Share

Dinner

         Seminggu berlalu sejak Joly menemukan kartu member milik Liam dari sebuah klub kenamaan di kota Italy. Dua hari setelah Joly menemukan kartu itu Liam pernah bertanya kepadanya apakah ia menemukan sebuah kartu setelah ia pulang dari luar kota, namun Joly berkata dia tidak menemukan kartu apapun dan menanyakan apakah kartunya sangat penting dan Liam sangat membutuhkannya.

            Liam hanya menjawab bahwa kartu itu cukup penting namun ia akan mendapatkan nya lagi. Joly tidak mengatakan bahwa ia menyimpan kartu itu kepadanya dan sejak saat itu Joly menjadi sosok yang lebih pendiam dari biasanya ia bersikap. 

Joly terus memikirkan kartu yang Liam miliki, Apakah hanya untuk kepentingan bisnis? Apakah Liam sering menghabiskan waktu di night club itu?  Kenapa bukan klub yang lain? yang memiliki fasilitas yang lebih baik dari klub itu. Semua  pikiran-pikiran itu terus berkeliaran dipikiran Joly sehingga membuatnya menjadi lebih sering berdiam diri.

                                                                ***

            Malam ini Liam membawa Joly untuk makan malam di luar. Liam bilang ia ingin makan ditempat mereka kencan pertama dulu, sebuah restoran yang menyajikan menu utama dengan pasta. Joly tidak menolak ajakan Liam malam ini karena itu akan membuat Liam merasa aneh terhadap sikapnya

            Setelah bersiap-siap menggunakan gaun berwarna hitam yang menutupi semua kulitnya namun menapilkan lekuk tubuh dengan sempurna Joly keluar dari kamar dan mendapati Liam yang sudah menunggunya dengan duduk di sopa sambil menonton televisi.

            Liam menoleh saat menyadari Joly yang telah siap dan terlihat cantik malam ini,seperti biasanya yang selalu cantik.

            Liam berdiri lalu berjalan mendekati Joly dan menarik ppinggang wanita itu untuk semakin mendekatkan tubuh kedua.” Kau sangat cantik Honey.” Puji Liam kepada Joly dengan menatap wajah wanita yang menjadi istrinya.

            Joly melihat dengan tersenyum kepada Liam yang juga tersenyum kepadanya.”Thank you.” Jawab Joly sedikit malu dengan tatapan intens Liam kepadanya.

            “Baiklah, jika kau sudah siap mari kita pergi!” ajak Liam.

Liam melepaskan pelukannya kepada Joly kemudian membalikkan badannya dan tidak lupa memberikan tangannya agar Joly bisa mengegngamnya. Mereka berdua keluar dari apartemen lalu menaiki lift pribadi yang akan langsung mengantarkan mereka ke basemant gedung tempat mobil sudah menunggu.

                                                            ***

Awalnya Joly mengira ini hanya akan jadi makan malam biasa seperti biasa mereka lakukan. Ternyata ini adalah makan malam romantis yang Liam rencanakan. Banyak kejutan yang Liam berikan kepada Joly. Dimulai dari satu ikat bunga mawar merah kesukaan Joly, di lanjutkan dengan persembahan musik klasik dari panggung dan yang terakhir Liam memberikannya sebuah kalung berlian yang sangat indah.

“Apa ka menyukainya?” tanya Liam.

“Ya, aku sangat menyukainya!” jawab Joly bahagia.

“Syukurlah, aku harap kau bersenang-senang malam ini. Karena akhir-akhir ini kau menjadi sedikit pendiam.” Jawab Liam.

Deg! Jantung Joly berdetak dengan cepat setelah mendengar perkataan Liam kepadanya. Itulah Liam lelaki yang sangat sulit untuk Joly kelabui. Joly kekmbali memasang wajah manisnya dan tersenyum kepada Liam menyembunyikan keterkejutannya.

“Maafkan aku.” Ujar Joly dan tangannya bergerak untuk mengengam tangan Liam yang ada di atas meja. “Aku hanya sedikit lelah dengan pekerjaanku, maafkan aku karena itu menganggumu.” Jelas Joly mencoba memberikan alasan kepada Liam yang masih menatapnya.

Liam meletakkan gelas wine yang ia minum dengan pelan. “Jika kau merasa lelah kau tau bisa mengambil liburmu.” Terang Liam mengengam tangan Joly yang masih memegang tangannya.

