Share

Other Side

Liam memandangi wajah tidur Joly yang lelap tertidur disampingnya. Liam merasakan semenjak ia pulang dari luar kota seminngu yang lalu Joly sedikit lebih pendiam kepadanya. Wanita itu yang biasanya selalu manja dan banyak bicara kepadanya menjadi aneh dan lebih suka melamun.

Liam tidak tahu apa yang terjadi kepada Joly selama ia pergi keluar kota, namun sikap Joly yang sekarang sedikit menganggunya. Liam kembali memangi wanita itu. Wanita yang manis dan juga polos saat ia baru mengenalnya. Kesempatan yang dimanfaatkan dengan baik oleh Liam untuk membawanya dikehidupannya.

Saat pertama melihat wanita yang tidur di sampingnya di pinggir jalan menuju rumahnya saat Liam akan pulang dari bekerja,wanita itu berdiri dipinggir jalan sedang menunggu bus yang akan datang untuk membawanya ke tujuan, dengan menggunakan pakaian kantoran dan membawa berkas-berkas ditangannya.

Awalnya Liam kehilangan jejak untuk mengetahui identitas wanita itu. Namun suatu hari kebetulan atau itu takdir kembali berpihak kepadanya. Pertemuan kedua di sebuah taman kota membawanya melihat wanita itu sedang duduk dengan raut lelah dan masih dengan tumpukan berkas ditangannya. Kesempatan kedua itu dimanfaatkan oleh Liam dengan baik untuk mencari identitas wanita itu.

Liam mengikuti wanita itu dan melihatnya memasuki sebuah kantor kecil yang tidak begitu jauh dari taman. Seminggu setelah kejadian itu semua data yang Liam inginkan sudah berada di mejanya dengan lengkap berkat kerja keras dari detektive yang ia sewa untuk menyelidiki wanita itu.

Namanya Jocelyn Cele Winds seorang gadis yatim piatu yang hidup dan dibesarkan di sebuah panti asuhan. Menyelesaikan pendidikan dengan cara bersekolah di sekolah khusus untuk putri lalu melanjutkan pendidikan kesebuah perguruan tinggi khusus putri dan tinggal di asrama kampus selama menempuh pendidikan. Untuk memenuhi kebutuhannya Joly berkerja paru waktu dan masih mendapatkan bantuan dana dari pihak kampus dan pemerintah.

Dengan bermodalkan informasi yang ia miliki Liam mengatur rencana untuk membawa wanita itu masuk di kehidupannya. Dimulai dari membuat wanita itu kehilangan perkerjaan dan berakhir dengan berkerja di bawah kepemimpinannya. Liam sudah mengatur dan membuat rencana agar wanita itu selalu di sampinngya.

“Kau akan selalu bersamaku dan akan aman bersamaku.” Gumam Liam lalu mengecup kening Joly lembut.

                                                             ***

Joly menatap layar notebook miliknya yang menampilkan berbagai informasi mengenai klub malam yang dikunjungi oleh suaminya. Rasa penasaran dan ingin tahu tentang suaminya membuat Joly menyelidiki suaminya sendiri akhir-akhir ini. Joly bukanlah seorang yang sangat posesif dengan suaminya sehingga melarangnya untuk datang kesebuah klub malam.

Joly tahu perkerjaan suaminya yang terkadang juga membuat janji temu disebuah klub malam, Liam akan datang  sebagai tamu untuk menemui klien. Hal itu merupakan hal biasa sejak dulu. Tapi apakah harus memiliki kartu anggota VVIP untuk menemui seorang klien. Bukankah jika kau mempunyai keanggotan VVIP tandanya kau sering menghabiskan waktu disana.

  Joly benar-benar tidak mempermasalahkan Liam yang akan datang ke klub malam, hanya saja kenapa harus klub itu. Klub yang mempunyai kenangan  buruk untuknya. Joly membaca tulisan dilayar dekstopnya yang menampilkan informasi bahwa tepat saat Liam pergi keluar kota bersama Toni, klub itu mengadakan pesta besaran-besaran untuk orang-orang yang memiliki kelainan seksual.

Tentu saja itu bukan hanya pesta biasa dengan minum-minum dan berdansa, namun dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan dan pertunjukan-pertunjukan yang membuat mual terhadap orang-orang yang tidak termasuk ke dalam dunia itu. Sex bebas bahkan sangat bebas karena semua yang hadir bebas melakukan apapun tampa larangan.

Joly tidak ingin mengingat kejadian yang menimpanya dulu dan menimbulkan trauma kepadanya. Hal itu masih meninggalkan bekas dalam ingatan Joly.

“Liam, sebenarnya apa yang kau lakukan disana? Kau masih milikku kan?” gumam Joly gelisah. Hal inilah yang menyebabkan Joly menjadi lebih pendiam dan juga sedikit tertekan. Joly takut apa ayang ia pikirkan menjadi sebuah kenyataan. Cukup lama Joly terdiam di depan layar yang menampilkan informasi-informasi yang semakin membuat Joly bimbang.

Menatap jam yang berada dinakas samping tempat tidurnya yang telah menunjukan waktu pulang kantor, joly menutup layar Notebooknya setelah menghapus semua riwayat pencarian dan hal-hal lain yang dapat menjadi bukti bahwa ia sedang mencari tahu tentang suaminya sendiri. Jika hal ini sampai diketahui oleh lelaki itu Joly yakin ia akan marah besar kepadanya.

