Share

Bad Party

Joly

mengerjabkan matanya dan mulai fokus melihat cahaya yang masuk dari jendela yang ada dibalkon kamarnya dan Liam. Joly masih berusaha untuk mengatur nyawanya setelah bangun dari tidur dan menemukan ia bangun sendirian hanya menggunakan selimut dan tampa ada Liam di sampingnya.

Joly meraih handphonenya yang ada di atas nakas dan melihat sebuah notifikasi masuk dari salah satu aplikasi pesan miliknya, yang ternyata dari Liam.

Honey, aku pergi bekerja dulu. Aku tidak membangunkanmu karena kau tidur dengan sangat nyenyak dan nikmati liburanmu aku sudah mengambilkan libur untukmu selama seminggu.” Tulis Liam di kirimnya.

Shit! seminggu itu sangat lama.” Kesal Joly lalu langsung menghubungi Liam melalui Handphonenya. Terdengar dari ujung sana sebuah sambungan yang sudah terhubung Joly menunggu beberapa saat sebelum mendengar suara lelaki yang telah seenaknya mengambil libur untuknya.

Halo...” Suara Liam dari handphone digengaman Joly.

Honey aku tidak ingin libur!” Ujar Joly cepat saat Liam menjawab panggilannya.

Honey, tidak ada bantahan kau akan libur selama seminggu. Aku tidak ingin kau lelah.” Ujar Liam.

“Aku pikir kita telah membicarakannya semalam.” Ujar Joly kepada Liam yang telah mengambil libur utuknya tampa seijinnya, bolehkan Joly merasa kesal akan tindakan suaminya. Walaupun suaminya adalah pemegang saham di perusahaan namun Joly tetap berkerja dengan sungguh-sungguh.

Aku berubah pikiran.” Ujar Liam santai.

“Kenapa berubah pikiran?” tanya Joly menahan emosi sedikit kesal, agar tidak meledak setelah akhir-akhir ini moodnya sering sekali berubah.

Kau tau sekarang jam berapa?” suara Liam tetap tenang dari ujung sana.

Joly menoleh ke samping untuk melihat sekarang jam berapa, dan Joly sangat terkejut saat mengetahui sekarang sudah hampir siang. Joly bangun pukul sepuluh lewat hampir pukul setengah sebelas siang.

“Pukul...”

Kau tahu sekarang pukul berapakan, aku sudah menunggu selama satu jam untuk memberikanmu kesempatan untuk tidak mengambil libur. Namun kau terlambat bangun dan waktu telah habis sejak satu jam yang lalu.” Jelas Liam.

Honey, tapi aku tidak ingin libur.” Joly masih berusaha merayu Liam agar berubah pikiran.

Honey, kau tahu sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Sudah jelas kau kelelahan ambil liburanmu dan beristirahatlah.” Perintah Liam.

“Aku tidak kelelahan!” bantah Joly.

Honey sudah jelas kau sangat kelelahan hingga baru bangun sekarang.” Bantah Liam.

“Itu karena kau yang terlalu ganas tadi malam!” teriak Joly mulai kesal dan mulai malu saat menyadari ucapannya.

Liam terkekeh mendengar pengakuan yang diberikan Joly kepadanya.

“Jangan tertawa!” ujar Joly menahan malu.

Liam semakin terkekeh saat mendengar suara Joly yang terdengar merajuk kepadany. “Kau tahu honey,kau membuatku ingin pulang sekarang dan melakukannya lagi denganmu.” Jawab Liam frontal.

Joly yang mendengar berbicara seperti menjadi sedikit salah tingkah, karena tidak biasanya Liam melakukan hal ini. “Kau sangat mesum akhir-akhir ini.” Ujar Joly.

Khe khe khe benarkah? Apa kau menyukainya?” tanya Liam dengan nada mengoda.

“Tidak!” jawab Joly tegas berusaha menyembunyikan hatinya yang berdetak kencang.

Aku tahu kau menyukainya.” Liam dengan percaya diri menyatakan keyakinannya.

“Anda sangat percaya diri tuan!” ujar Liam.

Tentu saja, oleh sebab itu aku dapat membuatmu puas dengan baik nyonya Lington.” Ujar Liam menyeringai dibalik sambungan telephone itu.

“Sepertinya kepalamu terbentur saat diluar kota honey, apakah kita perlu ke dokter? Kau juga harus mengambil libur sepertiku.” Seringai Joly dari balik handhone.

Seringai Liam menghilang saat mendengar perkataan istrinya. “Jangan bermain-main denganku honey. Istitirahatlah aku akan bertemu klien sekarang.” Jawab Liam terdengar datar.

“Kenapa honey? Apakah kau sedikit pusing?” tanya Joly terkekeh  mengejek Liam.

Apakah kau sekarang suka bermain-main honey? Kalau kau memang menyukainya aku akan melakukannya. Tunggulah aku pulang.” Lalu Liam menutup sambungan telephone.

