Malvin.

"kamu baik - baik saja ?" tanya Malvin.

"aku baik - baik saja, hanya terkejut" kata Evelyn.

"apa kamu baik - baik saja ?" tanya Evelyn pada Malvin. Ia yakin Malvin sedang memikirkan bagaimana akan menghadapi ayahnya, karna sudah bisa dipastikan, Marina merengek mengadu pada ayah Malvin.

"iya, aku baik - baik saja ... kamu terlihat begitu cantik memakai baju ini" kata Malvin berusaha mengalihkan pikirannya.

Ia ingat tadi sempat terperangah takjub melihat Evelyn begitu cantik saat keluar dari kamarnya. Tubuh besar dan tinggi namun sexy itu terlihat tetap anggun meski hanya menggunakan dress santai.

Evelyn membalas ucapan Malvin dengan kecupan singkat di bibirnya. "aku makan dulu" kata Evelyn dan beranjak menuju dapur, memakan spagetti buatannya yang sudah dingin.

Setelah menyelesaikan makannya, Evelyn kembali mendekati Malvin yang kini sedang berada di balkon luar. Ia memeluk Malvin dari belakang.

"aku tahu kamu sedang tidak baik - baik saja memikirkan kejadian tadi ... aku minta maaf tapi sungguh aku tidak ingin ada orang lain yang mendekatimu selain aku ...." 

"aku baik - baik saja sayang, aku bisa menangani ini" ucap Malvin berbalik dan mendekap tubuh Evelyn.

"besok lusa kita akan ada acara makan malam dengan rekan kita karna ia sudah bertunangan, mereka mengundang kita" kata Malvin, Evelyn hanya mengangguk mendengarnya.

"aku sudah belikan gaun khusus untukmu" sambungnya.

"terima kasih sayang" 

Tanpa terasa malam semakin larut, Malvin dan Evelyn masih betah berada di balkon luar apartemen Malvin.

"kita istirahat sayang, malam semakin dingin" ajak Malvin dengan membopong tubuh Evelyn.

Evelyn mengalungkan tangannya di leher Malvin, dan membenamkan kepalanya di dada pria itu. Malvin membawa Evelyn ke kamarnya.

"kenapa kamu tidak mengantarkanku ke kamarku ?"

"aku ingin menikmati malam bersamamu" jawab Malvin.

Ia merebahkan tubuh Evelyn di kasur dan menciumnya. Evelyn membalas ciuman itu dan mereka menikmati malam panas mereka.

⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

Esok hari tidak seperti biasanya, dikantor terdengar berisik dengan beberapa karyawan berkumpul dan berbisik - bisik. Jeni berlari mendekati Evelyn dan Malvin.

"ada apa jen ?" tanya Evelyn, sedangkan Malvin terus melanjutkan jalannya menuju ruangannya dengan ekspresi datar.

"kamu jadi perbincangan mereka karna berita ini Ve" kata Jeni menunjukkan ponselnya.

Evelyn melihat ponsel yang ditunjukkan Jeni dan membaca judul berita disana.

"Tinggal serumah : sekretaris menggoda boss muda perusahaan Gerald dengan tubuhnya !" Evelyn terkejut dan menutup mulutnya.

Ia segera berlari menuju ruangan bossnya tanpa mempedulikan banyak pasang mata yang memperhatikan dan membicarakannya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ukhti Habibt
seru tapi harus menggunakan koin, sementara aku tidak paham caranya,dan di sini aku menggunakan Wi-Fi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status