Perfect Husband

Namaku Jocelyn Cele Lington, aku adalah adalah seorang wanita yang sudah menikah. Suamiku Liam Vyle Lington adalah seorang pemilk pabrik anggur dan memiliki beberapa perkebunan anggur warisan keluarga. Kami telah menikah selama dua tahun setelah menjalin hubungan selama setahun. Kami menikah di usiaku yang menginjak dua puluh enam tahun dan Liam yang berusia 29 tahun.

            Suamiku adalah bosku pada saat itu, awalnya memang terasa sulit menjalani hubungan antara atasan dan bawahan  namun seiring berjalannya waktu dia mampu menyakinkanku bahwa dia serius dengan hubungan kami dengan menikahiku dua tahun yang lalu. Suamiku adalah kekasih pertamaku dan juga yang telah menjadi pria terakhirku seperti cerita-cerita dongeng saat aku kecil sang putri akhirnya menemukan pangeran impiaannya.

            Pernikahaan yang telah di lalui selama dua tahun berjalan lancar dan bahagia. Aku berhenti berkerja semenjak kami menikah, ya alasannya adalah suami ku berkata tidak ingin ada orang yang memandang apa yang aku raih selama ini adalah karena aku kekasih seorang bos ataupun istri dari seorang bos. Setelah berpikir cukup panjang akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dan membuka usahaku sendiri yaitu sebuah perusahaan kecil dalam bidang pengiklanan, tentu saja yang menjadi investor utamanya adalah suamiku sendiri. Dia bilang itu sebagai hadiah dan kompensasi karena aku berhenti dari perusahaan.

            Semenjak awal pendirian perusahaan dan sampai berjalan dia selalu ada disampingku, memberikan saran-saran sebagai seorang pengusaha dan memberikan pandangan dalam menjalankan bisnis. Dia banyak membantuku dalam hal internal perusahaan dan juga eksternal perusahaan. Perusahaanku yang awalnya sulit berkembang dengan perlahan mulai tumbuh dan mulai dilirik oleh perusahaan-perusahaan besar untuk menggunakan jasa pengiklan kami.

Pernikahan yang telah berjalan selama du tahun dan akan memasuki usia tiga tahun membuatku semakin bersyukur kepada tuhan karena memberikan seorang yang begitu sempurna untukku. Walaupun kami sudah menikah selama dua tahun lebih tapi kami belum memiliki anak, karena memang liam menunda untuk memilikinya dia bilang dia masih ingin menikmati waktu berdua denganku. Maka aku juga tidak keberatan tentang hal itu walaupun aku sudah cukup lama ingin memiliki anak darinya.

Namun memiliki anak bukan hanya ada dalam satu pihak namun juga harus kedua belah pihak, jika Liam menginginkannya dia akan mengatakannya kepadaku. Walaupun belum memiliki anak hubungan kami sangat hangat dan berjalan dengan baik. Kami jarang berdebat dengan keras karena pada dasarnya kami adalah tipe orang yang tidak suka meributkan hal-hal yang membuat hubungan kami menjadi renggang.

            Kami selalu membicarakan semua dengan baik dan hati-hati oleh sebab itu aku juga

menghormatinya sebagai seorang lelaki dan bukan karena dia suamiku namun karena pemikiran dan dan sebagai patner hidupnya dia memperlakukanku dengan sangat baik. Aku seperti merasakan bagaimana rasanya di istimewakan, menjadi yang terpenting dan selalu dipedulikan olehnya. Dia benar-benar melengkapi hidupku yang monoton selama ini sebelum mengenalnya.

            Liam memang sering berpergian untuk urusan perkerjaanya baik itu ke luar kota atau ke luar negeri. Aku mengetahuinya mengingat aku sendiri adalah mantan sekretarisnya yang mengetahui semua jadwalnya yang memang akan terus sibuk. Selama menjalin hubungan hampir bisa dikatakan kami sangat jarang pergi berkencan mengingat kesibukannya. Namun walaupun tidak berkencan aku juga sudah sangat bahagia saat kami menghabiskan waktu untuk berkerja, bagiku melihatnya yang sedang serius melakukan perkerjaannya terlihat sangat tampan dan berkharisma.

            Dia memang sosok yang sangat irit berbicara dan terlihat tidak peduli dengan semua yang ada disekelilingnya. Namun itu tidak membuatnya buruk dimataku, bagiku dia adalah sosok sempurna. Satu hal yang membuatnya semakin kagum dengan suamiku adalah Liam adalah sosok yang dermwan tidak sungkan menyumbang untuk anak-anak yang kurang beruntung ataupun karyawannya sehingga dia adalah pemimpin yang dicintai.

