Share

Chapter 2: LYAN KESHWARI

"Lyan...mau kemana?"

Gadis yang dipanggil Lyan itu menoleh kesal ke arah sahabatnya yang menarik tangannya ketika ia memutuskan untuk segera pergi. Untuk mengubur rasa muaknya.

"Kemana lagi? Ke kantin dong! Aku lapar!"

Ya, kedatangan pria itu, yang ia ketahui bernama Abimana Hattala, seakan langsung menghisap habis energinya dalam pandangan pertama ia kembali melihatnya setelah hampir 8 tahun. Ia pikir ia akan cukup kuat untuk menghadapi takdir yang menyebalkan ini. Ketika pertama kali Deana heboh bercerita padanya bahwa kampus mereka akan kedatangan  dosen baru, bergelar doktor dari NTU di Singapura. Seorang dosen muda dan tampan. Dan berdasarkan  informasi yang diam-diam mereka korek dari kenalan mereka yang bekerja sebagai salah satu staf administrasi yang bekerja di biro rektorat dan akan bertugas untuk menjemputnya langsung di bandara, kak Bima, calon dosen muda cemerlang itu bernama Abimana Hattala.

Efek seakan petir menyambar ketika mendapat kabar yang tak disangka nyatanya bukan hanya  terjadi di sinetron belaka. Ya, dan ia, Lyan Keshwari, juga mengalaminya. Mimpi apa yang lebih buruk ketimbang membayangkan bahwa ia akan bertemu kembali dengan sang pemilik nama yang pernah menorehkan luka dihatinya 8 tahun silam?

Awalnya ia mencoba menguatkan hatinya. Berpikir bahwa waktu 8 tahun kemudian pastilah telah membuatnya baik-baik saja. Pria itu bukan lagi apa-apa baginya. Dan ia akan membuktikannya. Karena itulah dia juga nekat datang, sekaligus mengabulkan keinginan sahabatnya Deana yang juga ingin sekali melihat langsung seperti apa dosen muda baru di kampus mereka pada kedatangan pertamanya. Sepertinya rumor bahwa ia super tampan seperti artis Korea telah menyebar begitu cepat. Karena nyatanya, bukan hanya mereka berdua saja yang tiba ditempat, melainkan hampir sebagian besar spesies yang berlabel mahasiswi di kampus ini, juga berada disini. Hanya untuk melihat langsung sang dosen baru muda dan tampan yang digadang-gadang akan menjadi dosen yang paling difavoritkan di masa depan.

Lalu bagaimana dengan Lyan? Apakah pemikiran awalnya bahwa sejatinya ia telah melupakan pria itu tepat sasaran?

Nyatanya samasekali tidak. Sorot mata dingin nan tajam pria itu justru kembali memperjelas kilasan masa lalu yang sudah hampir ia lupakan.

"Kau suka dengan anak kelas 9 itu? Lyan Keshwari?"

"Yang benar saja? Apa masuk akal kalau orang dewasa seperti aku suka pada bocah ingusan seperti itu? Bisa-bisa aku dianggap ada kelainan!"

"Pedofil maksudmu? Hahahaha...."

"Karena itu, aku hanya mencintaimu saja, A..."

Ctik!

"Lyan! Hey...kau melamun?" 

Lyan terjaga dari lamunannya ketika Deana menjentikkan jarinya dihadapannya. Ia melihat sekeliling. Oh, ia baru sadar. Kini mereka sudah dikantin, dan ia tengah duduk disalah satu bangku. Deana sudah menbawakan beberapa makanan dan meletakkannya dimeja. Ia menyerahkan sepotong brownies ke hadapan Lyan.

"Kok aku dibelikan brownies??" protes Lyan sambil menatap tajam brownies itu. Tangan Deana seketika berhenti. "Lho? Kenapa? Bukannya ini kesukaanmu?" tanyanya tak mengerti. Dan ia semakin tidak mengerti dengan nada protes Lyan yang kali ini terdengar berbeda. Ditambah dengan sorot mata tajamnya pada sepotong brownies yang tak bersalah, sepertinya sahabatnya ini menyimpan kebencian disana.

Tetapi...apa...?

"Lyan...?" tegur Deana pelan, dan hati-hati.

"Ahh...aku...kali ini aku nggak mau brownies!" tukas Lyan, mencoba memperbaiki reaksi dan ekspresi wajahnya sambil menolak keras potongan brownies itu ke arah Deana. Namun tak disangka apa yang dilakukannya barusan justru kian menambah luka. Ketika tanpa disengaja tangannya justru menyenggol jatuh majalah Deana yang secara kebetulan membuka sebuah artikel dengan headline yang mengandung sebuah nama yang sangat familiar.

MENGENAL ANARA ARYASENA: BRAND AMBASSADOR BARU ESTELLA SKINCARE

Ya...nama yang terlalu familiar...

Dan seketika ekor mata Lyan bergerak menatap foto seorang wanita secantik dewi yang dipajang besar di halaman itu. 

Wajah dan nama lain yang juga tidak akan pernah bisa ia lupakan. 

Cukup! Lyan sudah tak tahan lagi ketika menyadari setitik air matanya telah jatuh. Ia beranjak pergi. Untuk sesaat saja, ia ingin melupakan semua ini...

Melupakan ketika brownies pertama buatannya untuk seseorang yang pertamakali mencuri hatinya jatuh begitu saja ketika tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan orang itu dengan seorang wanita, yang ternyata sangat berharga baginya...

"Karena itu, aku hanya mencintaimu saja, Anara..."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status