“Itu tidak perlu, aku akan baik-baik saja setelah ini.” Jawab Ashlyn tidak ingin agar ia libur dari kantornya.

Honey! kau tau aku tidak pernah memaksa mu untuk berkerja bukan, jika kau merasa lelah kau bisa beristirahat.” Ujar Liam.

“Aku tahu, aku hanya sedikit lelah. Jika aku meniginginkan libur, aku akan mengambilnya. Tapi bukan sekarang waktunya.” Joly masih berusaha merayu Liam agar tidak memaksanya mengambil libur. Alasan yang ia berikan menjadi bumerang untuknya sendiri, joly harus lebih berhati-hati untuk memberikan alasan kepada Liam.

“Hm.. baiklah!” jawab Liam tidak egitu menyukai keputusan Joly.

Walaupun Liam tidak begitu mendukung keputusannya untuk tidak mengambil libur, setidaknya Joly dapat bernafas lega karena Liam tidak memaksanya untuk mengambil libur.

Honey, Setelah ini kita kemana?” tanya Joly.

“Hm.. kau bisa memilih temapat yang ingin kau kunjungi.” Ujar Liam.

“Aku ingin pulang.” Jawab Ashlyn.

“Benarkah!” tanya Liam memastikan.

Joly hanya mengangguk sebagai respon terhadap pertanyaan Liam. Melihat itu Liam mengerti dan mengajak Joly untuk meninggalkan restoran tersebut dan pulang menuju apartemen mereka.

                        ***

         Joly sedang memberikan perawatan kewajahnya di depan cermin hias miliknya, saat melihat Liam yang berdiri dibelakangnya. Joly tahu ia sudah tidak bisa lari lagi dari kewajibannya malam ini setelah beberapa hari belakangan selalu menghindar terhadap Liam. Jika semakin jauh ia menghindar Liam akan benar-benar akan semakin curiganya.

            “Apa kau lelah?” Liam memberikan pijitan ringan di bahu Joly sehingga menimbulkan efek yang menenangkan bagi Joly.

            Joly hanya mengeleng dan tersenyum menatap pantulan Liam dari cermin yang ada di depannya begitu pula Liam yang melihat Joly dari pantulan cermin di depannya.

            “Apa kau yakin?” tanya Liam sekali lagi memastikan keadaan Joly karena sudah semenjak ia pulang dari luar kota terakhir kali Joly seperti lebih pendiam menjaga jarak dari Liam.

            “Ya aku sangat lelah, aku tidak percaya dan merasa tertekan selama seminggu ini. Aku merasa penuh curiga kepadamu dan merasa bersalah karena takut ini hanya pikiran burukku.” Batin Joly.

            Joly berdiri dan menghadap kepada Liam, meletakkan kedua tangannya dibahu lelaki itu. “Tidak, Aku tidak lelah. Maafkan aku beberapa hari ini aku bersikap kurang baik di depanmu.” Jawab Ashlyn dengan tersenyum.

            Liam memegang pinggang Joly dan menunduk untuk menatap keseriusan di wajah wanita itu, perbedaan tinggi yang cukup signifikan membuat diantara keduanya membuat Liam menunduk untuk mengecup Bibir  Joly.

            “Kalau begitu puaskan aku malam ini.” Bisik Liam di telinga Joly.

Joly mengangguk malu atas perkataan Liam kepadanya, walaupun sudah menjadi suami istri yang cukup lama namun Liam sangat jarang menggunakan kata-kata untuk meminta haknya dan terkadang Jolylah yang lebih dulu menggoda lelaki itu.

            Ciuman yang Liam berikan semakin panas setiap menitnya, tampa sadar Joly telah berbaring si tempat tidur mereka dengan Liam yang ada di atasnya. Liam menatap Joly dengan tatapan yang mulai bergairah.

            Joly menelan ludahnya melihat Liam yang terlihat lebih bersemangat dari malam-malam yang telah mereka lalui. Joly memejamkan matanya saat Liam mengecup keningnya lalu beralih ke kedua buah matanya dan ke seluruh bagian wajahnya, yang di kecup lembut oleh Liam.

            “ Aku merindukanmu!”. Ujar Liam lalu memulai apa yang telah ditahannya beberapa hari ini tampa menunggu jawaban dari wanita di bawahnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status