“Halo! Halo!” Joly melihat layar handphonenya dan ternayata panggilan tersebut sudah diputus oleh Liam.

“Liam..!” teriak Joly kesal karena Liam tetap tidak mengijinkannya untuk berkerja.

                                                ***

Joly mengambil beberapa potong buah dan memakannya dengan pelan, lalu mengambil posisi ke tempat yang tidak terlalu ramai agar bisa nyaman menyantap makanannya dengan nyaman. Sudah lima belas  menit Joly berdiri dan buah yang ia ambil telah berganti dengan segelas anggur merah.

Liam, entah kemana perginya lelaki itu. Liam tibatiba mengirimkan sebuah gaun kepadanya dan mengatakan mereka kan menghadiri pesta. Dan di sinilah akhirnya Joly berdiri sendirian karena pergi meninggalkan lelaki itu utnuk ke toilet. Joly sudah memperhatikan tamu-tamu yang ada di depannya namun tidak melihat keberadaan suaminya.

“Nona... aku rasa kau butuh teman.” Ujar seorang lelaki yang beridiri disamping Joly entah sejak kapan. Joly tidak begitu mempedulikannya, entah siapa yang mulai di rayunya.

“Nona perhatikan wajahmu, kenapa kau memasang wajah seperti itu”.ujarnya terkekeh. Membuatku semakin binggung apakah lelaki ini berbicara kepadaku. Aku menoleh ke arah belakang memastikan lelaki itu menatap atau tidak dan ternyata tidak ada orang lain di sini selain kami berdua.

Sorry?” jawab Joly binggung dan berusaha bersikap sopan.

“Wajahmu, sangat lucu dan membuatku ingin tertawa” ujarnya lagi.

sorry sir... apakah anda berbicara kepadaku?” tanya Joly menyakinkan diri

“Hahaha... Tentu saja aku bicara denganmu. Tidak ada orang lain di sini.” Ujar lelaki itu

Sorry...tapi apakah kita saling kenal?” Tanya Joly menyindir lelaki yang dengan tidak tahu malu berbicara seenaknya kepadanya.

“hahaha kita belum saling kenal. Tapi kita pernah bertemu sebelumnya” ujar nya dengan santai.

Joly memperhatikan lelaki yang ada di depannya dan berusaha mengingatnya namun tidak menemukannya dalam daftar pertemanannya ataupun termasuk orang prnting yang harus diingat dalam hidupnya.

“kau melupakanku? apakah kau melupakan lelaki setampan aku” Tanyanya dengan percaya percaya diri.

“permisi tuan, jika tidak ada yang penting aku akan pergi.” Hindar Joly tidak ingin berbicara dengan lelaki itu.

“heei... tuggu kenapa buru-buru, kau benar-benar melupakanku? Kita pernah bertemu sebelumnya di sebuah cafe. Kau menatapku saat aku makan ice cream. Itu baru kemarin lusa dan kau sudah melupakanku.” Ujarnya melebih-lebihkan agar terlihat perlu dikasihani.

Aku memutar kembali memoriku saat pergi berjalan-jalan dua hari yang lalu dan melihat lelaki bersama keluarga kecil dan membuat aku ditertawakan.

sial, lelaki ini baru berjumpa sudah membuatku malu dan pertemuan kedua juga membuatku seperti wanita tua yang pikun.” Batin Joly.

“kau mengingatkukan,hahaha. Aku Alexander dan siapakah

nona cantik ini?” Tanya lelaki yang menyebut namanya adalah Alexander.

“Jocelyn.” Jawab Joly datar.

“Ah...Nama yang sangat cantik, kalau begitu bisakah kita saling lebih mengenal?” ujarnya frontal.

“Ah..sayang sekali tuan.Anda datang sangat terlambat. Sudah ada yang mengajakku untuk kenal dan lebih dekat.” Ujar Joly sinis.

“Ah...sayang sekali kalau begitu nona, tapi itu tidak akan menbuatku mundur.” Ujarnya mengulang perkataan Joly.

“Sayang sekali saya tidak tertarik dengan tawaran anda, Permisi!” ujar Joly kesal dan pergi meninggalkan lelaki itu saat melihat suaminya Liam.

“Liam, aku mencarimu! Dari mana?” Tanya ku dengan nada manja, yang sengaja ku buat agak keras

Sorry honey, aku ada sedikit urusan dengan Toni.” jawab Liam dan mulai meletak kan tangannya di belakangku lagi.

“Aku lelah bisakah kita pulang?” tanya Joly kepada Liam.

“Apakah Kau minum banyak honey?” tanya Liam sedikit terdengar dingin di telinga Joly.

“Tidak, aku hanya minum beberapa namun sepertinya aku sedikit pusing.” Joly memberi alasan.

“Baiklah, kita pulang sekarang.” Ujar liam.

Tbc

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status