Namun joly benar-benar tidak bisa mengabaikan saja kepemilikan kartu itu oleh Liam.

Maafkan aku Liam, sekali ini saja aku ingin membuktikan bahwa aku salah tentangmu kau adalah lelaki terbaik dalam hidupku.” Batin Joly.

                                                                  ***

Alex memeriksa setiap laporan yang masuk kepadanya dengan teliti, perkerjaan sebagai seroang CEO yang menjalankan bisnis keluarga membuatnya  selalu sibuk. Lelaki 33 tahun itu lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor dibanding melakukan kegiatan yang disukainya selama ini yaitu menghabiskan waktu bermain-main bersama wanita dan mengunjungi berbagai klub malam. Dan tidak lupa kesukaannya melakukan perjalanan hanya untuk menghindar dari tugasnya.

Namun sejak tiga tahun lalu waktunya selalu habis dikantor dengan berkas-berkas perjanjian kerjasama. Semua ini terjadi karena ayahnya terkena serangan jantung saat mendapat kabar ia membuat kegaduhan dengan menghamili seorang teman kencannya. Dan meminta pertangung jawaban kepada keluarganya secara material.

Alex memang suka bermain-main dengan berbagai wanita, namun ia selalu bermain aman. Saat wanita itu mengaku sedang hamil anaknya ia tidak langsung mempercayainya. Namun berbeda dengan ayahnya yang sudah sangat kesal dengan sikap tidak bertanggung jawabnya membuat ia terkena serangan jantung dan dokter memintanya untuk beristirahat total. Ternyata ayahnya memang sudah mempunyai penyakit itu cukup lama namun ia tidak mengetahuinya.

Saat itu ayahnya dan ibunya memaksanya untuk menikahi wanita itu dan belajar untuk hidup dengan bertanggung  jawab, tentu saja Alex menolak dengan keras hal itu karena ia yakin wanita itu hanya berbohong. Namun hal itu ternyata membuat kondidi ayahnya semakin memburuk karena menilainya semakin tidak bertanggung jawab.

Puncaknya  adalah ketika ibunya yang memohon kepadanya untuk memperbaiki segalanya jika memang wanita itu tidak mengandung anaknya. Dengan berlinang air mata saat menemuinya di apartemen pribadi miliknya setelah pertengkaran dengan ayah ibunya yang selalu menuruti kemauannya meminta untuk membuktikannya kebenarannya. Alex masih ingat dengan jelas perkataan ibunya tiga tahun yang lalu kepadanya dengan jelas.

Flasback

Mommy tidak tahu kebenaran yang sesungguhnya, apa yang terjadi diantara kau dan wanita itu. Jika memang bayi itu bukan milikmu maka buktikan namun jika bayi itu milikmu bertanggung jawablah. Mommy dan daddymu memang memintamu untuk menikah dan memberikan cucu kepada kami namun kami juga tidak memaksamu untuk menikah dengan cepat. Kau selalu menghabiskan waktumu bersama teman-teman pestamu dan jarang menemui kami, padahal kami sangat merindukan mu. Kau anak kami satu-satunya kami semakin menua. Bisakah kau sedikit meluangkan waktu untuk kami di antara banyaknya waktu yang kau berikan kepada teman-temanmu.” Ujar Mommynya sedih.

Itu adalah kalimat nasehat terpanjang yang ibunya berikan kepadanya. Alex merenungkan semua perkataan ibunya, setelah dua hari ia memutuskan untuk membuktikan bahwa bayi itu bukan miliknya dan memutuskan untuk mulai berkerja di perusahaan bersama ayahnya sehinga satu tahun yang lalu resmi mengantikan posisi ayahnya.

Dan jangan lupakan wanita yang telah berani bermain-main bersamanya mencoba mencari keuntungan tentu saja Alex memberikan pelajaran yang tidak akan bisa dilupakan wanita itu seumur hidupnya karena berani mengusik Alex. Tentu saja Alex sedikit berterimakasih dengan wanita itu karena merubah hidupnya menjadi lebih bertanggung jawab menurut kedua oran tuanya, walaupun ia masih sering bermain-main namun tidak meninggalkan perkerjaan seperti dulu.

Terdengar suara pintu ruangan kerja Alex di ketuk dari luar. “Masuk!” jawab Alex datar.

Seoarang lelaki berpakaian casual dengan Hoodie berwarna kuning cerah , topi hitam yang menututupi kepalanya, sebuah Headphone yang mengantung dilehernya dan juga tas ransel yang hanya digantungkan dibahu kirinya memasuki ruangan Alex dengan santai seolah memang sudah terbiasa datang keruangan tersebut.

“Ada apa ?” Tanya Alex tampa mengalihkan pandangannya dari berkas yang ia baca.

Lelaki itu  meletakkan map coklat di atas meja Alex. “ aku hanya mengantarkan ini!” ujar lelaki itu.

Alex mengambil map yang diletakkan di mejanya lalu membuka map tersebut membaca hasil dari penyelidikan yang telah dilakukan lelaki yang masih berdiri di depan mejanya.

“Ternyata dia Suamimu...” Gumam Alex.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ibu Heni
kenapa ga nanya langsung ma Liam sihh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status