Share

Tiga

Hana berdiri mematung di depan pagar rumahnya yang sudah karatan. Beberapa bagian besinya nampak kopong dan patah. Gadis itu ragu untuk masuk ke dalam rumah sekarang, alasannya karena sebuah surat yang kini ada digenggaman tangannya . Surat peringatan dari sekolah karena sudah empat bulan Hana belum membayar uang spp sekolah .  

"Permisi, apa benar ini rumah pak Gunawan?"  Sebuah tangan menepuk pundak Hana 

Hana berbalik "benar pak, bapak siapa ya?"  Hana bergidik ngeri melihat laki-laki ini . Tampangnya sangar dengan kacamata hitam dan jaket kulit mengkilatnya, bukan hanya satu tetapi ada lima orang lelaki berpenampilan serupa 

Tanpa menjawab pertanyaan Hana , laki-laki itu langsung membuka paksa pagar rumah Hana diikuti gerombolan dibelakangnya 

Kejadiannya berlangsung cepat ,gerombolan lelaki itu memasuki rumah Hana dan keluar mengangkuti barang-barang perabotan dari dalam rumah 

"Jangan pak, jangan ambil barang-barang kami " pinta ibundanya kepada salah satu lelaki disana 

Tetapi lelaki itu mengacuhkannya , 

"Pak, hanya ini barang-barang kami, apa salah kami ? " Ibundanya bertanya kembali, wanita paruh baya itu berusaha menahan sebuah tivi satu-satunya dengan kedua tangannya 

"Cih,minggir sana. Bilang sama suamimu jangan sok-sokan main judi di tempat kami  jika tidak punya uang"  

Seorang lelaki yang lain memegangi pundak ibunda Hana, 

"Maaf bu, kami hanya menjalankan tugas dari bos, kalau ibu mau protes langsung datangi saja bos kami " 

"Baiklah ambil saja tidak apa-apa " jawab ibunda Hana sambil menghapus air matanya dengan kedua tangannya, ia berusaha tegar di depan anak-anaknya 

"Dimana alamat bos kalian? Aku akan menghampirinya dan menamparnya dengan tanganku ?" Tiba-tiba Hana masuk kedalam rumah dengan sangat emosional 

"Kak Hana pulang..... " Teriak adik Hana  yang paling kecil 

"Hana, kamu jangan bercanda. Sudah tidak apa-apa , barang-barang ini nanti ibu belikan lagi " 

"Memangnya kapan kita bisa punya uang lagi bu?"  Dengus Sita 

Ibundanya tidak bisa menjawab, anak keduanya itu berkata benar. Saat ini ia bahkan tidak punya uang sama sekali di dalam dompetnya . Upah jasa mencucinya belum dibayarkan majikannya 

"Aku ikut kalian ke tempat bos kalian" tantang Hana penuh tekad 

"Kamu serius gadis kecil, bos kami tidak mengenal ampun sedikitpun " 

"Aku serius " jawab Hana 

"Baiklah ayo ikut kami " 

"Hana...... Jangan nak, " 

"Ibu tenang saja, aku akan berusaha semaksimal ku untuk mempertahankan milik kita, doakan Hana ya bu" 

Hana dan gerombolan para pria itu pun pergi menuju kediaman sang bos mereka. Hana duduk  di jok mobil paling belakang berhimpitan dengan barang-barang miliknya sendiri. Ia berusaha menahan kedua tangannya yang gemetaran. 

"Hei nak , kamu kenapa? Apa mau paman turunkan di sini?" Tanya seorang pria yang duduk di jok depan 

"Tidak, kenapa aku harus turun diaini, antarkan saja aku kepada bos kalian" ucap Hana 

"Kau berani sekali gadis kecil , siapa namamu nak?"  Tanya pria itu lagi , ia melepaskan kacamatanya memandangi wajah Hana lebih seksama 

Hana diam tak menjawab 

"Tak mau menjawab? Apa paman terlihat menakutkan?" Tanya lembut pria itu 

Hana mengangkat pandangannya ke arah pria itu tanpa bersuara 

"Dengar gadis kecil, paman akan memberi saran padamu , meskipun hidupmu akan keras kedepannya, kau harus bertahan dan melawan . Tidak harus dengan tengamu tapi lawanlah mereka dengan isi otakmu" jawab paman itu tersenyum  

🥀🥀🥀🥀 

Mereka akhirnya sampai tujuan. Sebuah ruko tua tiga lantai yang terletak di pinggir kota . Dua ruko yang lain tampak kosong tak terawat dengan kaca jendela yang pecah sebagian . 

Hana melihat sekeliling sebelum memasuki ruko itu. Saat masuk kedalam , keadaan di dalam ruangan tidak menyeramkan seperti di luar. Sebuah sofa hitam yang panjang dan meja yang penuh dengan puntung rokok bertebaran disana. Dinding ruangan bercat emas dan guci-guci yang besarnya, sebesar orang dewasa ada di setiap sudut ruangan . 

Seorang wanita dengan gincu tebal dan pakaian yang hampir terbuka turun dari anak tangga 

"Dimana bos?" 

"Lagi ada tamu" jawab wanita itu. Ia memperhatikan Hana dari ujung kepala sampai ujung kaki 

"Siapa gadis ini?" Tanya wanita itu tersenyum 

"Katanya dia mau bicara sama bos" 

Wanita itu tertawa , tawanya memenuhi seisi ruangan sebelum akhirnya mengiyakan 

"Baiklah, ayo ikut aku gadis kecil" 


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status