Suara tembakan terdengar sangat jelas dari dalam rumah yang Joly tinggali, suasana yang tadinya tenang berubah menjadi begitu mencekam. Penjaga-penjaga yang berjaga satu persatu runtuh menyebabkan keberadaan Joly dan Leon semakin terancam.
“Leon…” Panggil Joly ketakutan.
“Tenanglah Joly…kau sebaiknya ke kamarmu dan kunci semua pintu dan jendela.” Ucap Leon.
“Tidak! Aku tidak akan kemanapun.” Bantah Joly.
“Joly! Tenangkan dirimu…pergilah bersembunyi.” Perintah Leon.
“Lalu kau mau kemana?!” Tanya Joly panic.
“Aku akan berusaha menghambat mereka sampai bantuan datang.” Jelas Leon.
“Leon…Hiks..hiks…hiks aku takut…” tangis Joly.
“Sssttt….,tenanglah semua akan baik-baik saja. Sekarang pergilah bersembunyi. Berhati-hatilah jangan keluar sampai aku menjemputmu.” Ucap Leon.
“Hiks&h
Desigan suara mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi membelah anginmalam di jalan sepi menuju pinggir kota, suasana gelap dan jalan yang berbelok tidak membuat Liam mengurangi kecepatan mobil yang ia kendarai.Rasa khawatir atas Joly membuatnya tidak berpikir dua kali untuk menginjak pedal gas mobil yang di kendarainya. Bagi Liam sendiri hal terpenting sekarang adalah sampai ke tempat Joly secepat mungkin.Sejak melihat bagaimana wajah Alex yang tergesa-gesa ingin segera meninggalkan ruangan tersebut, tampa memperdulikan keberadaan ayahnya yang merupakan sosok yang selalu ia hormati membuat Liam mempunyai firasat buruk yang tidak bisa ia kendalikan.Firasat buruk yang menghantuinya akhir-akhir ini, sejak hubungannya dan Toni menjadi sangat buruk.Liam menginjak pedal gas mobilnya lebih kuat, dan dengan tekat yang kuat ia ingin segera menemnui keberadaan wanita tercintanya dan berharap semua baik-baik saja.“Aku bersumpah akan sel
Namaku Jocelyn Cele Lington, aku adalah adalah seorang wanita yang sudah menikah. Suamiku Liam Vyle Lington adalah seorang pemilk pabrik anggur dan memiliki beberapa perkebunan anggur warisan keluarga. Kami telah menikah selama dua tahun setelah menjalin hubungan selama setahun. Kami menikah di usiaku yang menginjak dua puluh enam tahun dan Liam yang berusia 29 tahun. Suamiku adalah bosku pada saat itu, awalnya memang terasa sulit menjalani hubungan antara atasan dan bawahan
Joly telah selesai menyiapkan makan malam untuk Liam, karena suaminya akan pulang malam ini. Sembari menunggu Liam pulang Ashlyn memutuskan untuk menonton acara komedi di televisi. Setelah menghabiskan selama dua jam di depan televisi Ashlyn mendengar langkah kaki yang mendekat ke ruangan tempat ia menonton.Joly melihat kebelakang dan menemukan Liam yang berjalan masuk.
Seminggu berlalu sejak Joly menemukan kartu member milik Liam dari sebuah klub kenamaan di kota Italy. Dua hari setelah Joly menemukan kartu itu Liam pernah bertanya kepadanya apakah ia menemukan sebuah kartu setelah ia pulang dari luar kota, namun Joly berkata dia tidak menemukan kartu apapun dan menanyakan apakah kartunya sangat penting dan Liam sangat membutuhkannya. Liam hanya menjawab bahwa kartu itu cukup penting namun ia akan mendapatkan nya lagi. Joly t
Joly mengerjabkan matanya dan mulai fokus melihat cahaya yang masuk dari jendela yang ada dibalkon kamarnya dan Liam. Joly masih berusaha untuk mengatur nyawanya setelah bangun dari tidur dan menemukan ia bangun sendirian hanya menggunakan selimut dan tampa ada Liam di sampingnya.Joly meraih handphonenya yang ada di atas nakas dan melihat sebuah notifikasi masuk dari salah satu aplikasi pesan miliknya, yang ternyata dari Liam.
Liam memandangi wajah tidur Joly yang lelap tertidur disampingnya. Liam merasakan semenjak ia pulang dari luar kota seminngu yang lalu Joly sedikit lebih pendiam kepadanya. Wanita itu yang biasanya selalu manja dan banyak bicara kepadanya menjadi aneh dan lebih suka melamun.Liam tidak tahu apa yang terjadi kepada Joly selama ia pergi keluar kota, namun sikap Joly yang sekarang sedikit menganggunya. Liam kembali memangi wanita itu. Wan
Alex mengamati foto yang ada di tangannya seorang wanita muda yang telah bersuami namun sialnya menarik perhatiannya sejak pertama kali bertemu.“Kau akan membakar foto itu dengan tatapamu yang membara itu.” Ejek lelaki muda yang tadi memberikan map itu kepadanya.
Joly memasuki ruangan Liam dengan pelan tampa mengetuk pintu terlebih dahulu. Joly melihat Liam sedang fokus dengan berkas dan layar komputer di depannya. Namun belum sampai Joly ke meja lelaki itu sudah menyadari kedatangannya dan melihat kedatangan joly yang masih berjalan dengan pelan.“Kau sudah sampai.” Sapa Liam dan melepaskan kaca mata yang mengantung di hidunnya mancunngya yang berdiri kokoh.