***

            Liam sudah tiga hari pergi keluar kota bersama dengan Toni yang menjabat sebagai tangan kanan Liam. Aku sudah mengenal Toni semenjak aku berkerja sebagai sebagai sektretaris Liam. Toni sangat berbeda dengan Liam, jika Liam adalah sosok yang tidak banyak bicara namun Toni adalah sosok yang selalu membicarakan segala hal. Dia akan selalu baik dan cepat akrab kepada orang-orang yang baru dikenalnya.

Friendly,

itu adalah kata yang cocok untuk mengambar kan ke pribadiannya. Memiliki wajah yang tampan dan juga tubuh yang atletis serta kepribadian yang menyenangkan merupakan idaman para wanita dan tentu saja Toni adalah sosok yang mapan diusianya yang telah menginjak kepala tiga, namun masih belum memutuskan untuk mencari pasangan. Mungkin karena dia adalah sosok yang ramah dia mudah untuk mendapatkan wanita-wanita yang bersedia menghangatkan ranjangnnya tampa hubungan.

            Liam dan Toni memang sering pergi berdua untuk urusan bisnis. Dan dari yang dikatakan Toni adalah mereka akan pulang hari ini dari meninjau pabrik anggur dari luar kota yang mengalami kebocoran dan merugikan perusahan cukup besar. Mereka curiga ada unsur kesenggajaan dalam kecelakaan itu hingga terjadinya kebocoran.

           

Aku sudah pulang dari kantor sejak dua jam yang lalu, dan memutuskan untuk memasak makan malam karena Liam akan datang sebelum makan malam nanti. Hari ini aku ingin membuatkan makanan kesukaan Liam. Di manshion memang memiliki beberapa maid dan penjaga namun jika sedang tidak sibuk aku lebih suka membuat makanan untuk kami sendiri. karena aku merasa terkadang masakan maid dan masakan berbeda. Masakan maid enak bahkan cenderung lebih enak namun terkadang aku lebih suka memakan masakanku sendiri dan Liam tidak keberatan dengan selera masakan ku. Menurut Liam masakan ku cukup enak karena dibuat dengan hati. Ya dia tidak memujiku dengan berlebihan namun aku tahu bahwa dia menyukai masakanku dari dia yang menghabiskan makanan yang ku buat itu sudah cukup.

            Pernikahanku selama dua tahun ini terasa berjalan indah dengan perdebatan-perdebatan kecil yang terkadang menghiasinya namun itu terasa wajar mengingat kami adalah dua orang yang terus berusaha untuk menjalani kehidupan pernikahan agar berjalan dengan baik. Liam adalah lelaki yang dapat menjaga perasaan ku sebagai seorang istri dan wanita dia selalu bersikap gentle dan sopan. Dia akan selalu bersikap seolah-olah aku adalah wanita satu-satu didalam hidupnya dan tidak akan tergantikan dan dengan sopan menolak wanita-wanita yang berusaha untuk mengodanya.

            Liam adalah sosok sempurna dalam hidupku, dia mngajarkan bahwa pasangan harus saling percaya dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan. Untuk itu aku menyakini dia tidak akan melihat ke wanita lain dan dia juga telah memberikan kepercayaan untukku yang harus kujaga. Karena bagi Liam adanya pengkhiatan itu ada akhir dari sebuah hubungan. Dengan bermodalkan prinsip itu aku selalu percaya dengan kesetiaannya walau terkadang hatiku cemburu karena beberapa wanita atau anak rekan kerja atau rekan kerja Liam sendiri jelas menunjuk kan ketertarikan kepadanya.

            Namun Liam akan dapat menenangkan hatiku yang cemburu dengan kelembutannya. Liam tidak segan memeluk dengan mesra saat menghadiri pesta yang diadakan oleh para kolega bisnisnya. Jika ada yang berusaha untuk mengodanya di acara-acara yang sedang dihadirinya maka dia dengan sopan akan menghindar atau Liam dengan gentlenya akan mengajak ku berdangsa dan memamerkan bahwa dia telah memiliki pasangan.

            Hal-hal kecil yang dilakukannya selama pernikahan membuatku merasa sangat dicintai dan dihargai. Aku sadar selama pernikahan kami Liam berjuang lebih keras agar  kepercayaan yang aku milikinya terhadapnya tetap terjaga, karena selama ini dialah yang terus mendapat godaan dalam pernikahan namun dia berusaha tetap menjadi lelaki yang setia untukku. Oleh sebab itu aku mulai memberikan kepercayan secara penuh kepdannya karena bagiku dia sudah sangat berusaha menjaga kesetiannya dan itu patut dihargai. Aku tidak mau menjadi pasangan yang toxic  dalam hubungan dengan sikap cemburuku dan membuat itu menjadi beban baginya.

Tbc..